Transmisi Lokal Covid-19 Terjadi di Nusa Tenggara Barat
Transmisi lokal Covid-19 telah terjadi di Kota Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Hal itu membuat sumber penularan Covid-19 semakin sulit diketahui.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Transmisi lokal Covid-19 telah terjadi di Kota Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Hal itu membuat sumber penularan Covid-19 semakin sulit diketahui.
Kepala Dinas kesehatan Nusa Tenggara Barat Nurhandini Eka Dewi di Mataram, Kamis (23/4/2020) mengatakan, Kota Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Timur ditetapkan sebagai daerah terjadi transmisi lokal pada Jumat (17/4/2020) oleh Kementerian Kesehatan. Transmisi lokal adalah daerah yang sudah terjadi penularan dari penderita pertama ke orang-orang di sekitarnya.
"Kami melihat beberapa penderita, keluarganya juga sakit atau ikut terjangkit virus ini. Misalnya ada yang suaminya pertama kena dan kemudian anak serta istri juga ikut menderita," kata Eka.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, pasien kasus positif Covid-19 di NTB telah mencapai 115 orang. Kasus positif berada di seluruh kabupaten kota di NTB.
Dari jumlah kasus positif, terlihat bahwa pasien-pasien awal kemudian menularkan ke kontak-kontak terdekat mereka. Kasus positif pertama, misalnya, menularkan ke suami dan santri di pondok pesantrennya. Begitu juga dengan kasus keempat yang menularkan ke jemaat gereja. Jemaat itu lantas menularkannya ke anggota keluarganya.
Pada kasus di klaster Gowa yang merupakan kelompok penyebaran terbanyak di NTB saat ini, atau 78 kasus positif hingga Kamis sore, ada belasan kasus positif di berbagai daerah yang belum diketahui darimana tertular Covid-19. Penelusurun masih dilakukan oleh tim gugus tugas.
Menurut Eka, dengan terjadinya transmisi lokal, maka kita tidak akan tahu siapa saja orang di sekitar kita yang menularkan Covid-19. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. "Ikuti aturan-aturan yang telah dibuat pemerintah demi kebaikan bersama. Misalnya memakai masker saat keluar rumah," kata Eka.
Ikuti aturan-aturan yang telah dibuat pemerintah demi kebaikan bersama. Misalnya memakai masker saat keluar rumah
Eka mengatakan, menggunakan masker akan melindungi warga dari percikan ludah lawan bicara. Termasuk melindungi lawan bicara dari percikan ludah kita. Sejalan dengan itu, masyarakat juga diminta menjalankan pembatasan sosial dengan menjaga jarak dua meter.
Menurut Eka, jika tidak ada hal yang mendesak, sebaiknya juga tidak keluar rumah. Tinggal di rumah adalah cara paling ampuh untuk mencegah penularan virus korona yang sedang melanda hampir seluruh wilayah di dunia ini.
"Bagi yang punya anak, tolong, jika tidak perlu sekali anak-anaknya tidak usah keluar rumah. Jaga anak-anak anda. Jangan dibiarkan digendong sembarang orang yang kita tidak kenal. Kita tidak tahu keadaan kesehatannya dan mungkin mempunyai risiko untuk menularkan kepada anak-anak kita," kata EKa.
Ramadhan
Terkait ibadah bulan Ramadhan yang akan dimulai pada Kamis (23/4/2020) dan puasa pertama pada Jumat (24/4/2020), Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah meminta umat Islam NTB untuk mematuhi panduan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri di tengah wabah Covid-19 dari Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia.
Rohmi mengatakan, panduan ibadah yang diterbitkan oleh MUI dan Kementerian Agama itu merupakan kesepakatan yang berpatokan pada kesepakatan seluruh ulama Islam di seluruh dunia. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keselamatan umat islam dari wabah pandemi Covid-19.
"Jadi, kenapa lagi kita ragukan fatwa dan ketetapanya itu. Ingat, Covid-19 ini adalah penyakit menular yang berbahaya. Makanya, Islam menganjurkan selalu hindari yang mudharat dulu baru kita bicara manfaatnya," Rohmi.
Menurut Rohmi, ia memahami kegalauan masyarakat terkait keharusan melaksanakan ibadah Ramadhan di masjid sesuai tuntunan agama. Tetapi, ia juga paham jika ibadah itu mendatangkan mudharat, maka bisa dikecualikan. Apalagi, hal itu dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penularan Covid-19.
"Jadi, baiknya kesadaran untuk menjaga diri, keluarga dan lingkungan guna menyelamatkan ribuan nyawa perlu dipahami. Sehingga, mata rantai penularan virus Covid-19 ini bisa diputus. Dengan demikian, wabah ini cepat berlalu dan kehidupan kita bisa cepat pulih kembali seperti semula," kata Rohmi.