Belum Sempat Diisolasi, PDP di Palangkaraya Meninggal di IGD
Satu lagi pasien dalam pengawasan meninggal di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Setidaknya sudah lima orang meninggal dalam status pasien dalam perawatan dan seluruhnya menunggu hasil laboratorium.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Satu lagi pasien dalam pengawasan meninggal di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Setidaknya sudah lima orang meninggal dalam status pasien dalam pengawasan dan seluruhnya menunggu hasil laboratorium.
Chief Operation Officer Rumah Sakit Siloam Palangkaraya Kevin mengungkapkan, pasien yang meninggal merupakan pria berumur 70 tahun, memiliki gejala Covid-19, dan ditangani dengan protokol korona. Ia kemudian diberikan status pasien dalam pengawasan (PDP).
”Ada komplikasi dari diabetes dan stroke, jadi itu keluhan awal pasien masuk ke rumah sakit ini,” ujar Kevin saat dihubungi di Palangkaraya, Kamis (23/4/2020).
Kevin menambahkan, pasien tersebut meninggal pada Rabu (22/4/2020) pagi. Pasien tersebut belum sempat dirawat di ruang isolasi dan meninggal pada saat penanganan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Rencananya, setelah dideteksi memiliki gejala Covid-19, pasien tersebut akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus, tetapi belum sempat dilakukan.
Pihaknya, lanjut Kevin, juga belum sempat mengambil spesimen usap tenggorokan untuk diperiksa di laboratorium. Jenazah pun langsung dikuburkan sesuai prosedur jenazah dengan korona.
Meninggalnya pasien tersebut menambah panjang daftar kematian untuk PDP di Kalimantan Tengah. Kompas mencatat setidaknya terdapat lima pasien yang meninggal dengan status PDP dalam dua minggu belakangan.
Tak hanya itu, dari data Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19, jumlah kasus terkonfirmasi positif mencapai 83 orang dengan total yang dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan 70 orang. Sembilan orang sembuh, dan empat orang meninggal dengan status positif.
Di Kalteng, sampai saat ini terdapat 315 orang dalam pantauan (ODP) dan 73 PDP. Mereka tersebar di 13 kabupaten/kota. Hanya ada satu kabupaten yang belum memiliki kasus, yakni Kabupaten Sukamara.
Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengungkapkan, penambahan kasus terbaru datang dari Kota Palangkaraya. Pihaknya sedang melacak jaringan kontak fisik pasien-pasien baru yang terinfeksi korona.
”Kemungkinan besar ini sudah transmisi lokal karena tidak ada riwayat perjalanan,” ujar Suyuti, yang juga merupakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng.
Suyuti mengungkapkan, hingga kini pihaknya masih berupaya untuk terus mengawasi keluar masuknya orang dari luar Kalteng. Mereka bekerja sama dengan semua pihak khususnya pengelola bandara dan pelabuhan.
Kemungkinan besar ini sudah transmisi lokal karena tidak ada riwayat perjalanan.
”Kami antisipasi sejak mereka turun dari kapal atau pesawat dengan melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan melihat apakah ada gejala atau tidak. Kami akan langsung rekomendasikan mereka untuk isolasi mandiri,” kata Suyuti.
Jika mendapatkan penumpang dengan gejala Covid-19 yang berat, lanjut Suyuti, pihaknya akan langsung membawa yang bersangkutan ke rumah sakit rujukan terdekat atau fasilitas kesehatan tingkat pertama, yakni puskesmas. Jika tidak memiliki gejala, para penumpang tetap direkomendasikan untuk karantina mandiri.
”Itu semua prosedur yang juga dijalankan di semua daerah, mereka (penumpang) diimbau untuk isolasi mandiri selama 14 hari,” kata Suyuti.
Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin mengungkapkan, pihaknya bahkan menjaga penumpang yang datang dari luar kota di setiap jalan masuk Kota Palangkaraya. Mereka akan langsung diperiksa suhu tubuh dan dilihat gejala.
”Kalau ada sopir yang terindikasi akan kami evakuasi langsung ke rumah sakit, truknya akan ditinggal dan diurus petugas untuk dibawa ke tujuannya,” kata Fairid.