Empat Episentrum Covid-19 di Sumbar, Kluster Pasar Raya Padang Paling Berat
Sejak pertama kasus positif Covid-19 ditemukan di Sumatera Barat pada 26 Maret lalu, ada empat episentrum penularan di Sumbar. Kluster Pasar Raya Padang paling berat dikendalikan dengan jumlah 36 kasus positif.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sejak pertama kali kasus positif Covid-19 ditemukan di Sumatera Barat pada 26 Maret lalu, ada empat episentrum penularan di Sumbar. Kluster Pasar Raya Padang merupakan kluster terberat untuk dikendalikan dengan jumlah 36 kasus positif hingga Rabu (29/4/2020).
Di Kota Padang, Sumbar, setidaknya ada dua kluster terbesar, yaitu kluster Pasar Raya Padang dan kluster Kecamatan Pegambiran. Di luar Padang ada pula kluster Puskesmas Tarusan di Kabupaten Pesisir Selatan dan kluster Gowa di Kabupaten Dharmasraya.
Yang agak berat memang kluster Pasar Raya Padang. Susah menelusuri aktivitas masyarakat di sana dan jumlah orangnya banyak. Hingga kemarin, dari pengembangan kasus, tingkat penularan sudah generasi keempat dengan total kasus 36 orang positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Padang Feri Mulyani, Rabu, mengatakan, secara keseluruhan ada 13 kluster di Padang. Sebelas kluster sudah dapat diputus penularannya dengan tingkat penularan dua generasi, sedangkan kluster Pasar Raya Padang dan kluster Pegambiran masih berlanjut.
”Yang agak berat memang kluster Pasar Raya Padang. Susah menelusuri aktivitas masyarakat di sana dan jumlah orangnya banyak. Hingga kemarin, dari pengembangan kasus, tingkat penularan sudah generasi keempat dengan total kasus 36 orang positif Covid-19,” kata Feri.
Kasus pertama Covid-19 di Pasar Raya Padang terkonfirmasi pada Minggu (12/4/2020) lalu. Seorang pedagang tertular dari anggota keluarga yang baru pulang dari daerah terjangkit. Virus yang dikenal dengan nama SARS-CoV-2 itu menyebar kepada pedagang lain.
Menurut Feri, penularan Covid-19 di kluster ini tidak hanya pada pedagang. Dari empat generasi penularan, Covid-19 telah menyebar kepada orang lain, di antaranya anggota kelurga pedagang, pembeli, dan orang yang pernah beraktivitas di pasar dalam jangka waktu tertentu.
Feri melanjutkan, petugas kesehatan terus mencari kontak erat pasien positif Covid-19 di kluster Pasar Raya Padang. Sejauh ini sudah lebih dari 100 orang kontak erat yang diperiksa sampel uji usap hidung dan tenggorokannya.
”Saat ini, kami sedang mendata pemilik (dan pekerja) toko di blok-blok yang ada kasus positif Covid-19 untuk kemudian mengambil sampel usap hidung dan tenggorakan secara massal,” ujarnya.
Kasus di kluster Pegambiran, katanya, juga termasuk besar, tetapi tidak semasif di kluster Pasar Raya Padang. Hingga saat ini, total ada sembilan kasus penularan langsung di kluster Pegambiran.
”Kluster Pegambiran tampaknya tidak semasif Pasar Raya Padang. Kluster ini masih bisa kami lokalisasi proses transmisinya. Penularannya baru sampai generasi ketiga. Mudah-mudahan tidak berkembang lagi,” tuturnya.
Feri menjelaskan, kluster Pegambiran ditemukan saat dinas kesehatan mengadakan penapisan terhadap petugas garda terdepan dalam menelusuri kontak erat. Dari pemeriksaan, ada satu petugas yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Setelah ditelusuri, ternyata petugas itu terpapar SARS-CoV-2 dari orang positif Covid-19 di fasilitas kesehatan tempat ia bekerja. Pasien positif itu terpapar dari anaknya yang baru kembali dari Jakarta, episentrum penularan Covid-19 di Indonesia.
Episentrum penularan Covid-19 lain di Sumbar adalah Puskesmas Tarusan, Kecamatan Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan. Hingga saat ini, jumlah kasus positif Covid-19 di kluster itu mencapai 11 orang dengan tingkat penularan dua generasi.
Juru bicara percepatan penanganan Covid-19 Pesisir Selatan, Rinaldi, mengatakan, secara keseluruhan ada 88 orang yang diambil sampel usap hidung dan tenggorokan terkait kluster ini. Mereka antara lain pegawai puskesmas dan anggota keluarganya.
”Kemarin ada empat orang yang keluar hasil pemeriksaannya dan negatif Covid-19. Sekarang ada lima orang lagi yang ditunggu hasil pemeriksaannya. Mudah-mudahan negatif sehingga kluster ini terputus,” kata Rinaldi.
Ia menyebutkan, terakhir kali ada tambahan kasus positif Covid-19 pada Sabtu (25/4/2020) lalu. Waktu itu ada dua orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Kluster Puskesmas Tarusan ini terdeteksi pada pertengahan April ini. Penularan bermula dari adanya seorang petugas kesehatan yang positif Covid-19. Sebelum diketahui positif, petugas itu sempat melakukan kontak dengan petugas/pegawai lain. Orang yang berkontak dicurigai juga telah menularkan Covid-19 kepada yang lain.
Pemkab Pesisir Selatan kemudian mengarantina 58 tenaga medis, paramedis, dan pegawai Puskesmas Tarusan sejak Kamis (16/4/2020). Mereka dikarantina selama menunggu hasil pemeriksaan sampel usap hidung dan tenggorokan. Puskesmas pun berhenti beroperasi (Kompas.id, 17 April 2020).
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, secara keseluruhan ada empat episentrum penularan Covid-19 di Sumbar, yaitu kluster Pasar Raya Padang, kluster Pegambiran, kluster Puskesmas Tarusan, dan kluster Dharmasraya.
”Kalau temuan kasus positif masih dari empat titik itu, masih bagus dalam bentuk pengendalian. Yang repot jika muncul episentrum baru. Akan merepotkan petugas dalam menelusuri kontak erat dan mengisolasi,” ujar Irwan.
Di Dharmasraya total ada enam kasus positif Covid-19. Semuanya merupakan bagian dari kluster Gowa, Sulawesi Selatan. Kasus terbaru, ada empat tambahan kasus positif Covid-19 di Dharmasraya pada Minggu (26/4/2020) dan semuanya merupakan jemaah peserta ijtima dunia yang digelar di Gowa pada Maret 2020 lalu. Kasus pertama di Dharmasraya ditemukan pada Senin (13/4/2020).
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, Rabu (29/4/2020), menunjukkan, jumlah kasus positif Covid-19 di Sumbar mencapai 145 orang. Dari total kasus positif, 15 orang meninggal, 24 orang sembuh, 42 orang dirawat di rumah sakit, 38 orang melakukan isolasi mandiri, dan 26 orang diisolasi di Balai Pelatihan Kesehatan Sumbar. Kasus pertama di Sumbar ditemukan pada 26 Maret 2020.