Uji Cepat Reaktif, Awak KM Dobonsolo Diisolasi di Jayapura untuk Tes PCR
Kapal Motor Dobonsolo milik PT Pelni tidak diperbolehkan meninggalkan Pelabuhan Jayapura. Hal ini disebabkan tes cepat Covid-19 dari enam awak kapalnya hasilnya reaktif.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kapal Motor Dobonsolo tak bisa meninggalkan Pelabuhan Jayapura, Papua, sejak Senin (20/4/2020). Hal ini disebabkan hasil reaktif dari tes cepat enam awak kapal milik PT Pelni tersebut.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Jayapura Ferra J Alfaris saat dihubungi dari Jayapura, Selasa (21/4), mengatakan, KM Dobonsolo berlabuh di Jayapura pada Senin sekitar pukul 15.00 WIT. Kapal ini memuat 30 kontainer dan 98 koli barang kebutuhan pokok, seperti telur, bawang merah, bawang putih, kentang, dan alat kesehatan.
Adapun jumlah awak di KM Dobonsolo sebanyak 98 orang. Dari hasil pemeriksaan tes cepat atau rapid test oleh tim Kantor Kesehatan Pelabuhan Jayapura, ditemukan enak awak kapal hasilnya reaktif.
”Saat ini enam awak kapal tersebut telah menjalani isolasi di salah satu ruangan kapal. Mereka tidak boleh berada dekat dengan 92 awak kapal itu,” kata Ferra.
Ia menuturkan, Tim Satgas Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Virus Korona Provinsi Papua telah mengambil sampel swab dari enam awak tersebut. Sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua.
”Kami akan mengizinkan KM Dobonsolo meninggalkan Jayapura setelah hasilnya tes swab keluar. Apabila hasilnya positif, enam awak kapal ini harus menjalani perawatan di Jayapura,” tutur Ferra.
Tim Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Virus Korona Provinsi Papua telah mengambil sampel swab dari enam awak tersebut.
Kepala PT Pelni Cabang Jayapura Harianto Sembiring mengatakan, pihaknya telah melaporkan hasil tes cepat enam awak KM Dobonsolo ke kantor pusat.
”Kami berharap hasil tes swab enam awak KM Dobonsolo ini negatif Covid-19. Dengan adanya hasil tes ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kami. Menurut rencana, setelah dari Jayapura, kapal ini akan menuju ke wilayah Papua Barat,” kata Harianto.
Ia menambahkan, KM Dobonsolo berada di Jayapura dalam misi kemanusiaan untuk membantu Provinsi Papua agar persediaan sembako tetap stabil.
”Selama ini, kapal Pelni beroperasi dengan mengangkut penumpang sebanyak 10 kali ke Papua dalam satu bulan. Namun, karena adanya kebijakan larangan kapal penumpang, kami hanya membawa kargo saja ke Papua,” tuturnya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Laduani Ladamay mengakui, pihaknya bekerja sama dengan Pelni untuk mengangkut barang pokok.
Sebelumnya, pekan lalu, terjadi kelangkaan sejumlah komoditas pascalarangan masuknya kapal penumpang oleh Pemprov Papua, di antaranya bawang dan telur. Akibatnya, harga dua komoditas tersebut melonjak tinggi, seperti harga telur yang mencapai Rp 120.000 per rak dan bawang merah Rp 80.000 per kilogram.
”Bantuan Pelni sangat berarti untuk kami. Masyarakat bisa mendapatkan barang pokok dengan harga terjangkau di tengah wabah Covid-19,” tutur Laduani.