17 Tenaga Kesehatan di Kalimantan Barat Positif Covid-19
Sebanyak 17 tenaga kesehatan di Kalimantan Barat terpapar Covid-19. Mereka tersebar di sejumlah wilayah, yakni Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan Kabupaten Landak.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA
Jalan Gajah Mada, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, ditutup pada Senin (6/4/2020) mulai pukul 09.00 hingga pukul 18.00. Penutupan itu sudah dilakukan sejak Kamis (2/4/2020) setiap pukul 09.00 hingga pukul 18.00 untuk mengurangi kerumunan orang karena daerah itu salah satu yang padat lalu lintasnya.
PONTIANAK, KOMPAS — Sebanyak 17 tenaga kesehatan di Kalimantan Barat terpapar Covid-19. Mereka tersebat di sejumlah wilayah, yakni Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan Kabupaten Landak.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Jumat (8/5/2020), menuturkan, dari 17 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 tersebut, 15 orang di Pontianak, satu orang di Singkawang, dan satu orang di Landak. Dari 17 orang tersebut lima dokter dan sisanya paramedis, di antaranya perawat.
”Dokternya sudah diisolasi. Mereka tidak melakukan pemeriksaan secara tatap muka. Meskipun demikian, dokter bisa praktik atau konsultasi medis secara jarak jauh atau telemedicine,” kata Harisson.
Hingga Jumat siang, secara umum, jumlah warga Kalbar yang terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 95 orang. Dari jumlah itu, 11 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan tiga orang meninggal.
Di Kalbar, yang semula wilayah transmisi lokal hanya Pontianak kini bertambah dua wilayah, yakni Singkawang dan Kabupaten Ketapang. Artinya, penularan Covid-19 sudah tidak lagi dari luar, tetapi bisa antarwarga di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu menuturkan, jumlah warga Pontianak yang terkonfirmasi Covid-19 hingga Jumat pagi 51 orang. Dari jumlah itu, di antaranya tenaga kesehatan. Masih ada beberapa tenaga kesehatan lain yang hasil tes laboratoriumnya belum keluar.
Tenaga kesehatan yang positif sebagian besar tanpa gejala. Mereka diisolasi di beberapa lokasi, misalnya di rumah sakit Kota Pontianak dan juga ada di rumah masing-masing. Untuk yang diisolasi di rumah masing-masing, pihaknya harus memastikan bahwa mereka tidak menularkan kapada yang lain.
”Penyebab mereka tertular sangat bervariasi. Ada yang tertular karena Pontianak sudah wilayah transmisi lokal. Apalagi banyak yang tanpa gejala. Ada pula yang tertular karena pasien yang berobat tidak berterus terang kepada tenaga kesehatan. Keluhan pasien tidak Covid-19, tetapi terkena Covid-19,” ujarnya.
Warga di Gang Wonodadi I, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, melakukan karantina wilayah di RT tersebut untuk mencegah penularan Covid-19, sejak Selasa (31/3/2020).
Tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit di Pontianak yang mengikuti rapid test ada sekitar 46 orang. Setengahnya kemudian mengikuti uji laboratorium dan dinyatakan negatif. Jadi, meskipun hasil rapid test reaktif, setelah dilakukan tes lebih lanjut di laboratorium negatif.
Sejauh ini belum ada penurunan penyebaran Covid-19 secara signifikan karena sekarang muncul kluster-kluster baru dan sedang ditelusuri.
Di Kota Pontianak, rapid test juga dilakukan beberapa pihak, yakni Dinas Kesehatan Kota Pontianak dan Provinsi Kalbar, laboratorium kesehatan, dan rumah sakit atas biaya mandiri. Rapid test reaktif di Pontianak secara kumulatif 300 orang hingga Jumat siang.
Pemerintah Kota Pontianak juga telah menggunakan rumah susun sebagai tempat isolasi bagi warga yang terkonfirmasi Covid-19. Seminggu terakhir sudah ada 10 pasien yang diisolasi di rumah susun dengan pengawasan petugas.
Pelabuhan Dwi Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (23/4/2020) sepi. Jumlah pemudik ke Kalbar tahun ini juga secara umum menurun dibandingkan tahun lalu.
Sementara itu, uji coba jam malam dan pembatasan lalu lintas di beberapa jalan di Pontianak, misalnya Jalan A Yani dan Jalan Gajah Mada, juga masih dilakukan pada malam hari. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, sejauh ini sebagian besar masyarakat sudah memahami bahaya Covid-19 karena ada imbauan dari petugas di lapangan.
”Namun, dengan adanya jam malam, apakah juga bisa menurunkan penularan Covid-19 atau tidak? Sejauh ini belum ada penurunan penyebaran Covid-19 secara signifikan karena sekarang muncul kluster-kluster baru dan sedang ditelusuri,” kata Edi.
Terkait kemungkinan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Edi melihat beberapa kota di luar Kalbar yang menerapkan PSBB tidak efektif menurunkan penularan. Sementara ini Pontianak masih mengoptimalkan jaga jarak, mencuci tangan dan jam malam sehingga tidak mengajukan PSBB.