11 Anak Buah Kapal Kelud Dipulangkan dari Pulau Galang
Sebanyak 11 orang dari total 40 anak buah Kapal Motor Kelud yang dirawat di Pulau Galang dipulangkan. Sebanyak 29 ABK lain yang masih dirawat juga diperkirakan segera diperbolehkan pulang.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Sebanyak 11 orang dari total 40 anak buah Kapal Motor Kelud yang dirawat di Rumah Sakit Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, dipulangkan, Selasa (28/4/2020). Adapun 29 orang lainnya diperkirakan juga dapat dipulangkan dalam beberapa hari ke depan.
Kepala RS Khusus Infeksi Covid-19 Kolonel Khairul Ihsan Nasution mengatakan, 40 awak KM Kelud dirawat sejak 14 hari lalu. Tes cepat menunjukkan hasil reaktif. Namun, pemeriksaan lanjut menggunakan metode reaksi rantai polimerase (PCR) menunjukkan hanya 29 orang positif terinfeksi Covid-19.
”Hasil PCR terhadap 11 orang ini negatif dan selama 14 hari karantina mereka tidak menunjukkan gejala Covid-19 sehingga hari ini sudah bisa dipulangkan. Namun, kami tetap mengimbau mereka untuk selalu menggunakan masker agar tidak membahayakan orang lain,” kata Khairul.
Di Pulau Galang kini masih ada 29 awak KM Kelud yang menjalani perawatan. Menurut Khairul, 29 orang yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 itu berada dalam kondisi baik dan hanya menunjukkan gejala ringan. Semuanya sudah dapat menjalani aktivitas normal seperti biasa.
”Sampel usap beberapa di antara mereka sudah dinyatakan negatif, jadi tinggal menunggu satu kali uji PCR lagi. Dalam waktu dekat, mungkin dua atau tiga hari lagi, mereka akan kami pulangkan,” ujar Khairul.
Kepala Cabang PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Kota Batam Agus Suprijatno mengatakan, untuk sementara, 11 orang itu akan ditampung di sebuah hotel. Ia masih menunggu keputusan pemerintah pusat apakah mereka akan langsung bekerja kembali di KM Kelud atau akan dipulangkan ke keluarga masing-masing lebih dulu.
Peristiwa merebaknya Covid-19 di sejumlah kapal milik Pelni membuat perusahaan itu untuk sementara menghentikan pelayanan penumpang.
Agus menambahkan, merebaknya penularan Covid-19 di sejumlah kapal milik Pelni membuat perusahaan itu untuk sementara menghentikan pelayanan penumpang. Selain KM Kelud, penularan Covid-19 juga terjadi di KM Lambelu, KM Bukit Raya, dan KM Nggapulu.
”Sebagian kapal akan tetap beroperasi mengangkut logistik karena banyak daerah membutuhkan. Misalnya, Batam yang sangat bergantung pada jalur laut untuk mendapat pasokan logistik dari Jakarta dan Medan,” ucap Agus.
Sebagai daerah perbatasan, sebagian pasien Covid-19 di Kepri berasal dari luar daerah ataupun luar negeri. RS Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang, selain merawat awak KM Kelud juga, diperuntukkan bagi para buruh migran. Jumlah pasien yang terus bertambah itu membuat kebutuhan alat kesehatan ikut meningkat.
Pelaksana Tugas Gubernur Kepri Isdianto meminta semua pihak ikut ambil bagian dalam penanganan Covid-19. Bantuan berupa alat kesehatan dan bahan pokok kini sangat dibutuhkan selama masa pandemi.
Tujuh kabupaten/kota di Kepri juga mulai menyiapkan jaring pengaman sosial. Namun, dalam penerapannya masih banyak kelompok warga yang belum terjangkau.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepri Musni Hardi Atmaja mengatakan telah memberikan bantuan 3.750 alat pelindung diri dan 300 paket bantuan bahan pokok. ”Ini bentuk apresiasi sekaligus dukungan terhadap petugas medis di garda depan yang tengah berjuang menghadapi Covid-19,” katanya.
Tujuh kabupaten/kota di Kepri juga mulai menyiapkan jaring pengaman sosial. Namun, dalam penerapannya masih banyak kelompok warga yang belum terjangkau. Salah satu contohnya adalah Batam, bantuan bahan pokok baru menjangkau 192.000 keluarga. Padahal, di kota ini ada 260.000 keluarga miskin dan rawan miskin.