Setelah muncul kasus baru positif Covid 19, Pemerintah Provinsi Aceh mulai melakukan tes cepat secara massal.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Setelah muncul kasus baru positif Covid 19, Pemerintah Provinsi Aceh mulai melakukan tes cepat (rapid test) secara massal. Tes cepat secara random ini untuk menjaring warga yang diduga terpapar.
Tes cepat dilakukan sejak Sabtu (18/4/2020) malam terhadap warga di warung-warung kopi di Banda Aceh. Warung kopi sebagai tempat berkumpulnya warga dianggap paling rawan penyebaran virus korona baru yang menyebabkan Covid 19.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif dihubungi Minggu mengatakan, sasaran uji tes cepat pengunjung dan pekerja di warung kopi. Petugas kesehatan menggunakan alat pelindung diri mengambil sampel darah warga di warung kopi secara acak.
”Jika ada hasil tes cepat yang positif, orang tersebut akan kami bawa ke rumah sakit untuk dilakukan usap tenggorokan ke laboratorium,” kata Hanif.
Hanif menjelaskan hasil tes cepat tidak memberikan kesimpulan final seseorang positif Covid 19, tetapi akan menjadi data awal untuk dibawa ke uji usap tenggorokan. Di Banda Aceh direncanakan dilakukan 3.000 tes cepat.
Sebenarnya Aceh berencana melakukan tes terhadap 30.000 warga secara acak, tetapi alat tes cepat yang tersedia hanya 7.200 unit.
Hanif mengatakan, imbauan jaga jarak tidak sepenuhnya dipatuhi oleh warga. Masih banyak warga berkumpul di warung kopi tanpa menerapkan jaga jarak dan tidak menggunakan masker. Kondisi ini dapat mempercepat penyebaran virus korona baru di Aceh.
Pada Sabtu (18/4/2020) satu warga Kabupaten Gayo Lues dinyatakan positif Covid 19 setelah uji usap tenggorokan dilakukan di laboratorium Balitbangkes di Kabupaten Aceh Besar. Laboratorium itu baru difungsikan pada Kamis tiga hari lalu. Kini Aceh dapat menguji sampel usap tenggorokan lebih banyak dan cepat tanpa harus mengirim sampel ke Jakarta.
Hingga Minggu jumlah pasien positif Covid 19 di Aceh sebanyak 6 enam, tetapi empat di antaranya sembuh dan satu meninggal. Satu pasien baru dari Gayo Lues kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin Banda Aceh.
80 persen penderita adalah orang tanpa gejala sehingga perlu dilakukan rapid test lebih banyak
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh Safrizal Rahman menuturkan warga Aceh harusnya mematuhi imbauan pemerintah untuk tetap di rumah dan menjaga jara fisik saat berada di luar. rumah. Safrizal khawatir bakal terjadi lonjakan kasus sebab sebagian besar warga terpapar Covid 19 tidak menunjukkan gejala.
”80 persen penderita adalah orang tanpa gejala sehingga perlu dilakukan rapid test lebih banyak,” kata Safrizal.
Sebelumnya pada akhir Maret 2020, Pusat Riset dan Mitigasi Bencana Universitas Syiah Kuala mengeluarkan hasil survei menyebutkan 75 persen lebih responden mengaku masih beraktivitas di luar rumah. Lokasi yang paling dominan didatangi adalah pasar 35 persen dan warung kopi 20 persen. Masih banyak yang beraktivitas di luar rumah membuka peluang semakin besar penyebaran Covid 19.