Paiton ”Diserbu” Ubur-ubur, PJB Jamin Pasokan Listrik Tidak Terganggu
Sejak akhir pekan lalu, ribuan ubur-ubur ”menyerbu” kawasan PLTU Paiton 1 dan 2 di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Sejumlah cara dilakukan untuk mencegah terganggunya pasokan listrik area Jawa dan Bali.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
PROBOLINGGO, KOMPAS — Sejak akhir pekan lalu, ribuan ubur-ubur ”menyerbu” kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Paiton 1 dan 2 di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Sejumlah cara dilakukan untuk mencegah terganggunya pasokan listrik area Jawa dan Bali.
Ribuan ubur-ubur yang ”mengunjungi” PLTU Paiton 1 dan 2 tersebut diketahui terjadi sejak Sabtu (25/4/2020). Adapun pada Selasa (18/4/2020) pukul 10.00 ubur-ubur masih terlihat di sekitar kanal intake water (saluran masuk air). PLTU Paiton 1 dan 2 dikelola oleh anak usaha PT PLN (Persero), yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
”Berkaca pada pengalaman serupa pada 2016, kali ini kami lebih siap. Ada sejumlah metode yang dilakukan. Saat ini, Tim Paiton 1-2 masih mengupayakan dengan tetap memegang kaidah keselamatan dan kelestarian lingkungan. Tentu dengan arah bahwa kontinuitas penyediaan tenaga listrik selalu terjaga,” kata General Manager Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1 dan 2, Mustofa Abdillah, Rabu (29/4/2020).
Menurut Mustofa, ada beberapa cara yang dilakukan untuk menangani keberadaan ubur-ubur tersebut, yaitu melalui penanganan internal dan eksternal.
Penanganan internal adalah dengan pemasangan tiga lapis jaring pengaman. Jaring lapis pertama dipasang di intake kanal tempat masuk air laut (intake ini berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit). Jaring pengaman kedua ditempatkan di wilayah pompa, untuk menghindari ubur-ubur tersedot pompa. Dan jaring ketiga dipasang di depan area mesin, untuk menghindari ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU.
Saat ini Tim Paiton 1-2 masih mengupayakan dengan tetap memegang kaidah keselamatan dan kelestarian lingkungan. Tentu dengan arah bahwa kontinuitas penyediaan tenaga listrik selalu terjaga
”Di setiap lokasi pemasangan jaring telah bersiap siaga personel yang akan menghalau masuknya populasi ubur-ubur ke mesin pembangkit,” kata Mustofa.
Libatkan nelayan
Selain pengamanan internal, UP Paiton, menurut Mustofa, juga menggandeng nelayan di sekitar unit untuk menangani keberadaan ubur-ubur tersebut. Dengan menggunakan tujuh perahu nelayan, menurut Mustofa, ubur-ubur dijaring menggunakan jala nelayan lalu digiring dan dilepas di tengah laut dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membunuh ubur-ubur tersebut.
”Di garda terdepan, di luar, juga terdapat 15 personel yang siaga 24 jam dengan sistem shift untuk menyaring ubur-ubur. Mereka dibantu dengan para nelayan untuk menghalau ubur-ubur agar tidak mendekati kanal intake water. Intinya, semua upaya dilakukan agar tidak ada gangguan pasokan listrik,” kata Mustofa.
Adapun terkait keberadaan ubur-ubur di PLTU Paiton 1 dan 2, Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung Firstantara, mengatakan bahwa meski ada gangguan ubur-ubur, PJB berkomitmen agar pasokan listrik bagi masyarakat tidak terganggu. ”Meskipun ada ’serangan’ ubur-ubur, kami tetap berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik, khususnya di sistem kelistrikan Jawa-Bali,” kata Iwan.
Menurut Iwan, kejadian itu bukan hal yang mudah bagi PJB. ”’Serangan’ ubur-ubur ini terjadi pada saat pandemi Covid 19 dan di tengah bulan Ramadhan. Tentu ada tantangan tersendiri untuk mengatasinya. Namun, sebagai lini terdepan kelistrikan, kami berkomitmen untuk mengatasinya demi terjaganya listrik bagi masyarakat,” katanya.