Warga Positif Covid-19 di Mataram Pilih Tinggal di Hotel
Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Rumah Sakit Umum Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengevakuasi RH (45), perempuan, asal Kota Mataram, yang memilih tinggal di sebuah hotel di Kota Mataram.
Oleh
KHAERUL ANWAR/ISMAIL ZAKARIA
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Rumah Sakit Umum Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengevakuasi RH (45), perempuan asal Kota Mataram, yang memilih tinggal di sebuah hotel di Kota Mataram. RH adalah pasien positif Covid-19. Dia istri HT, anggota DPRD Kota Mataram yang terdiagnosis positif Covid-19 dari kluster Gowa.
”RH dicari di rumahnya, tetapi tim tidak menemukan. Hasil investigasi tim, RH tinggal di sebuah hotel di Mataram,” ujar Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik Nusa Tenggara Barat I Putu Gede Aryadi, Selasa (5/5/2020) malam di Mataram.
Tim gabungan kemudian langsung ke hotel dan mengevakuasi RH Selasa pukul 13.00 Wita. Ia menginap bersama suaminya, HT. Selain itu, ada dua anak dan seorang keluarganya sejak Senin (4/5/2020). Mereka menempati dua kamar di hotel tersebut.
Dalam sejumlah video yang beredar, proses evakuasi berjalan lancar. Tim medis yang melakukan evakuasi mengenakan alat pelindung diri lengkap. RH ditemani HT dan anggota keluarga lain, kemudian dibawa ke RSU Kota Mataram.
HR diduga terpapar Covid-19 melalui HT yang mempunyai riwayat perjalanan mengikuti Ijtimak Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan. Berdasarkan catatan Kompas, HT sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil swab di Mataram. Namun, ia memeriksakan ulang ke Bali. Dari hasil tes itu, ia dinyatakan negatif.
Masih bertambah
Menurut Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi, total pasien kasus positif yang terkonfirmasi mencapai 289 orang. Dari jumlah itu, 55 orang dinyatakan sembuh, 5 meninggal, dan 229 masih dalam perawatan.
Sementara itu, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 627 orang dengan perincian 405 orang masih dalam pengawasan, 222 orang selesai pengawasan atau sembuh, dan 16 orang meninggal.
Adapun untuk orang dalam pemantauan (ODP) jumlahnya mencapai 5.140 orang. Sebanyak 597 orang diantaranya masih dalam pemantauan dan 4.543 orang selesai pemantauan.