Seorang pasien dalam pengawasan Covid-19 meninggal di RSUD dr Haulussy Ambon, Jumat (1/5/2020). Pasien yang menderita TB itu berdasarkan hasil pemeriksaan tes cepat terkonfirmasi Covid-19.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — MA (56), pasien dalam pengawasan Covid-19, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon pada Jumat (1/5/2020). Kasus kematian PDP Covid-19 ini adalah yang pertama kali di Maluku.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, MA datang ke rumah sakit pada Kamis (30/4/2020) malam. Dia sesak napas, suhu badan tinggi, batuk, dan pilek. Dia juga menderita asma dan tuberkulosis. Berdasarkan pemeriksaan tes cepat, dia terkonfirmasi Covid-19.
MA lantas menjalani pemeriksaan swab. Namun, hasilnya belum diketahui hingga dia meninggal pada Jumat dini hari. Sesuai protokol kesehatan, pasien dimakamkan seperti pasien positif Covid-19. Saat pemulasaraan, petugas pemakaman menggunakan alat pelindung diri.
Hingga Kamis malam, ada 23 kasus positif di Maluku. Sebanyak 12 orang dinyatakan sembuh. Selain itu, terdata PDP sebanyak 13 orang dan orang dalam pemantauan 60 orang.
Pemerintah Kota Ambon berharap masyarakat tidak berspekulasi atas kematian pasien itu. ”Hasil rapidtest tidak langsung memastikan pasien positif Covid-19. Sampel swab telah diambil untuk memastikan penyebab kematian. Hasilnya baru dapat diketahui beberapa hari ke depan,” kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon, Joy Adriaansz.
Joy juga mengatakan, masyarakat tidak perlu mempersoalkan prosedur pemakaman. Pemakaman dijaga aparat. Peti jenazah dibungkus plastik dan petugas pemakaman menggunakan alat pelindung diri.
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Kasrul Selang mengatakan, pasien itu memiliki riwayat TBC. ”Dalam enam bulan terakhir, dia rutin mengonsumsi obat. Kedatangan pasien ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi kesehatan yang semakin buruk,” kata Kasrul.
Berdasarkan penelusuran sementara tim gugus tugas, pasien meninggal tidak terhubung dengan pasien positif Covid-19 atau PDP lainnya. Pasien tersebut ataupun orang dekatnya juga bukan pelaku perjalanan. Sebagai langkah antisipasi, keluarga pasien diminta mengisolasi diri di rumah sampai hasil swab diumumkan. Mereka juga bakal segera menjalani tes cepat.
Pasien meninggal tidak terhubung dengan pasien positif Covid-19 atau PDP lainnya. Pasien tersebut ataupun orang dekatnya juga bukan pelaku perjalanan.
Jagat media sosial heboh dengan kematian pasien itu. Foto pemakaman dan identitas almarhum diumbar di Facebook. Sejumlah warganet bahkan langsung memvonis pasien meninggal lantaran terserang virus korona. Terjadi perdabatan alot. Pihak keluarga pun geram dan memberikan klarifikasi di Facebook.
”Kami dari keluarga sangat merasakan kehilangan yang mendalam. Untuk itu, kami mohon agar seluruh masyarakat tidak menyebarkan hoaks tanpa mengetahui berita yang sesungguhnya. Demikian untuk diketahui, salam kasih dari kami keluarga yang berduka saat ini,” tulis akun atas nama Onbeth di dinding Facebook.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengajak masyarakat menjaga situasi di tengah pandemi. Perdebatan yang tidak produktif sebaiknya dihindari. Semua pihak pun diminta bersama memerangi Covid-19. Ia menegaskan bahwa pasien Covid-19 dan keluarga adalah korban. Mereka bukan pembawa aib.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar menaati protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, seperti mengenakan masker, menjaga jarak, dan rajin cuci tangan. Sayangnya, berdasarkan pantauan Kompas, masih ada warga yang tidak mengenakan masker dan berkumpul tanpa menjaga jarak aman. Suasana di jalanan kota juga masih ramai.