Sebanyak 13 Petugas Kesehatan Positif Covid-19, RSUD Padang Panjang Tutup Layanan
RSUD Padang Panjang, Sumatera Barat, menutup sementara layanan kesehatannya. Kebijakan ini terkait ditemukannya 13 petugas kesehatan di RSUD Padang Panjang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Layanan kesehatan RSUD Padang Panjang, Sumatera Barat, ditutup sementara setelah 13 petugas kesehatannya terkonfirmasi positif Covid-19 melalui tes uji tenggorokan atau swab. Mereka diduga tertular dari pasien bersalin yang pernah dilayani di instalasi gawat darurat.
Hasil pemeriksaan para petugas kesehatan itu diumumkan pada Kamis (30/4/2020) malam. Mereka terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya. Secara total ada 54 petugas kesehatan di RSUD Padang Panjang dan Puskesmas Kebun Sikolos, Padang Panjang, yang diperiksa sampel usap tenggorokan dan hidungnya.
Sebanyak 13 petugas kesehatan itu sekarang dirawat di ruang isolasi RSUD Padang Panjang. Sejauh ini, kondisi mereka baik dan tidak mengalami gejala klinis. Ini merupakan kasus pertama positif Covid-19 di Padang Panjang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Nuryanuar, Jumat (1/5/2020), mengatakan, layanan kesehatan ditutup mulai Jumat ini. Tujuannya, menyeterilkan rumah sakit dari kemungkinan adanya virus SARS-CoV-2 yang masih tertinggal.
”Pak Gubernur (Sumbar) meminta rumah sakit ditutup dulu. Sudah kami laksanakan. Sampai kapan, belum tahu. Fasilitas, ruang, dan sarana-prasarana tentu harus disemprot disinfektan semuanya. Sterilkan dan bersihkan kembali terhadap kemungkinan-kemungkinan virus yang ada,” kata Nuryanuar.
Mereka antara lain dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya. Ini kasus pertama positif Covid-19 di Padang Panjang.
Selain untuk menyeterilkan rumah sakit, penutupan juga untuk memulihkan kondisi psikis dan mental petugas kesehatan di RSUD. Temuan 13 petugas kesehatan positif Covid-19 itu berpotensi memicu trauma, baik petugas yang positif maupun negatif Covid-19. Jika kondisi psikis dan mentalnya pulih, kemungkinan pelayanan kepada masyarakat kembali dibuka.
Nuryanuar mengatakan, meskipun ditutup, RSUD Padang Panjang tetap melayani pasien yang masih dalam perawatan. Tidak ada pemindahan pasien ke rumah sakit lain.
Ia menjelaskan, 13 petugas kesehatan itu diduga terinfeksi Covid-19 dari NS (29), pasien yang dilayani untuk bersalin. Warga Kabupaten Tanah Datar itu kemudian dirujuk ke RSUP Dr M Djamil, Padang, dan melahirkan di sana. Belakangan baru diketahui NS dan suaminya positif Covid-19.
Sebelum diketahui positif Covid-19, lanjutnya, NS pernah berkunjung ke Puskesmas Kebun Sikolos, Padang Panjang. NS setidaknya pernah tiga kali berkunjung ke instalasi gawat darurat RSUD Padang Panjang dan kemudian dirujuk ke RSUP Dr M Djamil, Padang.
Menurut Nuryanuar, awalnya memang tidak ada kecurigaan petugas kesehatan terhadap NS dan suaminya. Ketika ditanya, keduanya mengatakan memang merupakan perantau yang bekerja dan tinggal di Jakarta. Namun, masa inkubasi mereka dianggap sudah lewat karena NS kembali dari Jakarta dua bulan lalu, sedangkan suaminya sebulan lalu.
”Kalau disebut baru pulang atau tergolong orang dalam pemantauan, tentu akan lain cara pelayanannya. Secara fisik, ketika kedatangan pertama dan kedua, NS tidak ada gejala klinis, biasa-biasa saja. Yang ketiga kali ada sesak napasnya atau ada masalah di paru-paru. Petugas mengambil sampel usap tenggorokannya karena mulai curiga, ternyata benar positif,” tuturnya.
Nuryanuar menambahkan, petugas sudah menelusuri kontak erat 13 petugas kesehatan yang positif Covid-19 itu. Kontak erat, termasuk keluarga, diminta melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Petugas segera mengambil sampel usap tenggorokan terhadap kontak erat tersebut.
Direktur RSUD Padang Panjang Ardoni mengatakan, sebelum hasil uji usap tenggorokan NS dinyatakan positif, petugas kesehatan yang berkontak dengan NS dan keluarganya sudah dikarantina. ”(Mereka) Dikarantina di lokasi yang disiapkan pemkot dan tidak pulang ke rumah,” kata Ardoni dalam keterangan tertulis.
Ia mengatakan, pihaknya segera mendisinfeksi semua ruangan yang pernah dilalui 13 petugas kesehatan itu setelah kontak fisik dengan NS. Isolasi terhadap petugas yang pernah melakukan kontak fisik dengan 13 petugas kesehatan itu juga dilakukan.
Secara terpisah, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengingatkan kembali semua petugas kesehatan untuk menjalankan protokol pelayanan kesehatan selama masa pandemi Covid-19. Sebelumnya, Irwan menyatakan sudah mengirimkan instruksi gubernur kepada bupati/wali kota terkait hal tersebut.
”Semua pelayanan kesehatan, mulai dari puskesmas, jejaring, hingga rumah sakit, mengikuti prosedur tetap Covid-19 menggunakan alat pelindung diri. Untuk pasien apa pun, tidak hanya pasien Covid-19,” kata Irwan.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, Jumat (1/5/2020), menunjukkan, jumlah kasus positif Covid-19 di Sumbar mencapai 172 orang. Dari total kasus positif, 15 orang meninggal, 30 orang sembuh, 64 orang dirawat di rumah sakit, 36 orang melakukan isolasi mandiri, dan 16 orang diisolasi di Balai Pelatihan Kesehatan Sumbar. Kasus pertama di Sumbar ditemukan pada 26 Maret 2020.