Banjir Bandang Terjang Empat Kecamatan di OKU Selatan
Banjir bandang menerjang empat kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Jumat (8/5/2020). Akibat kejadian ini, 315 kepala keluarga terdampak. Ketinggian air berkisar 1 meter-1,5 meter.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
MUARA DUA, KOMPAS — Banjir bandang menerjang empat kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Jumat (8/5/2020). Akibat kejadian ini, 315 keluarga terdampak, satu jembatan gantung putus, dan enam rumah rusak karena diterjang banjir.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan Dony Agusta, Jumat (8/5/2020), mengungkapkan, banjir bandang terjadi di Sungai Saka dan meluap hingga ke empat kecamatan. Kecamatan itu adalah Kecamatan Muara Dua, Buana Pemaca, Simpang, dan Sandang Aji.
Sekarang sudah surut, tetapi masih ada rumah yang terendam. (Dony Agusta)
Banjir bandang mulai terjadi pada Kamis (7/5/2020) malam dan dampaknya masih terasa sampai saat ini. Ketinggian air saat itu mencapai 1,5 meter. ”Sekarang sudah surut, tetapi masih ada rumah yang terendam,” kata Dony.
Dampak kerusakan yang ditimbulkan banjir ini cukup besar, bahkan mengakibatkan satu rumah mengalami rusak berat karena roboh dan lima rumah rusak ringan. Satu jembatan gantung di Desa Keban Agung, Kecamatan Kisam Ilir, putus. Jembatan kemungkinan diterjang banjir yang membawa serta material lumpur serta pohon besar.
Bahkan, banjir ini sempat memutus akses dari OKU Selatan ke Kabupaten OKU. Jalan akses sempat terputus, sampai Jumat pagi. Kendaraan tidak bisa lewat sama sekali. Namun, Jumat siang, jalan sudah bisa dilewati karena banjir mulai surut. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Dony memperkirakan banjir bandang yang terjadi kali ini merupakan yang terbesar dalam 40 tahun terakhir. ”Banjir banjar terbesar terjadi pada sekitar tahun 1980-an,” kata Dony.
Melihat kondisi ini, ujar Dony, pihaknya sudah menyiapkan posko pengungsian dan posko kesehatan untuk mengurus warga yang ingin mengungsi. Bantuan logistik dari Dinas Sosial Kabupaten OKU Selatan juga sudah disalurkan ke posko tersebut.
Memutus jembatan
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori menuturkan, selain di OKU Selatan, banjir bandang juga terjadi di Kabupaten OKU Timur. Banjir bandang ini juga memutus jembatan di Jalan Martapura-Belitang, Kecamatan Buay Pemuka Peliung, Kabupaten OKU Timur. ”Kemungkinan ini dampak dari banjir bandang yang ada di OKU Selatan dan merembet ke OKU Timur karena sungai masih satu alur,” kata Ansori.
Ansori menuturkan, potensi banjir sekarang ini cukup tinggi karena Sumsel masih berada di musim hujan. Berdasarkan perkiraan BMKG, Sumsel baru memasuki musim kemarau pada dasarian ketiga Mei. ”Untuk itu, upaya penanganan di lapangan harus terus dioptimalkan, terutama di kawasan yang rawan banjir,” kata Ansori.
Memang saat ini pemerintah tengah fokus menangani permasalahan Covid-19. Namun, permasalahan banjir juga jangan diabaikan karena berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat. Untuk kasus di OKU Selatan dan di OKU Timur, lanjut Ansori, disebabkan adanya aktivitas penebangan di kawasan hulu.
Hal ini dapat dilihat dari banjir yang membawa material lumpur dan batang pohon. Hal ini tentu akan membuat risiko banjir akan semakin besar. Perlu kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga lingkungannya agar kejadian ini tidak selalu berulang.