Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Agam Bertambah Empat Orang
Jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi positif Covid-19 di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kini menjadi delapan orang. Mereka diduga tertular dari pasien positif Covid-19 tanpa gejala yang berobat ke puskesmas.
PADANG, KOMPAS — Jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi positif Covid-19 di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kini menjadi delapan orang. Mereka diduga tertular dari pasien positif Covid-19 tanpa gejala yang berobat ke puskesmas untuk penyakit lain. Hingga 4 Mei 2020, tenaga kesehatan/pegawai instansi kesehatan merupakan penyumbang terbanyak kasus positif Covid-19 di Sumbar.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam Indra Rusli, Kamis (7/5/2020), mengatakan, ada tambahan empat kasus positif Covid-19 di Agam. Semuanya merupakan tenaga kesehatan di Puskesmas Baso.
”Sampai hari ini, total ada delapan tenaga kesehatan yang positif Covid-19,” kata Indra, ketika dihubungi dari Padang, Sumbar, Kamis siang.
Dengan tambahan empat kasus itu, total kasus positif Covid-19 di Agam menjadi 13 orang. Sebelumnya, ada 9 kasus di Agam. Sebanyak 2 kasus terkait kluster Pasar Payakumbuh dan 11 kasus terkait kluster Puskesmas Baso.
Indra menjelaskan, kluster Puskesmas Baso diduga bermula dari seorang pasien AG, yang berobat untuk penyakit hipertensi ke Puskesmas Baso. AG merupakan pasien tetap di puskesmas tersebut.
Belakangan, baru disadari ternyata AG positif Covid-19 tanpa gejala. AG tidak punya riwayat perjalanan ke luar Sumbar, tetapi pernah ke Padang, daerah terjangkit Covid-19.
Berdasarkan penelusuran dan pemeriksaan terhadap kontak erat AG, hingga Kamis, hasilnya ada 10 yang diduga terpapar Covid-19 dari AG. Mereka adalah anak AG, 7 tenaga kesehatan/pegawai di Puskesmas Baso, 1 petugas laboran Puskesmas Lubuk Basung (yang mengambil sampel swab AG), dan bidan desa di Jorong Sungai Cubadak, Kecamatan Baso.
”Kalau alat pelindung diri, sebenarnya sudah lengkap. Kawan-kawan (petugas) sudah menggunakan APD tingkat III, pakai hazmat, dalam pelayanan. Namun, APD kan tidak 100 persen bisa membentengi petugas dari Covid-19,” ujar Indra.
Menurut Indra, kedelapan tenaga kesehatan yang positif Covid-19 itu masih tanpa gejala. Empat di antara mereka sudah diisolasi di mes Badan Pengelolaan Sumbar Daya Manusia Sumbar di Padang. Empat orang lainnya juga bakal menyusul untuk diisolasi di sana.
Indra melanjutkan, Puskesmas Baso dan Puskesmas Lubuk Basung ditutup sementara karena adanya tenaga kesehatan yang positif Covid-19. Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat sekitar dialihkan ke puskesmas lain.
Tenaga kesehatan/pegawai yang kontak erat dengan delapan tenaga kesehatan yang positif Covid-19 itu sudah diambil sampel usap hidung dan tenggorokannya. Kontak erat menjalani isolasi mandiri sembari menunggu hasilnya. Kebijakan untuk membuka kembali pelayanan kesehatan tergantung hasil uji swab para pegawai tersebut.
Baca juga: Empat Episentrum Covid-19 di Sumbar, Kluster Pasar Raya Padang Paling Berat
Indra berharap, adanya kasus positif Covid-19 di Agam menjadi pembelajaran bagi masyarakat. Masyarakat diingatkan kembali agar tetap di rumah, tidak berkumpul-kumpul, menggunakan masker, menjaga kebersihan diri, tidak bepergian, dan jujur kepada petugas kesehatan ketika berobat.
”Kalau berobat, berikan informasi apa adanya kepada petugas. Kadang ada pasien dari daerah terjangkit tidak mengaku,” ujar Indra.
RSUD Padang Panjang
Kepala Dinkes Kota Padang Panjang Nuryanuwar mengatakan, RSUD Padang Panjang masih ditutup hingga Kamis ini. Penutupan ini disebabkan adanya transmisi lokal Covid-19 di RSUD Padang Panjang. ”RSUD Padang Panjang masih ditutup. Menurut direktur RSUD, rumah sakit ditutup sekitar 15 hari sejak temuan kasus (30 April),” kata Nuryanuwar.
Menurut Nuryanuwar, selain RSUD Padang Panjang, Puskesmas Gunung di Padang Panjang Timur juga ditutup sementara. Satu tenaga kesehatan di puskesmas itu positif Covid-19 diduga tertular dari salah satu tenaga kesehatan di RSUD Padang Panjang karena tinggal serumah.
Hingga Kamis, total kasus positif Covid-19 di Padang Panjang sebanyak 19 orang. Rinciannya, 14 tenaga kesehatan/pegawai RSUD Padang Panjang, 1 tenaga kesehatan Puskesmas Gunung, 3 anggota keluarga tenaga kesehatan/pegawai RSUD Padang Panjang, dan 1 pelaku perjalanan dari Jakarta.
