PT Kereta Api membatalkan perjalanan tiga kereta terakhir yang masih beroperasi dari dan menuju Daerah Operasional 9 Jember. Pembatalan ini membuat tak satu pun kereta penumpang beroperasi di Daop 9.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — PT Kereta Api membatalkan perjalanan tiga kereta terakhir yang masih beroperasi dari dan menuju Daerah Operasional 9 Jember. Pembatalan ini membuat tak satu pun kereta penumpang beroperasi di Daop 9.
Sebelumnya, PT Kereta Api Daerah Operasional 9 (PT KAI Daop 9) Jember sudah melakukan dua kali tahap pembatalan keberangkatan. Tahap Pertama dilakukan pada 1 April dan tahap kedua dilaksanakan tanggal 15 April.
Hal itu disampaikan Vice President PT KAI Daop 9 Jember Agus Barkah ketika dihubungi dari Banyuwangi, Sabtu (25/4/2020). Agus mengatakan, keputusan tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Perhubungan No 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Coronavirus Desease 2019 (Covid-19).
”Seluruh perjalanan KA penumpang dari dan menuju wilayah Daop 9 Jember mulai 25 April hingga 31 Mei kami hentikan sementara. Di tahap ketiga ini, tiga kereta api yang dihentikan operasinya ialah Kereta Api Ranggajati relasi Jember-Cirebon (Pergi Pulang), Kereta Api Wijayakusuma relasi Ketapang-Cilacap (PP), dan Kereta Api Probowangi relasi Ketapang-Surabaya Gubeng (PP),” ungkap Agus.
Sebelumnya pada 1 April, PT KAI Daop 9 Jember telah membatalkan 4 perjalanan KA, dan pada 15 April telah membatalkan 5 perjalanan KA. Dengan demikian tak ada satu pun perjalanan kereta penumpang yang melintas di wilayah Daop 9 dari Banyuwangi hingga Pasuruan.
Lebih lanjut, Agus menambahkan, kebijakan pembatalan perjalanan KA ini akan terus dievaluasi dari waktu ke waktu dengan mempertimbangkan perkembangan situasi di lapangan sehingga tidak menutup kemungkinan untuk diperpanjang.
”KAI memohon maaf bagi para penumpang yang perjalanannya tertunda akibat pembatalan perjalanan ini. Hal ini bertujuan untuk menghentikan penyebaran Covid-19 pada saat mudik Lebaran 2020,” ujar Agus.
Agus melanjutkan, penumpang yang kereta apinya batal berangkat akan dikembalikan bea tiketnya 100 persen. Penumpang akan dihubungi melalui Contact Center 121 dan dipersilakan untuk mengikuti petunjuk selanjutnya. Jika belum dihubungi, penumpang juga bisa membatalkan tiketnya sendiri melalui aplikasi KAI Access dan loket stasiun.
Pembatalan melalui aplikasi dapat dilakukan hingga maksimal 3 jam sebelum jadwal keberangkatan dan uang akan ditransfer paling lambat 45 hari kemudian. Adapun pembatalan di loket stasiun dapat dilakukan di semua stasiun keberangkatan KA jarak jauh dan lokal hingga maksimal 30 hari setelah jadwal keberangkatan dengan menunjukkan kode booking dan uang akan langsung diganti secara tunai.
Salah satu warga yang membatalkan tiket ialah Dyah Nita (29), warga Kalipuro, Banyuwangi. Ia membatalkan tiket untuk perjalanan yang akan dilakukan pada masa mudik Lebaran, Mei 2020.
”Total ada 11 tiket yang saya batalkan hari ini. Itu tiket perjalanan mudik Lebaran dari Banyuwangi-Surabaya-Yogyakarta untuk saya, suami, anak, dan ibu mertua, juga termasuk tiket orangtua saya dari Banyuwangi ke Malang,” ungkapnya.
Nita mengaku dengan berat hati membatalkan perjalanan Lebaran tahun ini. Sudah tiga tahun ia dan keluarganya tidak mudik ke Yogyakarta. Pada tahun 2018 dan 2019, ia tidak mudik karena hamil dan anak masih bayi.
”Tahun ini kami sudah punya niatan kuat untuk mudik. Namun, saat semua persiapan sudah sangat matang, apa daya korona menyerang. Seluruh keluarga besar tampaknya juga memaklumi hal ini,” kata Nita.
Penerbangan
Sementara itu, Bandara Banyuwangi pada Sabtu (24/4/2020) masih melayani sejumlah penerbangan. Pada Sabtu dari 14 kali penerbangan kedatangan dan keberangkatan, hanya tersisa 2 penerbangan kedatangan dan 2 penerbangan keberangkatan.
”Sabtu kemarin, hanya Wings dari Surabaya dan Batik dari Jakarta yang masih beroperasi. Citilink dari Jakarta dan Surabaya serta Garuda dari Jakarta juga tidak terbang,” ujar Asisten Manager Maintenance Facility Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi Andry Lesmana.
Andri mengatakan, saat terjadi kenaikan harga tiket, jumlah penumpang rata-rata per hari di Bandara Banyuwangi berkisar 600 orang hingga 700 orang. Saat penerapan tarif batas atas dan tarif batas bawah, penumpang per hari bisa mencapai 1.100 orang.
”Dalam kondisi pandemi ini, jumlah penumpang mengalami penurunan drastis. Sabtu kemarin, misalnya, hanya ada 161 penumpang dalam sehari,” tutur Andry.