Cerita Didi Kempot Sungkan Nyanyi ”Bojo Galak” di Depan Jokowi
Kepada Ganjar Pranowo, Didi Kempot pernah direkomendasikan oleh Presiden Jokowi agar dihadirkan pada acara wayangan. Presiden pun sempat dibuat terpingkal-pingkal oleh penampilannya..
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Penyanyi campursari Didi Kempot meninggal di Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020) pukul 07.45. Penyanyi yang dikenal merakyat itu meninggalkan sejumlah kenangan berkesan, termasuk saat sungkan menyanyikan lagu ”Bojo Galak” di depan Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, yang mengaku memiliki banyak kenangan dengan penyanyi kelahiran Solo, 31 Desember 1966, itu. Beberapa kali ia mengundang Didi Kempot dalam acara, bahkan hingga tampil bersama.
”Pak Jokowi pernah bicara, kalau ada wayangan, biar agak enak diterima masyarakat, hadirkan seniman-seniman tradisional yang tak main wayang langsung. Apa itu? Penyanyi, pelawak. Yang direkomendasikan Pak Jokowi ialah Didi Kempot,” ujarnya, Selasa.
Ganjar pun pernah menonton wayang bersama Jokowi. Saat itu, Didi Kempot diundang untuk menghibur. Jokowi, kata Ganjar, dibuatnya terpingkal-pingkal.
”Lalu pada saat bersamaan ada permintaan lagu ’Bojo Galak’, (dia bilang) ’Ora enak, ono Pak Jokowi (Tidak enak, ada Pak Jokowi)’. Banyak kenangan yang lucu-lucu. Didi Kempot sosok yang luar biasa,” kata Ganjar.
Ganjar mengenang Didi Kempot sebagai seniman yang merakyat dan mengerti betul bagaimana berkreasi dengan dunia yang sudah modern. Melalui lagu-lagu campursarinya, ia bisa mengubah sebagian pandangan orang, yang menilai musik tradisional katrok atau tak menarik menjadi sangat disukai dan populer.
Lalu pada saat bersamaan ada permintaan lagu ’Bojo Galak’, (dia bilang) ’Ora enak, ono Pak Jokowi.
Bahkan, musik Didi Kempot digemari seluruh lapisan masyarakat. ”Juga menembus kelompok-kelompok yang punya pandangan ’Saya berpendidikan tinggi, enggak suka musik seperti itu’ (menjadi suka). Semua (kalangan) disasak habis,” katanya.
Didi Kempot, kata Ganjar, selama ini juga kerap menghibur pemudik yang hendak melaksanakan mudik bersama. Selain itu, banyak kegiatan TNI-Polri yang mengundang Didi Kempot sebagai bintang tamu. Semua pun bergembira, berjoget bersama.
”Pernah membuat acara di Simpang Lima (Kota Semarang) dan dia menghibur. Saat itu, segala suku, agama, ras (menikmati). Bahkan, adik-adik kita dari Papua juga ikut nyanyi dan berjoget di sana. Di beberapa acara partai juga pernah bareng,” katanya.
Pada Sabtu (11/4/2020) malam, Didi Kempot menggelar Konser Amal dari Rumah Live bersama Kompas TV. Dari konser itu, terjaring donasi Rp 7.641.046.346 yang kemudian disalurkan untuk meringankan beban hidup masyarakat terdampak Covid-19.
Dalam acara itu pula, Ganjar terakhir berbincang. ”Acara di Kompas TV itu sangat terasa. Amal dari rumah itu. Waktu itu didesain kalau saya menjadi di antara ’bintang tamu’ dan Mas Didi kaget. Lalu kami ngobrol. Itu kenangan terakhir,” ujar Ganjar.
Adapun Didi Kempot sempat dibawa ke rumah sakit pada Selasa dalam kondisi tak sadar. Hal tersebut disampaikan Asisten Manajer Humas Rumah Sakit Kasih Ibu Divan Fernandez (Kompas.id, 5/5).
”Betul, meninggal pagi ini di RS Kasih Ibu. Sudah saya cek ke dokter jaga. (Almarhum) datang dalam kondisi tak sadar. Kami lakukan upaya pertolongan semaksimal mungkin, tetapi akhirnya meninggal.” kata Divan.
Rencananya jenazah Didi Kempot akan disemayamkan di rumah duka Ngawi, Jawa Timur, sebelum dimakamkan di TPU Jatisari, Ngawi.