Harga Meningkat, Bulog Lampung Sediakan Gula Pasir Sesuai Harga Acuan
Harga gula pasir di wilayah Lampung kembali naik. Bulog Lampung sediakan gula sesuai harga acuan.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Harga gula pasir di wilayah Lampung kembali naik. Tidak hanya mahal, stok gula kemasan di sejumlah ritel di Bandar Lampung juga menipis. Untuk menstabilkan harga, Bulog Lampung sediakan gula sesuai harga acuan.
Kepala Seksi Sekretaris Umum dan Humas Bulog Lampung Rafki Ismael menuturkan, sejak Maret, Bulog bekerja sama dengan Pemprov Lampung telah menggelar operasi pasar sebagai upaya menstabilkan harga gula. Satu kilogram gula kemasan dijual sesuai harga acuan Rp 12.500.
Berdasarkan pemantauan, harga gula di Lampung sempat turun ke level Rp 16.000 per kg. Namun, sejak sepekan terakhir, harga gula kembali naik menjadi Rp 17.000-Rp 18.000 per kg.
Terkait hal itu, kata Rafki, Bulog Lampung masih tetap menjual gula pasir sesuai harga acuan. Namun, dengan adanya pembatasan fisik, Bulog tidak mengadakan operasi pasar karena dapat menimbulkan kerumunan. Untuk itu, Bulog mendistribuskan gula ke sejumlah toko yang sudah bekerja sama. Meski begitu, Rafki enggan memaparkan stok gula yang ada di Bulog.
Berdasarkan pantauan, saat ini, harga jual gula pasir Rp 17.000-Rp 18.000 per kg. Menurut sejumlah pedagang, stok gula juga semakin menipis. ”Stok gula belum datang sejak tiga hari lalu,” ujar Sanimah, pemilik toko bahan pokok di Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
Menurut dia, pasokan gula pasir dari agen mulai menipis sejak satu pekan terakhir. Akibatnya, stok di pedagang eceran juga hampir habis. Padahal, pembelian gula biasanya meningkat selama Ramadhan.
Padahal, pembelian gula biasanya meningkat selama Ramadhan.
Bahkan, stok gula kemasan di sejumlah ritel di Bandar Lampung juga habis. Sejumlah toko juga membatasi pembelian maksimal 2 kilogram.
Kepala Dinas Perkebunan Lampung Edi Yanto beberapa waktu lalu menuturkan, musim kemarau 2019 tidak berdampak terhadap produksi tebu di Lampung. Kemarau jelang musim panen justru akan meningkatkan rendemen gula.
Data Dinas Perkebunan Lampung justru menunjukkan produksi tebu 2-3 tahun terakhir justru cenderung meningkat. Pada 2018, produksi tebu mencapai 642.630 ton. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan produksi pada 2017 yang mencapai 632.320 ton.