Belum Semua Warga Terdampak di Makassar Terima Bantuan
Hingga hari keempat pelaksanaan PSBB di Makassar, baru 12.764 dari total 60.000 warga terdampak pandemi yang menerima bantuan sebagai jaring pengaman sosial.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Hingga Senin (27/4/202) atau hari keempat pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Makassar, Sulawesi Selatan, belum semua warga terdampak pandemi menerima bantuan. Warga yang tak sabar, data ganda, dan berbagai kendala lain membuat distribusi bantuan lambat.
Berdasarkan data Dinas Sosial Kota Makassar, hingga Senin, baru 12.764 warga yang menerima bantuan dari total 60.000 warga miskin baru terdampak pandemi yang terdata. ”Kendala paling menyulitkan di lapangan adalah warga tidak sabaran dan berdesakan. Tapi, kami terus melanjutkan distribusi hingga semua menerima,” Kata Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Mukhtar Tahir.
Sebelumnya, saat konferensi video bersama wartawan, Mukhtar mengatakan, kendala lain juga dihadapi akibat sejumlah data ganda terkait penerima bantuan. Data ganda itu di antaranya ada warga, yang sebelumnya sudah terdata sebagai warga miskin yang selama ini menerima berbagai bantuan, kembali terdata sebagai warga terdampak pandemi.
Karena itu, Dinas Sosial Kota Makassar harus melakukan pencocokan data. Hal ini agar bantuan dapat tepat sasaran dan merata. Proses tersebut dilakukan sembari terus mendistribusikan bantuan.
Sementara itu, terkait masih banyaknya pemilik usaha yang membangkang dan tetap buka selama PSBB, Pemerintah Kota Makassar melakukan tindakan menyemprot toko-toko yang tetap buka. Penyemprotan dilakukan oleh kendaraan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar dengan air yang diberi pewarna.
Selain menyemprot toko-toko yang masih buka, kendaraan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar juga berkeliling kota untuk membubarkan warga yang masih berkerumun dengan penyemprotan itu.
Toko-toko itu tidak termasuk dalam jenis usaha yang dikecualikan dalam larangan beroperasi saat PSBB. Toko-toko tersebut, seperti toko pakaian, warung kopi, dan toko mainan.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Makassar Iman Hud mengatakan, penyiraman akan terus dilakukan selama pemilik usaha membangkang. ”Kami akan terus turun, pagi, siang, sore, untuk menyemprot. Kami sudah berusaha mengimbau, memberi tahu, tapi banyak yang membangkang. Terpaksa kami lakukan tindakan seperti ini,” katanya.
Sejauh ini, pelaksanaan PSBB di Makassar memang belum sesuai apa yang diharapkan. Tak hanya tempat usaha yang buka, di jalan-jalan warga masih ramai lalu lalang.
Bahkan, selama beberapa hari Ramadhan, balapan liar juga masih dilakukan ratusan warga di beberapa lokasi. Pihak kepolisian pun sudah turun tangan untuk menertibkan aksi tersebut sejak hari pertama PSBB, tetapi pelaku balap liar tetap membandel.