Pasien Covid-19 di Bali yang Meninggal Bertambah Satu
Jumlah kasus kematian akibat penyakit yang disebabkan virus korona baru penyebab penyakit Covid-19 di Bali kini bertambah. Satu pasien positif Covid-19 meninggal, Sabtu (18/4/2020).
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Jumlah kasus kematian akibat penyakit yang disebabkan virus korona baru atau Covid-19 di Bali kini bertambah. Satu pasien positif Covid-19 meninggal pada Sabtu (18/4/2020).
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Corona Virus Disease (Covid-19) Provinsi Bali, yang juga Sekretaris Daerah Provinsi Bali, I Dewa Made Indra, dalam konferensi persnya di Denpasar, Sabtu petang, menyebutkan, satu pasien kasus Covid-19 meninggal pada Sabtu pagi. Pasien laki-laki berusia 51 tahun itu sudah dimakamkan dan pemakamannya menerapkan protokol Covid-19.
”Menurut dokter penanggung jawab, pasien usia 51 tahun itu juga mengidap diabetes melitus atau penyakit gula,” kata Indra melalui tayangan siaran langsung dari Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Bali. Dia menjelaskan detail pasien tersebut, termasuk tempat perawatannya di rumah sakit. Sabtu siang sudah dimakamkan, dibawa oleh petugas khusus.
Menurut dokter penanggung jawab, pasien usia 51 tahun itu juga mengidap diabetes melitus atau penyakit gula. (Indra)
Dari laman safecity.denpasarkota.go.id yang diakses Sabtu, diperoleh informasi tentang satu pasien Covid-19 di Kota Denpasar yang meninggal. Secara terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Denpasar I Dewa Gede Rai membenarkan adanya kasus satu pasien Covid-19 yang meninggal itu adalah warga yang tinggal di Kota Denpasar. ”Yang bersangkutan sempat dirawat di rumah sakit,” kata Dewa Rai kepada Kompas.
Dengan tambahan satu kasus pasien Covid-19 meninggal itu, secara kumulatif sejak Maret hingga Sabtu (18/4/2020) terdapat tiga kasus pasien Covid-19 yang meninggal di Bali. Dua kasus pasien Covid-19 meninggal sebelumnya adalah dua warga negara asing, yakni pasien perempuan warga negara asing berusia 53 tahun (kasus 25) yang meninggal pada 11 Maret 2020 dan pasien laki-laki warga negara asing berusia 72 tahun yang meninggal pada 15 Maret 2020.
Adapun jumlah keseluruhan kasus positif Covid-19 di Bali hingga Sabtu tercatat 131 kasus, termasuk tiga kasus pasien Covid-19 yang meninggal. Dari 131 kasus positif Covid-19 di Bali, terdapat delapan warga negara asing dan 123 warga negara Indonesia.
Terkait kasus penyakit Covid-19, ahli virus dari Universitas Udayana, Bali, I Gusti Ngurah Mahardika mendesak Pemerintah Indonesia, termasuk pula Pemerintah Provinsi Bali, agar membuka data mengenai profil kasus Covid-19 di Indonesia, terutama profil umur pasien. Pemetaan profil umur itu akan menggambarkan tingkat kerentanan dan tingkat risiko serta untuk memprediksi keganasan wabah penyakit Covid-19.
”Dengan pemetaan profil itu, kita menjadi tahu kelompok umur mana yang paling berisiko dan harus dilindungi,” kata Mahardika.
Periksa pekerja migran
Lebih lanjut Indra menerangkan, pemerintah melalui gugus tugas percepatan penanggulangan Covid-19 di pusat dan di Bali berkoordinasi dalam menangani para pekerja migran Indonesia yang pulang, baik pekerja migran yang berasal dari Bali maupun pekerja migran dari luar daerah Bali. Seluruh pekerja migran Indonesia yang tiba di Bali diperiksa dokumen maupun kesehatannya.
”Hari ini ada kedatangan 208 anak buah kapal melalui Pelabuhan Benoa,” kata Indra. Dari 208 pekerja migran Indonesia yang tiba di Bali itu, 123 orang berasal dari Bali dan selebihnya, 85 orang, adalah pekerja migran Indonesia dari luar Bali. Indra mengatakan, pemulangan 85 pekerja migran dari luar Bali itu juga dikoordinasikan pihak perusahaannya.
Terkait kedatangan 208 orang kru kapal itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Ketut Suarjaya menyatakan, semuanya menjalani pemeriksaan kesehatan, termasuk dengan alat pemeriksaan tes cepat (rapid test) di dalam kapal. Suarjaya menyatakan, hasil tes kesehatan mengindikasikan seluruh pekerja migran Indonesia itu negatif Covid-19.
Meskipun hasil pemeriksaan kesehatan, termasuk hasil tes cepat, mengindikasikan negatif dari penyakit Covid-19, semua pekerja migran Indonesia yang sudah kembali itu diharuskan menjalani karantina di daerahnya masing-masing. Terkait hal itu, Indra mengimbau agar masyarakat tidak menolak pelaksanaan karantina bagi pekerja migran Indonesia yang pulang.