Uji Covid-19 di RSN Diponegoro Dilengkapi Layanan "Drive-Thru"
Laboratorium Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) dapat memeriksa 90-100 sampel per hari dalam pengujian ”polymerase chain reaction” (PCR). RS itu juga didorong jadi RS khusus Covid-19, tetapi perlu persiapan dahulu.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Laboratorium Rumah Sakit Nasional Diponegoro, Kota Semarang, Rabu (22/4/2020), resmi menjadi salah satu tempat pengujian Covid-19 di Jawa Tengah. Rumah Sakit milik Universitas Diponegoro itu menyediakan layanan tanpa turun atau drive-thru untuk pengambilan swab pasien.
Direktur Utama RSND Sutopo Patria Jati mengatakan, laboratorium Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) dapat memeriksa 90-100 sampel per hari. Dengan penambahan tenaga pendukung, dalam beberapa pekan ke depan, kapasitas uji dengan polymerase chain reaction (PCR) itu akan meningkat.
”Saat ini, SDM (sumber daya manusia) masih terbatas. Yang melakukan swab (usap tenggorok) ada lima orang, ditambah empat orang di laboratorium. Apabila ditambah 11 orang lagi, lebih banyak sampel yang bisa diuji. Ada juga mesin (ekstraksi) otomatis, tetapi saat ini belum terpasang. Jika sudah otomatis, kapasitas bisa meningkat tiga kali lipat,” tuturnya.
Sementara itu, pengambilan swab dapat dilakukan dengan metode drive-thru. Dengan demikian, pasien tak perlu turun dari mobil, tetapi cukup membuka kaca jendela. Tenaga medis dengan alat pelindung diri (APD) lalu melakukan swab sehingga mengurangi potensi kontak.
Sutopo menambahkan, pihaknya mengupayakan lama pengujian seperti laboratorium-laboratorium lain, yakni 6-8 jam sejak sampel masuk hingga keluar hasil. Menurut dia, PCR kit, termasuk primer atau reagen utama yang digunakan, merupakan bantuan pemerintah pusat.
Rektor Undip Yos Johan Utama menambahkan, pemeriksaan oleh RSND sebagai bentuk partisipasi Undip untuk semakin mempercepat penanganan Covid-19. ”Kami telah merealokasi anggaran Rp 16 miliar untuk RSND, seperti untuk keperluan APD, viral transport medium (VTM), dan lainnya,” kata Yos.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus menyesuaikan dengan kebutuhan perkembangan pemeriksaan Covid-19. Apabila memang tren meningkat dan kebutuhan bertambah, akan disiapkan. Demikian sebaliknya jika trennya mulai menurun.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, dengan diresmikannya laboratorium RSND sebagai tempat pengujian Covid-19, diharapkan pengujian di Jateng kian luas dan cepat. Tempat lain yang telah beroperasi adalah Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga dan RS Universitas Sebelas Maret Solo.
Dengan diresmikannya laboratorium RSND sebagai tempat pengujian Covid-19, diharapkan pengujian di Jateng kian luas dan cepat.
Ganjar juga mendorong RSND sebagai rumah sakit khusus Covid-19 di Jateng. Pertimbangannya antara lain karena belum banyak pasien yang dirawat. Menurut data Dinas Kesehatan Jateng, Rabu (22/4) sore, terdapat tiga pasien Covid-19 dirawat di RSND. Dari ketiganya, dua masih dirawat dan satu sembuh. Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) terdapat 5 orang dirawat, 2 orang sembuh, dan 2 lainnya meninggal.
”Kami minta Dinkes Jateng berkomunikasi dengan pengelola RSND untuk didorong jadi RS khusus Covid-19. RS ini tempatnya bagus, relatif nyaman, dan pasiennya belum banyak. Lokasinya juga bagus karena agak jauh dari permukiman atau keramaian,” kata Ganjar.
Terkait hal itu, Yos mengatakan, pihaknya akan mengkaji usulan tersebut, terutama terkait kesiapan RS tipe C tersebut dalam hal peralatan, SDM, dan lainnya. ”Kami siap, tetapi memang harus berdasar. Kalau ternyata bisa, ya, siap, tetapi kalau belum, kami harus menyiapkan dulu,” ujarnya.