Pedagang Pasar Mardika, Ambon, Diminta Ikuti Tes Cepat Covid-19
LS (40), pedagang di Pasar Mardika, Kota Ambon, Maluku, meninggal akibat terinfeksi virus korona baru. Para pedagang ataupun orang lain yang pernah terhubung dengan korban diminta jujur dan kooperatif melakukan tes.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Kematian LS (40), pedagang di Pasar Mardika, Kota Ambon, Maluku, akibat terinfeksi virus korona baru mulai ditindaklanjuti Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon. Para pedagang ataupun orang-orang yang terhubung dengan korban diminta jujur dan kooperatif untuk mengikuti tes cepat yang secara massal akan digelar pada Sabtu (9/5/2020).
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon Joy Adriaansz kepada Kompas, Jumat, mengatakan, setelah kematian LS pada Rabu (6/5/2020) malam dan kemudian hasil tes usapnya dinyatakan positif, tim bergerak untuk mendata orang-orang yang pernah terhubung dengan korban. Tim mendatangi tempat korban berjualan di Pasar Mardika dan tempat tinggal korban yang berada tak jauh dari pasar.
Sepanjang Jumat, tim sudah mendata puluhan orang yang diduga terhubungan dengan pelaku. Diharapkan warga yang belum terdata tetapi merasa pernah terhubung dengan LS agar dengan jujur menyampaikan kepada petugas. Kerja sama itu diperlukan untuk memutus mata rantai penularan. ”Besok (juga) akan dilakukan rapid test secara random. Mohon semuanya kooperatif,” kata Joy.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas dari sejumlah petugas, proses penelusuran potensi rantai penularan dari pasien positif Covid-19 di Ambon kerap menghadapi kendala. Banyak orang tidak mau terbuka bahwa pernah terhubung dengan korban. Ada yang mengaku terhubung, tetapi menolak menjalani tes cepat. Ada juga yang memilih kabur dari hadapan petugas.
Sikap tidak kooperatif itu lebih disebabkan oleh pandangan keliru sebagian orang yang menganggap pasien terinfeksi virus korona adalah pembawa aib bagi masyarakat. Penyakit Covid-19 masih dianggap sebagai kutukan dari Tuhan sehingga korban harus dijauhi. Warga di beberapa tempat bahkan menolak jenazah orang yang masih berstatus pasien dalam pengawasan Covid-19.
Penyakit Covid-19 masih dianggap sebagai kutukan dari Tuhan.
Pantauan Kompas, suasana Pasar Mardika tetap ramai kendati hujan mengguyur Ambon sejak Jumat pagi. Lapak jualan LS yang berada dekat pintu masuk Terminal Mardika sudah disingkirkan.
Terminal itu berada di dalam kompleks Pasar Mardika. Kabar meninggalnya LS menjadi perbincangan di kalangan pedagang pasar. LS sebelumnya menjual topi di lapak dan kadang sambil berjalan menawarkannya kepada penumpang di dalam angkutan kota.
Sementara itu, sejumlah pedagang memilih membuka lapak jualan di luar Pasar Mardika. Di Kompleks Valentine, Jalan Jan Paays, berjejer empat pedagang sayur dan bumbu. Mereka memilih pindah dengan alasan menjauh dari zona merah penyebaran virus korona.
Bagi mereka, dengan kondisi pasar yang masih semrawut seperti saat ini, penyebaran virus korona berjalan dengan sangat cepat. Tak ada jarak antarlapak jualan.
Armin (43), pendagang sayur, mengatakan, kematian LS akibat virus korona menyadarkan banyak pedagang pasar yang masih membandel, seperti tidak menjaga jarak atau tidak mengenakan masker. Namun, kematian LS tidak akan menyurutkan mereka untuk tetap berdagang.
”Kalau kami tidak jualan, keluarga kami makan apa? Sekarang saja dagangan sudah sepi. Yang utama, kami harus waspada, jangan sampai pulang bawa virus ke rumah,” katanya.
Warga mengusulkan agar lapak jualan di Pasar Mardika bisa diatur berjarak sebagaimana yang dilakukan salah satu pasar di Provinsi Jawa Tengah. Pengaturan semacam itu dapat memberikan rasa aman bagi pedagang dan juga pembeli.
Dikhawatirkan, jika penyebaran virus korona meluas ke pedagang-pedagang lain, pasar akan sepi. ”Untuk sementara, saya tidak mau beli ikan di Pasar Mardika. Saya langsung ke kampung nelayan,” ujar Stevi Amarduan (18), warga.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Melky Lohi mengingatkan warga agar terus mendisiplinkan diri. Transmisi lokal virus korona yang kini terjadi di Maluku berpotensi mengenai siapa saja.
Hingga Jumat malam, total pasien positif Covid-19 di Maluku sebanyak 32 orang. Dari jumlah itu, 12 orang sembuh dan 2 orang meninggal. Pasein dalam pengawasan sebanyak 27 dan orang dalam pemantauan sebanyak 57.