Pemeriksan ”Swab” Massal di Jabar Semakin Gencar Dilakukan
Pemeriksaan massal menggunakan metode PCR secara masif mulai gencar dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Langkah itu akan dilakukan lebih luas seiring pelaksanaan PSBB se-Jabar.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemeriksaan massal menggunakan metode polymerase chain reaction atau PCR secara masif mulai gencar dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Langkah itu akan dilakukan lebih luas seiring pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar se-Jawa Barat yang bakal digelar Rabu (6/5/2020).
Salah satunya dilakukan terhadap penumpang KRL di Stasiun Bogor pada Senin (4/5/2020). Dari 397 penumpang yang diperiksa, tiga orang di antaranya positif Covid-19. Seorang di antaranya langsung dibawa ke rumah sakit rujukan. Sementara dua orang lainnya masih diminta mengisolasi diri.
Pemeriksaan serupa juga dilakukan pada 86 pekerja migran Indonesia dari sejumlah negara, seperti Arab Saudi, Thailand, dan Australia, pada awal Mei. Hasilnya, seorang di antaranya positif Covid-19 dan satu orang lainnya bakal menjalani tes ulang.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Selasa (5/5/2020), menuturkan, informasi terkait kasus positif di KRL telah disampaikan kepada Kementerian Perhubungan. Untuk mencegah persebaran, dia mengusulkan kepada pengelola KRL untuk menerapkan jarak fisik dengan protokol kesehatan yang ketat.
”Jika tidak bisa diberhentikan, tolong pengawasan ketat untuk jarak fisiknya. Kuncinya bukan ada di KRL, melainkan kepadatannya,” kata Kamil.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani mengatakan, pihaknya telah memberikan rekomendasi kepada pengelola KRL untuk membatasi penumpang jika tidak bisa menghentikan operasionalisasi. ”Penumpang bisa dibatasi setengah atau sepertiga dari kapasitas tergantung posisi penumpang. Hal ini bisa mencegah terjadinya penularan antarpenumpang,” katanya.
Berli menuturkan, pemeriksaan intensif tersebut merupakan salah satu dari upaya mengantisipasi Covid-19. Pemeriksaan itu sejalan dengan penerapan PSBB yang akan dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota di Jabar.
Jika tidak bisa diberhentikan, tolong pengawasan ketat untuk jarak fisiknya. Kuncinya bukan ada di KRL, melainkan kepadatannya.
Menurut Berli, metode ini akan menjadi prioritas ke depan sebagai strategi menghadapi Covid-19. Penggunaan PCR dapat meningkatkan akurasi gugus tugas memetakan persebaran lebih dini sehingga bisa mengatasinya sebelum masuk ke dalam level yang membahayakan warga. Penerapan tes ini dilaksanakan terutama di daerah zona merah seperti Bogor, Depok, Bekasi dan Bandung Raya.
”Upaya ini sangat penting untuk PSBB. Paling tidak kami bisa membatasi penularan dari kasus impor dari luar karena kasus-kasus selama ini berasal dari transmisi lokal dari kluster-kluster sebelumnya,” katanya.
Berli membandingkan antara tes PCR dan tes cepat menggunakan metode rapid diagnostic test (RDT). Sebelumnya, Jabar telah melaksanakan pemeriksaan RDT terhadap hampir 100.000 warga berpotensi Covid-19, baik dari kontak lokal maupun impor dari daerah lain. Dari hasil pemeriksaan tersebut, 237 orang di antaranya reaktif atau berpotensi positif dan itu memerlukan pemeriksaan PCR untuk memastikannya.