Gusdurian Banyuwangi Bantu Warga di Luar Skema Pemerintah
Gusdurian Banyuwangi membagikan ratusan paket bantuan bagi warga terdampak Covid-19. Para penerima bantuan adalah warga yang tidak masuk dalam skema penerima bantuan dari pemerintah.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Gusdurian Banyuwangi terus berupaya menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan yang ditanamkan Gus Dur dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Hal itu di antaranya diwujudkan dengan membagikan ratusan paket bantuan bagi warga yang tidak masuk dalam skema bantuan pemerintah.
Para penerima manfaat merupakan warga yang tidak memiliki KTP di sejumlah desa di Banyuwangi. Pemberian bantuan dilaksanakan dalam acara bertajuk ”Gusdurian Peduli” yang digelar di halaman Gereka Katolik S. Paulus, Jajag, Kabupaten Banyuwangi, Minggu (3/5/2020) malam.
Hal itu disampaikan pembimbing Gusdurian Banyuwangi, RD Fajar Tedjo Soekarno, di Banyuwangi, Senin (4/5). ”Kami hanya ingin membantu masyarakat dan memastikan masyarakat yang butuh bantuan segera mendapat bantuan. Sasaran kami ialah mereka yang terdampak, tetapi tidak tersentuh bantuan pemerintah,” ujarnya.
Fajar mengatakan, selama ini bantuan dari pemerintah terlalu birokratis dan rumit karena harus berdasarkan data. Mereka yang dibantu harus ada dalam data pemilik KTP. Padahal, di lapangan, banyak warga yang tidak ber-KTP juga butuh bantuan.
Ia mengakui, tidak mudah dalam proses pemberian bantuan ini. Pasalnya, proses dimulai dari pencarian warga yang tidak tercakup bantuan. Para sukarelawan Gusdurian ini akhirnya berhasil menemukan sedikitnya 400 warga tanpa KTP di pelosok desa dan di perbatasan yang layak menjadi penerima manfaat.
Para sukarelawan Gusdurian yang berasal dari elemen masyarakat lintas organisasi, lintas agama, dan lintas profesi ini memberikan sumbangan yang didapat dari hasil patungan para sukarelawan sendiri.
Para sukarelawan Gusdurian yang berasal dari elemen masyarakat lintas organisasi, lintas agama, dan lintas profesi ini memberikan sumbangan yang didapat dari hasil patungan para sukarelawan sendiri. Sejumlah donatur juga turut membantu aksi ini.
”Apa yang kami lakukan saat ini ialah usaha nyata untuk memanusiakan manusia secara manusiawi. Orang yang membantu dan dibantu tidak pernah menanyakan agamamu apa, mana datamu, dan lainnya. Membantu, ya, membantu, itu saja,” ujar Fajar yang juga pastor kepala Paroki di Gereja Katolik St Paulus-Jajag, Banyuwangi.
Aksi yang dilakukan Gusdurian ini menggandeng beberapa kelompok masyarakat, antara lain Pemuda Katolik, Laskar Hijau, dan perwakilan dari lima agama. Ketua DPRD Banyuwangi Made Cahyana Negara hadir sebagai bentuk dukungan terhadap aksi ini.
”Kami mengapresiasi gerakan yang diinisiasi teman-teman Gusdurian serta kelompok lintas agama ini. Aksi mereka nyata dan pasti sangat membantu warga yang belum masuk dalam skema bantuan pemerintah,” ujarnya.
Made menilai, aksi ini sebenarnya juga membantu pemerintah dalam upaya menjamin kesejahteraan warga. Menurut dia, pemerintah punya keterbatasan untuk membantu semua masyarakat. Oleh karena itu, semangat gotong royong yang berbasis masyarakat sangat perlu didukung.