Petugas laboratorium Rumah Sakit Pertamina Balikpapan akan dilatih menggunakan alat PCR dari Kementerian BUMN untuk mendeteksi sampel pasien terindikasi Covid-19.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
KOMPAS/SUCIPTO
Seperangkat alat PCR dari Kementerian BUMN disiapkan di laboratorium khusus di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (6/5/2020).
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menyiapkan pemeriksaan Covid-19 dengan metode reaksi rantai polimerase atau polymerase chain reaction (PCR). Tim laboratorium yang akan mengoperasikan alat itu masih harus melalui tahap pelatihan dalam empat hari mendatang.
Alat PCR dari Kementerian BUMN sudah datang dan ditempatkan di ruangan khusus di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan. Alat PCR itu nantinya digunakan untuk memeriksa sampel lendir dari hidung dan tenggorokan pasien yang terindikasi Covid-19. Pengambilan sampel itu dilakukan dengan metode swab.
Kerja di laboratorium dengan alat pelindung diri lengkap itu sangat sulit dan melelahkan karena berkeringat. Kami ajukan agar pemerintah pusat setuju penambahan personel di laboratorium. Saat ini sedang menyiapkan mereka untuk mengikuti pelatihan penggunaan alat PCR.
Direktur RS Pertamina Balikpapan Syamsul Bahri, Rabu (6/5/2020), mengatakan, saat ini sudah disiapkan lima petugas yang akan bekerja di laboratorium untuk mengoperasikan alat itu. Ia tengah mengajukan tambahan petugas menjadi 8 orang agar uji laboratorium bisa maksimal.
”Kerja di laboratorium dengan alat pelindung diri lengkap itu sangat sulit dan melelahkan karena berkeringat. Kami ajukan agar pemerintah pusat setuju penambahan personel di laboratorium. Saat ini kami sedang menyiapkan mereka untuk mengikuti pelatihan penggunaan alat PCR,” kata Syamsul saat meninjau alat PCR di Balikpapan.
KOMPAS/SUCIPTO
Direktur Rumah Sakit Pertamina Balikpapan Syamsul Bahri memberi keterangan terkait persiapan penggunaan alat PCR untuk mendeteksi sampel lendir pasien terindikasi Covid-19 di Balikpapan, Rabu (6/5/2020).
Pelatihan menggunakan alat PCR itu akan didampingi oleh pihak Roche, perusahaan asal Swiss yang memproduksi alat PCR itu. Setelah melakukan pelatihan hingga Senin (11/5/2020), petugas di laboratorium akan melakukan uji laboratorium sampel yang juga dikirim ke Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Hasil uji laboratorium itu akan dicocokkan dan dilihat kesiapan petugas laboratorium. Setelah itu, pihak rumah sakit akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Balikpapan untuk dapat melakukan uji laboratorium sampel lendir pasien terduga Covid-19.
Menurut rencana, alat itu bisa digunakan dalam dua minggu ke depan, mengingat hasil uji laboratorium dari Badan Litbang Kesehatan biasanya baru keluar 7-14 hari. Hal itu karena banyaknya sampel yang diperiksa dari sejumlah daerah.
Laboratorium khusus
RS Pertamina Balikpapan menyediakan tempat khusus untuk uji laboratorium sampel lendir pasien Covid-19. Ukuran ruangan 9 meter x 9 meter yang dibagi menjadi tiga ruangan. Ruangan pertama adalah ruangan persiapan yang menyimpan sampel di dalam lemari pendingan bersuhu -20 derajat celsius.
Ruangan kedua adalah ruang ekstraksi untuk mendeteksi virus dengan alat biosafety cabinet. Petugas laboratorium akan melakukan proses master mix, yakni pencampuran sampel lendir pasien terduga Covid-19 dan cairan reagen untuk mengetahui reaksi kimia dalam mendeteksi penyakit Covid-19.
KOMPAS/SUCIPTO
Petugas berdiri di depan biosafety cabinet di ruang ekstraksi Laboratorium RS Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (6/5/2020). Alat itu akan digunakan dalam serangkaian pemeriksaan sampel lendir pasien terindikasi Covid-19.
