Pemprov NTT melarang kapal dan feri mengangkut penumpang untuk mencegah penularan Covid-19. Sementara Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat, menutup Pasar Raya Padang setelah 17 pedagangnya positif Covid-19.
Oleh
KHAERUL ANWAR/FRANS PATI HERIN/YOLA SASTRA/SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Sedikitnya 58 perantau asal Sumba Timur dan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, telantar di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, dan Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Mereka tidak bisa pulang kampung menyusul Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melarang semua kapal dan feri mengangkut penumpang ke NTT guna mencegah Covid-19.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat Bayu Windia, di Mataram, Sabtu (18/4/2020), membenarkan ada perantau NTT mudik dari Pulau Jawa menunggu kapal ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, di Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima.
Kantor ASDP Sape mencatat, ada 28 perantau dari sejumlah kabupaten di Pulau Flores bergerombol di Terminal Pelabuhan Sape dan ada yang menginap di beberapa losmen seputar Pelabuhan Sape dalam dua hari terakhir. Informasi yang diterima ASDP Sape, Dinas Perhubungan NTT meminta feri ASDP tidak mengangkut penumpang dari Pelabuhan Sape ke Labuan Bajo.
Sebelum kehabisan uang, mereka memutuskan mudik ke kampung halaman.
Adapun 30 perantau asal Sumba Timur, di antaranya dari Waingapu, ibu kota Sumba Timur, kini berada di Pelabuhan Lembar. ”Hingga Sabtu sore, mereka menunggu kepastian dari Pemerintah Kabupaten Sumba Timur apakah boleh menumpang Kapal Motor (KM) Egon yang dijadwalkan singgah hari Sabtu di Pelabuhan Lembar sebelum berlayar menuju Pelabuhan Waikelo, Sumba Barat Daya,” kata Bayu Windia.
Warga NTT yang pulang ke Flores biasanya melalui jalur darat dari Jawa ke Pelabuhan Padangbai, Bali, kemudian menumpang kapal ke Lombok dan Sape. Adapun perantau asal Sumba Timur biasanya menumpang KM Legundi dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Lembar, lalu naik kapal Pelni ke Pulau Sumba.
Para perantau mudik karena mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah perusahaannya tutup di Pulau Jawa. Sebelum kehabisan uang, mereka memutuskan mudik ke kampung halaman.
Gelombang kepulangan mereka dari Pulau Jawa dimulai pada Kamis (16/4/2020). Saat itu, 150 warga Sumba Timur berada di Pelabuhan Lembar, sisanya 50 warga asal Flores di Pelabuhan Sape.
Bayu sempat berkomunikasi dengan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dan pejabat Dinas Perhubungan NTT, yang kemudian mengizinkan warganya pulang.
Gelombang kedua perantau asal Sumba Timur tiba di Pelabuhan Lembar pada Jumat (17/4/2020). Menurut Bayu, PT Pelindo III Lembar dan ASDP Bima menampung mereka di salah satu ruangan kantor sambil menunggu kepastian izin kepulangan dari Pemprov NTT.
Pelarangan kapal mengangkut penumpang untuk mencegah penularan Covid-19 pun dilakukan Pemprov Maluku. Di sisi lain, kabar kesembuhan pasien Covid-19 berusia 74 tahun menimbulkan harapan positif dan menjadi perbincangan masyarakat Kota Ambon.
Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan, kesembuhan para pasien Covid-19 merupakan kabar gembira. Ia kembali mengingatkan masyarakat untuk menaati anjuran pemerintah, seperti tetap di rumah, jaga jarak, mengenakan masker, dan rajin mencuci tangan untuk mencegah penularan.
Pasar Raya Padang
Terkait dengan penularan, Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat, menutup Pasar Raya Padang selama lima hari mulai Senin (20/4/2020) akibat terjadi transmisi lokal Covid-19. Hingga Sabtu, 17 pedagang positif terjangkit Covid-19. Kepala Dinas Perdagangan Padang Endrizal mengatakan, pasar ditutup agar penyemprotan disinfektan berlangsung optimal. ”Ada 17 pedagang positif Covid-19, tiga orang di antaranya meninggal,” kata Endrizal.
Menurut Endrizal, sebelumnya sudah ada penyemprotan disinfektan ke pasar, tetapi tidak menyeluruh atau hanya di bagian luar. Dengan ditutupnya semua kios, penyemprotan bisa lebih optimal sehingga risiko penularan Covid-19 melalui virus yang menempel di sekitar pasar bisa dikurangi.
Endrizal menjelaskan, penularan Covid-19 secara lokal di Pasar Raya Padang bermula dari terjangkitnya salah seorang pedagang sekitar seminggu lalu. Pedagang itu diduga tertular anggota keluarga yang baru pulang dari daerah terjangkit.
Pedagang di sekitarnya atas kesadaran sendiri juga sudah menutup kiosnya.
Virus kemudian menular ke pedagang lain di sekitarnya. ”Sekarang, kios tempat terjadinya penularan sudah tutup. Pedagang di sekitarnya atas kesadaran sendiri juga sudah menutup kiosnya,” ujar Endrizal.
Sementara di Kendari, Sulawesi Tenggara, satu pasien Covid-19 berusia 75 tahun meninggal, Sabtu dini hari. Pasien meninggal karena gagal ginjal yang memburuk akibat Covid-19.
Hal ini membuat dua orang meninggal dunia dari 27 pasien positif Covid-19 di Sultra. Angka rata-rata kematian Sultra pun meningkat menjadi 7,4 persen atau sedikit di bawah rata-rata nasional.
”Almarhum memang memiliki penyakit penyerta, yaitu gagal ginjal, dan bahkan sempat cuci darah beberapa hari lalu,” kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra, Rabiul Awal.