logo Kompas.id
NusantaraBagi Kami, ”Ora Ngapak Ora...
Iklan

Bagi Kami, ”Ora Ngapak Ora Kepenak”

Globalisasi dan penetrasi budaya lain sekian lama menguji eksistensi bahasa ”panginyongan” atau lazim diistilahkan bahasa ”ngapak”.

Oleh
Wilibrordus Megandika Wicaksono
· 7 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Q8zWQXaynaZybV_RCyjy4YM4rq4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2FBahasa-Panginyongan_89022700_1588349513.jpg
KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO (DKA) 06-03-2020

Dwi Kurnia Alfi (25), pemilik rumah produksi kaus Blaka Sutha, menunjukkan salah satu kaus menggunakan bahasa panginyongan di Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (6/3/2020).

Globalisasi dan penetrasi budaya lain sekian lama menguji eksistensi bahasa panginyongan atau lazim diistilahkan bahasa ngapak. Dialek bahasa daerah yang lahir dari rahim egalitarian warga Banyumas dan sekitarnya di Jawa Tengah belakangan kian terlihat. Tua-muda tak lagi malu ber-ngapak ria di ranah publik. Mereka justru bangga.

Mad, aja balik disit. Kene akeh virus. Akeh pendatang pada teka gawa virus. Aja balik disit kepriwe?” (Mad, jangan pulang dulu. Di mana-mana sedang banyak virus. Banyak pendatang juga membawa virus. Jangan pulang dulu bagaimana?)

Editor:
kompascetak
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000