RSA UGM Gunakan Bilik Khusus untuk Ambil Sampel Usap Tenggorok
Rumah Sakit Akademik UGM mulai memanfaatkan bilik khusus untuk mengambil sampel usap tenggorok guna mendiagnosis pasien Covid-19. Pemanfaatan bilik bernama Gama Swab Sampling Chamber itu bisa menghemat ketersediaan APD.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada mulai memanfaatkan bilik khusus untuk mengambil sampel usap tenggorok guna mendiagnosis pasien Covid-19. Pemanfaatan bilik bernama Gama Swab Sampling Chamber itu bisa menghemat alat pelindung diri saat pengambilan sampel usap dilakukan.
Bilik itu berukuran 1,2 meter x 1,2 meter x 2,4 meter. Rangkanya berbahan aluminium. Dindingnya berbahan akrilik dengan ketebalan 5 milimeter. Bilik itu dibuat lintas fakultas di UGM, seperti fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, sekolah vokasi, serta fakultas kedokteran, kesehatan masyarakat, dan keperawatan. Selain itu, terlibat juga sejumlah dokter dari Rumah Sakit Akademik UGM.
”Dengan alat ini, kapasitas pemeriksaan swab bisa ditingkatkan. Khususnya bagi ODP (orang dalam pemantauan) rawat jalan dan OTG (orang tanpa gejala). Banyak orang bisa di-swab dan mudah-mudahan banyak yang negatif,” kata Direktur RSA UGM Arief Budiyanto, dalam peluncuran bilik tersebut di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (27/4/2020).
Arief menambahkan, penggunaan alat pelindung diri (APD) dapat dihemat melalui operasional bilik itu. Saat ini, keterbatasan APD menjadi masalah yang dihadapi beberapa rumah sakit. Hadirnya inovasi seperti bilik tersebut dapat menjadi jawaban atas persoalan itu.
Ketua Tim Peneliti Gama Swab Sampling Chamber R Sumiharto mengatakan, bilik itu menggunakan tekanan positif. Hal itu jauh lebih aman dan nyaman karena pasien ada di luar dan operator ada di dalam bilik. Selain itu, bilik itu menggunakan teknologi high efficiency particulate air (HEPA) filter. HEPA filter tersebut mampu menyaring aliran partikel udara hingga 0,3 mikro dengan efisiensi lebih dari 99 persen.
Anggota Tim Peneliti Gama Swab Sampling Chamber, Hera Nirwati, menjamin teknologi HEPA filter dengan spesifikasi tersebut mampu melindungi petugas pengambil sampel yang berada di dalam bilik.
Bilik itu menggunakan teknologi high efficiency particulate air (HEPA) filter. HEPA filter tersebut mampu menyaring aliran partikel udara hingga 0,3 mikro dengan efisiensi lebih dari 99 persen.
Dihubungi terpisah, Ketua Tim Covid-19 RSA UGM Siswanto mengungkapkan, alat tersebut bakal beroperasi selama dua jam setiap hari. Kapasitas pengambilan sampelnya berkisar 15-20 orang setiap kali beroperasi.
”Jelas ini sebuah penghematan. Biasanya, pengambilan uji swab untuk seorang pasien membutuhkan dua APD level III. Untuk mengetes pasien lainnya, harus berganti APD baru lagi,” kata Siswanto.
Siswanto melanjutkan, dengan bilik itu, seorang petugas pengambil sampel swab bisa menggunakan satu APD sederhana pada 15-20 pasien. Sebab, petugas tersebut seperti terisolasi di bilik sehingga dapat terhindar dari paparan virus.