Tim terpadu mulai menyekat akses utama dari dan ke Jawa Timur serta memeriksa pergerakan masyarakat untuk mencegah meluasnya wabah virus korona jenis baru, Jumat (24/4/2020).
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Tim terpadu mulai menyekat akses utama dari dan ke Jawa Timur serta memeriksa pergerakan masyarakat untuk mencegah meluasnya wabah virus korona jenis baru, Jumat (24/4/2020). Penyekatan berlangsung dalam masa Operasi Ketupat Semeru sampai 30 Mei 2020.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Luki Hermawan mengatakan telah mendirikan 185 pos pengamanan, 183 pos pemeriksaan dan pemantauan, dan 52 pos pelayanan. Selain itu, juga didirikan pos terpadu untuk penyekatan di delapan lokasi yang merupakan perbatasan Jatim dengan Jawa Tengah dan Bali.
Untuk Operasi Ketupat Semeru 2020, lanjut Luki, Polri menugaskan lebih dari 11.200 anggota Polri di Jatim. Jumlah itu di luar kekuatan personel TNI, aparatur pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan yang dilibatkan.
”Kami berharap operasi ini dapat membantu pemerintah dalam penanganan wabah penyakit akibat virus korona atau Covid-19 (coronavirus disease 2019),” katanya.
Kami berharap operasi ini dapat membantu pemerintah dalam penanganan wabah penyakit akibat virus korona baru atau Covid-19.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Ajun Komisaris Besar Pranatal Hutajulu menambahkan, penyekatan arteri utama atau jalan nasional ada di perbatasan Tuban-Rembang, Bojonegoro-Cepu, Ngawi-Sragen, Magetan-Karanganyar, Ponorogo-Wonogiri, Pacitan-Wonogiri, dan Jalan Tol Trans-Jawa seksi Ngawi-Sragen. Selain itu, di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, untuk seluruh kendaraan dari dan ke Pulau Bali.
Di titik-titik pemeriksaan, lanjut Pranatal, semua kendaraan harus dipilah. Mobil dan truk pengangkut bahan pangan dan kebutuhan pokok masyarakat diperiksa, disemprot, dan boleh melanjutkan perjalanan. Kendaraan pribadi dan angkutan penumpang akan diperiksa lebih saksama. Jika di antara penumpang ditemukan bukan warga Jatim dan bukan karena alasan kedaruratan dalam masa wabah ini, ia diminta kembali ke jalur asal. Pemeriksaan kendaraan meliputi nomor pelat, identitas, dan suhu tubuh.
”Mereka yang suhu tubuh di atas 38 derajat celsius sehingga terindikasi gejala kena virus korona akan periksa lebih lanjut sekaligus tes,” kata Pranatal. Yang kedapatan positif akan segera ditangani oleh tim kesehatan. Informasi yang ada di pos-pos pemeriksaan akan diteruskan ke daerah tujuan atau kabupaten/kota warga itu.
Kepala Dinas Perhubungan Jatim Nyono mengatakan, tim terpadu juga disiapkan untuk pemantauan dan penyekatan di jalur-jalur alternatif perbatasan Jatim-Jateng. Di jalur-jalur alternatif, penyekatan akan lebih tegas dengan menutup jalur agar pemudik tujuan Jatim beralih ke jalur nasional dan tol sehingga bisa terpantau oleh pos pengawas.
Nyono memperingatkan, warga tujuan Jatim akan diminta memutar balik jika tidak mematuhi protokol penanganan Covid-19. Misalnya, mobil penumpang dengan kapasitas delapan tempat duduk hanya boleh diisi maksimal separuhnya. Jika itu dilanggar, pemudik tidak akan diloloskan menuju kampung halaman di Jatim. Siapa pun tidak boleh menolak untuk diperiksa identitas dan kondisi tubuh.