Nuryanuwar menjelaskan, transmisi lokal di RSUD Padang Panjang bermula dari NS (29), pasien yang hendak bersalin, didampingi suaminya berkunjung ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Padang Panjang. Warga Kabupaten Tanah Datar itu kemudian dirujuk ke RSUP Dr M Djamil, Padang, dan melahirkan di sana. Belakangan baru diketahui NS dan suaminya positif Covid-19 dan diduga menularkannya kepada tenaga kesehatan/pegawai RSUD Padang Panjang.
Kalau berobat, berikan informasi apa adanya kepada petugas. Kadang ada pasien dari daerah terjangkit tidak mengaku.
Nuryanuwar mengatakan, dalam melayani NS, petugas sudah bekerja sesuai pedoman, termasuk menggunakan APD. ”Namun, NS tidak datang sendiri, diantar suaminya. Kami tidak tahu suaminya ternyata positif. Ada kemungkinan juga penularan dari suaminya,” ujar Nuryanuwar.
Nuryanuwar mengatakan, awalnya memang tidak ada kecurigaan petugas kesehatan terhadap NS dan suaminya. Ketika ditanya, keduanya mengatakan perantau yang bekerja dan tinggal di Jakarta. Namun, masa inkubasi mereka dianggap sudah lewat karena NS kembali dari Jakarta dua bulan lalu, sedangkan suaminya sebulan lalu.
”Kalau disebut baru pulang atau tergolong orang dalam pemantauan, tentu akan lain cara pelayanannya. Secara fisik, ketika kedatangan pertama dan kedua, NS tidak ada gejala klinis, biasa-biasa saja. Yang ketiga kali ada sesak napasnya atau ada masalah di paru-paru. Petugas mengambil sampel usap tenggorokannya karena mulai curiga, ternyata benar positif,” katanya.
Dengan adanya kasus ini, Nuryanuwar mengimbau semua tenaga kesehatan menggunakan APD lengkap dalam melayani semua pasien dan pendampingnya. Semua orang yang datang ke rumah sakit/puskesmas berisiko sebagai penular Covid-19.
Banyak di antara pasien yang tidak jujur bahwa ia punya riwayat perjalanan atau kontak dengan orang dari daerah terjangkit. Kepada pasien/pengunjung fasilitas kesehatan, Nuryanuwar meminta agar jujur.
Semua tenaga kesehatan harus menggunakan APD lengkap dalam melayani pasien dan pendampingnya. Semua orang yang datang ke rumah sakit/puskesmas berisiko sebagai penular Covid-19
Kasus terbanyak
Ahli epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (Unand), Defriman Djafri, mengatakan, dari hasil kajiannya bersama dua rekannya, hingga 4 Mei 2020, tenaga kesehatan/orang yang bekerja di instansi kesehatan merupakan penyumbang terbanyak untuk kasus Covid-19 di Sumbar. Namun, data tersebut bersifat dinamis.
”Dari 203 kasus hingga 4 Mei, 24,14 persen kasus adalah tenaga kesehatan/orang yang bekerja di instansi kesehatan. Tertinggi dari semua kategori. Kedua tertinggi, ibu rumah tangga 14,78 persen. Ketiga, pedagang/pegawai toko 12,32 persen. Keempat, PNS/TNI/Polri/guru/pensiunan 9,85 persen. Kelima, pelajar/mahasiswa 9,36 persen,” kata Defriman, yang juga Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand.
Defriman memang tidak punya data apa saja penyebab tenaga kesehatan/orang yang bekerja di instansi kesehatan bisa terinfeksi Covid-19. Namun, dari prediksi Defriman, sebagian besar mereka tertular ketika melayani pasien biasa yang ternyata orang tanpa gejala Covid-19.
”Karena dianggap pasien biasa, proteksi dari tenaga kesehatan tidak maksimal. Di kemudian hari, baru mulai ada kasus dan tenaga kesehatan merasa tertipu. Bisa jadi tenaga kesehatan tidak menjalankan protap, misalnya menanyakan riwayat perjalanan pasien, bisa juga pasiennya yang berbohong ketika ditanya,” ujar Defriman.
Dengan rentannya tenaga kesehatan/orang yang bekerja di instansi kesehatan terinfeksi Covid-19 oleh orang tanpa gejala, Defriman menyarankan agar tenaga kesehatan dan pasien serta pendampingnya sama-sama memproteksi diri. Tenaga kesehatan harus menjalankan protap Covid-19, memproteksi diri secara maksimal dan tidak membeda-bedakan penanganan pasien biasa dan pasien Covid-19. Sementara itu, pasien dan pendampingnya juga harus menggunakan masker dan menjaga jarak.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, Kamis, jumlah kasus positif Covid-19 di Sumbar bertambah 14 orang menjadi 252 orang. Dari total 252 kasus tersebut, 16 orang meninggal, 41 orang sembuh. Selain itu, 110 orang dirawat di rumah sakit, 54 orang isolasi mandiri, 13 orang diisolasi di Badan Pelatihan Kesehatan Sumbar, dan 18 orang diisolasi di Badan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Sumbar.
Baca juga: Daerah Terpapar Covid-19 di Sumbar Kian Bertambah