Tiga Hari Tanpa Makan di Hutan, Kakek 100 Tahun di Sultra Ditemukan Selamat
Seorang warga Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, yang berumur lebih dari 100 tahun ditemukan selamat setelah tiga hari hilang di tengah hutan. Sadi, kakek tersebut, bertahan tanpa makan dan minum selama di hutan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Seorang warga Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, yang berumur lebih dari 100 tahun ditemukan selamat setelah tiga hari hilang di tengah hutan. Sadi, kakek tersebut, bertahan tanpa makan dan minum.
Tim SAR Kendari bersama puluhan masyarakat dan aparat berhasil menemukan Kakek Sadi dalam kondisi selamat, Senin (4/5/2020), menjelang siang. Sadi ditemukan sekitar 1,5 kilometer dari lokasi awal hilang, di hutan Lambusa, Desa Konda, Konawe Selatan.
”Pada hari kedua ini, pencarian terhadap seorang warga lansia yang hilang akhirnya membuahkan hasil. Beliau ditemukan dalam kondisi selamat meski lemas. Saat ini telah kami serahkan kepada pihak keluarga,” kata Wahyudi, staf Humas SAR Kendari.
Wahyudi menuturkan, puluhan personel dikerahkan melakukan pencarian sejak pagi, dilengkapi anjing pelacak. Setelah tim masuk hutan, melewati jalan setapak, korban belum juga ditemukan. ”Baru tim kedua yang di belakang menemukan korban keluar dari hutan berjalan sendirian,” ucapnya.
Sadi diketahui adalah warga Desa Konda yang berusia lanjut. Transmigran yang datang ke Sultra sejak 1972 ini tinggal bersama anak, puluhan cucu, dan cicitnya.
Sutriani (25), salah seorang cucu korban, menceritakan, sang kakek telah dibawa ke puskesmas dan dirawat. Setelah beberapa lama, keluarga memutuskan merawat korban di rumah sembari memulihkan kondisi dan sejumlah lukanya.
”Ada luka di kakinya karena sendalnya hilang. Lututnya memar. Tapi lemas sekali karena katanya tidak makan dan minum selama di hutan,” kata Sutriani.
Sutriani menceritakan, saban hari sang kakek memang selalu keluar rumah, baik itu ke tempat menggembala sapi maupun sekadar ke rumah tetangga. Jadwal pulangnya juga tidak pernah lewat hingga sore hari.
Saban hari sang kakek memang selalu keluar rumah, baik itu ke tempat menggembala sapi maupun sekadar ke rumah tetangga. Jadwal pulangnya juga tidak pernah lewat hingga sore hari.
Di usianya yang lebih dari 100 tahun, Sadi memang tidak ingin hanya berdiam di rumah. Ia selalu ingin melihat lingkungan sekitar dan terkadang marah jika dilarang. Oleh sebab itu, hampir setiap hari ia berjalan-jalan keluar rumah, ditemani tongkat atau sabit.
Apalagi, lanjut Sutri, sang kakek telah dikenal oleh para penduduk desa. Jika ada yang melihatnya di jalan, pasti ada yang mengantar pulang hingga ke kediaman.
Akan tetapi, pada Sabtu sore Sadi tidak juga pulang. Padahal, dia keluar rumah sejak pukul 07.00 Wita untuk memberi makan sapi. Sejumlah keluarga terdekat lalu mencari ke banyak tempat, tetapi sang kakek tidak juga ditemukan.
”Katanya dia itu mau cari peluit emasnya yang hilang. Itu sudah sering dia cerita, hilang puluhan tahun lalu. Tapi dia tersesat dan tidak bisa pulang,” lanjut Sutriani. Selama hilang di hutan, Sadi tidak makan. Ia hanya mandi dan tidur di tengah hutan dengan baju sebagai alas.
Menurut Sutri, sudah ribuan kali sang kakek keluar rumah dan ke daerah hutan. Akan tetapi, baru kali ini hilang selama berhari-hari. Oleh karena itu, ia dan keluarga sangat bersyukur, dia masih ditemukan dalam keadaan sehat dan selamat.
Wahyudi menuturkan, kasus tersesat dan hilang di tengah hutan di wilayah Sulawesi Tenggara bukan pertama kali terjadi. Untuk itu, ia berharap sebelum pertolongan datang, korban setidaknya harus mengetahui cara bertahan sembari mencari pertolongan.
”Jangan panik, cari tempat berlindung, mencari sumber air bersih, dan menyalakan api adalah hal yang bisa dilakukan ketika tersesat. Bisa juga dengan membuat jejak ketika mencari pertolongan,” ucap Wahyudi.