Peluang Penyebaran Covid-19 di NTT pada Mei Diprediksi Kecil
Peluang penyebaran Covid-19 di Nusa Tenggara Timur pada Mei-Juni diperkirakan makin kecil setelah kapal laut dan pesawat tidak masuk-kelua provinsi ini.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Peluang penyebaran Covid-19 di Nusa Tenggara Timur pada Mei-Juni diprediksi makin kecil setelah kapal laut dan pesawat tidak masuk-keluar di provinsi ini. Penghentian pengoperasian kapal dan pesawat merupakan salah satu cara memutus mata rantai penyebaran virus korona jenis baru.
Saat ini, pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal di NTT berjumlah delapan orang. Spesimen mereka dikirim ke Surabaya dan Jakarta untuk diperiksa. Jumlah orang tanpa gejala (OTG) 351 orang, salah satu di Manggarai Barat menolak diperiksa tim medis.
Peluang penyebaran Covid-19 di NTT pada Mei-Juni diprediksi kecil. Jika jumlah kasus Covid-19 di NTT tinggi, itu terjadi pada Maret-April saat kapal laut dan penerbangan masih keluar-masuk seluruh kabupaten/kota di daerah ini.
Dosen Universitas Nusa Cendana Kupang, John Tuba Helan, di Kupang, Rabu (29/4/2020), mengatakan, penghentian pengoperasian kapal dan pesawat baik bagi NTT terkait penyebaran virus korona. Apalagi saat ini jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan PDP terus menurun. Dua pekan lagi ODP diperkirakan tidak ada lagi karena masa karantina mandiri selama 14 hari sudah berakhir, terkait penghentian kapal laut dan pewat terbang per 24 April.
”Peluang penyebaran Covid-19 di NTT pada Mei-Juni diprediksi kecil. Jika jumlah kasus Covid-19 di NTT tinggi, itu terjadi pada Maret-April saat kapal laut dan penerbangan masih keluar-masuk seluruh kabupaten/kota di daerah ini,” kata Tuba Helan.
Saat ini masih ada 31 spesimen dari 75 spesimen dari NTT yang belum diketahui hasilnya. Pemeriksaan spesimen berlangsung di Jakarta. Sebanyak 44 spesimen telah selesai diperiksa, satu di antaranya positif Covid-19 dan 43 spesimen negatif.
Mungkin saja masih banyak spesimen yang harus dikirim ke Jakarta, tetapi penerbangan tidak ada sehingga dianggap tidak ada spesimen lagi dari NTT. Jika tidak ada penerbangan lagi, semestinya spesimen dapat diperiksa di Kupang. Jika pemerintah pusat tidak mengirim kit reagen ke NTT, indikator kasus Covid-19 di NTT sudah berlalu.
Pernah jatuh
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 NTT, Marius Jelamu, mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari Gugus Tugas Covid-19 Manggarai Barat bahwa seorang PDP meninggal dunia, Selasa (28/4/2020). PDP tersebut sebelumnya pernah jatuh dari pohon yang menyebabkan tulang belakang orang bersangkutan patah sehingga terjadi infeksi di tulang belakang yang bersangkutan.
”Tetapi, karena pasien ini baru datang dari daerah terpapar Covid-19, maka proses penanganan sesuai protap Covid-19 termasuk penguburan pasien. Spesimen yang bersangkutan pun telah dikirim ke Surabaya,” kata Jelamu.
Dengan kematian ini, maka jumlah PDP yang meninggal dunia sebanyak delapan orang, ODP yang meninggal dunia tiga orang. Spesimen dari orang-orang yang meninggal dunia ini diperiksa di Surabaya dan Jakarta, sebagian besar spesimen negatif.
Jelamu menuturkan, Gugus Tugas Manggarai Barat sangat kecewa dengan sikap salah satu OTG di Manggarai Barat. Ia baru saja pulang dari daerah terpapar Covid-19, tetapi ketika diminta tim medis Labuan Bajo untuk diperiksa, ia menolak. Orang bersangkutan malah marah dan mengancam tim medis yang datang ke kediamannya.
Petugas medis yang datang ke kediaman OTG semata-mata untuk menyelamatkan OTG bersangkutan, keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar. Mereka telah menempuh perjalanan 50 kilometer dari Labuan Bajo menuju kediaman OTG bersangkutan. Namun, tim medis ini diperlakukan sangat tidak bersahabat.
Pemerintah Provinsi NTT sangat ketat mencegah virus korona yang menyebar luas di NTT, antara lain dengan penolakan kapal laut dan feri beroperasi di NTT. Sampai hari ini pun tim Gugus Tugas dan aparat keamanan tetap melakukan operasi terhadap warga yang berkeliaran di jalan tanpa tujuan jelas.
Karena NTT masih termasuk provinsi negatif Covid-19, menurut Jelamu, seluruh dunia, dan masyarakat di sejumlah provinsi di Indonesia, mempertanyakan kebenaran data itu. Ia kembali menegaskan, Pemprov NTT tidak pernah menyembunyikan kasus Covid-19. Jika ada pasien positif atau negatif Covid-19, itu sesuai hasil pemeriksaan spesimen di Surabaya dan Jakarta.
Pemilik spesimen itu ada kaitannya dengan perjalanan ke daerah terpapar Covid-19, termasuk satu pasien positif Covid-19 yang telah sembuh setelah 12 hari dirawat di RSUD Yohannes Kupang.
Jika kit reagen sudah tiba di Kupang, NTT pun melakukan pemeriksaan spesimen sendiri. Semua spesimen dari 22 kabupaten/kota di NTT diperiksa di RSUD Yohannes Kupang.