161 Perjalanan KA Jarak Jauh di Yogyakarta Dibatalkan
PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta telah membatalkan sebanyak 161 perjalanan kereta api jarak jauh. Pembatalan perjalanan yang seharusnya berakhir 30 April 2020 diperpanjang hingga 31 Mei 2020.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta telah membatalkan sebanyak 161 perjalanan kereta api jarak jauh. Pembatalan perjalanan yang seharusnya berakhir 30 April 2020 itu diperpanjang hingga 31 Mei 2020. Langkah itu ditempuh guna mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 lebih luas.
”Total pembatalan sudah ada 161 perjalanan sejak Maret lalu. Keputusan ini diambil setelah kami mengevaluasi dan mengikuti perkembangan di lapangan. Masa pembatalan perjalanan diperpanjang hingga setelah Lebaran, yaitu tanggal 31 Mei 2020,” kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (KAI Daop) VI Yogyakarta Eko Budiyanto saat dihubungi, Selasa (28/4/2020).
Eko menambahkan, pembatalan perjalanan itu sekaligus mendukung kebijakan larangan mudik dari pemerintah pusat. Harapannya, langkah tersebut dapat mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 lebih luas melalui pembatasan pergerakan penduduk antardaerah.
Adapun perjalanan kereta jarak jauh yang dibatalkan itu untuk rute menuju arah timur dan barat Yogyakarta. Perjalanan kereta jarak jauh yang menuju arah timur itu termasuk ke wilayah Surabaya, Malang, dan Ketapang. Sementara perjalanan kereta yang menuju arah barat itu meliputi wilayah Jakarta dan Bandung.
”Praktis semua kereta jarak jauh tidak beroperasi sementara waktu ini. Hanya ada kereta Prameks yang masih beroperasi. Jumlah perjalanannya juga sangat terbatas, hanya delapan perjalanan,” kata Eko.
Kemudian, Eko menambahkan, terhitung sejak 1-27 April 2020, terdapat 13.940 tiket perjalanan jarak jauh yang dibatalkan oleh penumpang. Selama Maret, jumlah pembatalan tiket perjalanan jarak jauh mencapai 28.000 penumpang.
”Kami memberikan pengembalian 100 persen untuk pembatalan tiket keberangkatan kereta api sampai 4 Juni 2020. Pembatalan bisa melalaui aplikasi KAI Access ataupun loket stasiun,” kata Eko.
Ditemui terpisah, Kepala Penyidik Pegawai Negeri Sipil UPT Terminal Giwangan Purwanto menyatakan, jumlah penumpang bus juga turun drastis sejak adanya penetapan larangan mudik. Diperkirakan tinggal bersisa 10 persen dari hari-hari biasanya.
Menurut data dari UPT Terminal Giwangan, pada Senin (27/4/2020) bus asal luar daerah yang tiba hanya berjumlah 105 unit. Penumpang yang turun sebanyak 280 orang. Saat kondisi normal, penumpang dari luar daerah yang turun di terminal tersebut bisa mencapai 3.000 orang per harinya.
”Setelah ada penerapan PSBB (pembatasan sosial berskala besar), juga ada larangan mudik, tentu nanti jumlah penumpang akan terus berkurang,” kata Purwanto.
Purwanto menyampaikan, bus yang masih beroperasi, hingga saat ini, hanya jurusan Yogyakarta-Solo, Yogyakarta-Wonosari, Yogyakarta-Bantul, dan Transjogja yang melayani rute dalam kota Yogyakarta. Bahkan, hanya ada enam penumpang yang turun dari dua bus rute Yogyakarta-Solo, Selasa.
Purwanto menambahkan, mulai Selasa, bus yang menuju ke Surabaya juga sudah tidak lagi beroperasi. Ini terkait dengan mulai diterapkannya PSBB di daerah tersebut.