Setelah itu, sampel dibawa ke ruangan ketiga yang terdapat alat PCR. Alat itu akan mendeteksi keberadaan virus korona jenis (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19. Hasil deteksi alat PCR itu akan menentukan seorang pasien yang diambil sampelnya dinyatakan negatif atau positif Covid-19.
Kepala Instalasi Laboratorium RS Pertamina Balikpapan Suryani Trismiasih mengatakan, alat ekstraksi yang tersedia saat ini dilakukan dengan metode ekstraksi manual. Seluruh proses manual akan memakan waktu sekitar 6 jam untuk 40-50 sampel. ”Nanti jika ada alat ekstraksi otomatis, dalam sehari bisa menguji 384 sampel,” kata Suryani.
Pemerintah pusat saat ini sudah memesan 8 alat ekstraksi otomatis. Menurut rencana, salah satunya akan dikirimkan juga ke Balikpapan. Dengan hadirnya alat PCR di Balikpapan, pengujian sampel akan semakin cepat dilakukan untuk 10 kabupaten dan kota di Kalimantan Timur.
Selama ini, uji laboratorium sampel dari Kalimantan Timur dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Karena banyaknya sampel yang dikirim dari sejumlah daerah, hasil uji laboratorium baru bisa diterima oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada 7-14 hari pengiriman.
Dengan adanya alat PCR, pemeriksaan pasien nantinya akan dilakukan berlapis, yakni dengan metode tes cepat (rapid test) dan PCR. Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, mula-mula tes cepat digunakan untuk menyaring orang sebanyak mungkin yang terindikasi terjangkit Covid-19.
”Jika terindikasi positif dari rapid test, pemeriksaan dilanjutkan melalui alat PCR yang ada,” kata Andi.
Pembatasan
Sejak 23 Maret 2020, Balikpapan ditetapkan sebagai zona merah karena sudah terjadi penularan Covid-19 di wilayah ”Kota Minyak” itu. Sebanyak enam orang terjangkit Covid-19 tercatat tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah yang sudah terjangkit ataupun kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
Selain melakukan tes cepat dan massal, pemutusan penularan Covid-19 adalah dengan membatasi pergerakan orang dari dan ke wilayah terjangkit. Di Balikpapan, transportasi udara sudah tidak melayani penerbangan komersial bagi penumpang sejak 25 April. Begitu juga di Pelabuhan Semayang, Balikpapan.
Kota Balikpapan bersebelahan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara. Dari Balikpapan, akses paling cepat menuju Penajam Paser Utara adalah menyeberangi Teluk Balikpapan menggunakan perahu kelotok di Pelabuhan Kampung Baru dan menggunakan feri di Pelabuhan Kariangau.
KOMPAS/SUCIPTO
Speed boat atau perahu cepat meninggalkan Pelabuhan Perahu Kelotok Kampung Baru Tengah, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (26/4/2020).
”Saat ini, kami sudah mulai memperketat penyeberangan. Hanya pengiriman barang pokok dan orang yang bekerja saja yang diizinkan menyeberang. Selain itu, tidak bisa,” ujar Koordinator Satuan Pelaksana Pelabuhan Kariangau Hotmarulitua Manalu.
Selain itu, anjuran untuk beribadah di rumah masing-masing juga sudah diterapkan bertahap sejak pertengahan Maret 2020. Di bulan Ramadhan kali ini, masjid-masjid juga sudah tidak melaksanakan shalat berjemaah di masjid.
”Jaga jarak yang tepat serta pola hidup bersih dan sehat yang tepat, itu yang akan memutus mata rantai penularan Covid-19,” kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.
KOMPAS/DOKUMENTASI HUMAS DAN PROTOKOL PROVINSI SULTENG
Tampak alat dengan metode pemeriksaan reaksi berantai polimerase (PCR) guna mendeteksi Covid-19 di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sulteng di Palu, Kamis (30/4/2020).