Bantuan Langsung Tunai Dana Desa di Malang Mulai Cair
Bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD) mulai cair di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Desa Pandanlandung menjadi contoh desa yang cepat memproses penyaluran dana desa.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Bantuan langsung tunai dana desa atau BLT-DD mulai cair di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dana tersebut dibagikan kepada puluhan penerima manfaat yang terdampak pandemi Covid-19.
Penyerahan BLT-DD di Kabupaten Malang dimulai dari Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kamis (30/04/2020), di balai desa. Pencairan BLT-DD di Kabupaten Malang itu juga disiarkan langsung melalui kanal Youtube Akademi Desa serta bertelekonferensi dengan Sekretaris Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) Anwar Sanusi dan Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenedesa PDTT Ivanovich Agusta.
Desa Pandanlandung merupakan desa pertama di Kabupaten Malang yang berhasil menyalurkan bantuan bagi warga terdampak Covid-19 tersebut. Penerima BLT-DD di sana berjumlah 54 keluarga dengan nilai bantuan Rp 97.200.000. Setiap penerima akan menerima Rp 600.000 selama tiga bulan, dimulai April 2020. Penyaluran dilakukan melalui Bank BNI Cabang Brawijaya Malang.
”Sebanyak 54 penerima BLT-DD itu telah disaring dari masyarakat terdampak, dengan kriteria yang ditentukan dalam Surat Pemberitahuan Menteri Desa PDTT Nomor 1261/PRI.00/IV/2020 dan Surat Edaran Bupati Malang Nomor 440/3186/35.07.119/2020,” kata petugas Pendataan Satgas Covid-19 Desa Pandanlandung, Rino Ekananda.
Menurut Rino, data penerima BLT-DD tersebut dipilih dari data Bantuan Nasional Bencana Alam (BNBA) sebanyak 354 keluarga. Dari jumlah tersebut, terpilih klasifikasi penerima BLT-DD sebanyak 54 keluarga sehingga yang diajukan ke BNBA berkurang menjadi 300 keluarga.
Selama pandemi Covid-19, sebanyak 1.112 keluarga di Desa Pandanlandung merasakan dampaknya. Setelah dipilah dengan basis data sistem informasi desa, ribuan orang itu dapat dipisahkan menjadi penerima Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan pemerintah nontunai (BPNT), bantuan yang masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), non-DTKS, maupun bantuan sosial tunai (BST).
Kerja sama bagus
Kepala Desa Pandanlandung Wiroso Hadi mengatakan, untuk menggulirkan BLT-DD, Desa Pandanlandung terbilang cukup cepat. ”Terhitung tujuh hari sejak surat edaran dari Kabupaten Malang (keluar 23 April 2020), Pemerintah Desa Pandanlandung dapat menyalurkan bagi masyarakat terdampak Covid-19 tersebut. Kegiatan yang dijalankan mulai dari pendataan calon penerima, musyawarah desa khusus untuk menetapkan data calon penerima, perubahan RKP Desa/APB Desa, pengurusan rekening bank untuk penerima, dan penyaluran,” katanya.
Kunci cepatnya pengguliran BLT-DD tersebut adalah kerja sama antara pemerintah desa, Satgas Covid-19, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Mereka bersama-sama melalui tahapan penyiapan data, persiapan musyawarah, maupun rancangan regulasi desa.
”Intinya bahwa keselamatan dan ketenteraman masyarakat desa harus diutamakan. Dengan demikian, di luar pembagian BLT-DD, dari APBDes kami juga punya program pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19 dengan cara berbagi masker, hand-sanitizer, penyemprotan disinfektan, berbagi sembako, serta membagi alat sanitizer dan papan-papan peringatan,” kata Wiroso.
Yang menjadikan proses pendataan penerima BLT-DD di sana cepat adalah dengan melibatkan RT dan RW. ”SID menjadi data utama, lalu RT dan RW mengonfirmasinya terkait tingkat kerawanan warganya akibat Covid-19. RT dan RW juga didorong ikut menjelaskan berbagai skema bantuan lain yang juga ada selain BLT-DD. Dengan demikian, masyarakat menyadari bahwa jika tidak mendapat BLT-DD bisa mendapat bantuan lainnya,” Kata Iman Suwongso, Tenaga Ahli Desa Pandanlandung.
Dengan turunnya BLT-DD di Desa Pandanlandung, maka di Jawa Timur sudah ada 21 desa di 9 kabupaten di Jawa Timur mencairkan BLT-DD. ”Dengan jumlah desa sebanyak 21 desa dan total pemanfaat 2.703 keluarga miskin penerima terdampak Covid-19,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Jawa Timur Muhammad Yasin.
Yasin menambahkan, dengan adanya pandemi Covid-19, dana desa untuk Jawa Timur mengalami penyesuaian. Dari semula Rp 7,654 triliun menjadi Rp 7,570 triliun. DD tahap pertama sudah terealisasi Rp 2,79 triliun atau 91 persen. Adapun DD tahap dua sudah tersalurkan di 292 desa.
Terkait penyaluran BLT-DD di Kabupaten Malang tersebut, Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT Anwar Sanusi berharap, BLT-DD bisa memberikan manfaat bagi penerimanya. ”Saya mengapresiasi desa yang bisa cepat mencairkan BLT-DD karena hal itu sangat dibutuhkan warga terdampak. Namun, prosesnya harus benar, berpedoman pada norma administrasi yang benar,” kata Anwar.
Anwar menegaskan bahwa proses pencairan BLT-DD dimulai dengan pendataan (tidak mudah untuk mendefinisikan orang miskin yang berhak menerima), melakukan musdes khusus untuk melakukan validasi, pengesahan, dan penetapan daftar calon penerima manfaat, berikutnya disusul dengan pengesahan dan penetapan daftar penerima oleh kabupaten.