Kisah Desa Panggungharjo Tanggap Covid-19
Pemerintah Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberlakukan karantina wilayah di dua rukun tetangga karena ada seorang warga yang positif terjangkit Covid-19.
Sejak Minggu (5/4/2020), ada yang berubah di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mulai hari itu, Pemerintah Desa Panggungharjo memberlakukan karantina wilayah di dua rukun tetangga karena ada seorang warga yang positif terjangkit Covid-19.
Demi mencegah penyebaran Covid-19, Pemerintah Desa Panggungharjo menetapkan kebijakan karantina wilayah. Dengan pemberlakuan keputusan karantina wilayah itu, sejumlah aturan pun diterapkan.
Seluruh warga di dua RT diminta melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari. Akses jalan keluar dan masuk di dua RT itu juga dibatasi dan hanya warga dengan kepentingan mendesak yang boleh keluar-masuk.
Baca juga: Ibu-ibu Menjahit demi Ibu Pertiwi
”Ada lima akses jalan ke wilayah itu yang kami tutup sehingga hanya menyisakan satu akses yang dibuka dan di sana kami lakukan penjagaan,” kata Kepala Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi, ditemui di Balai Desa Panggungharjo, Minggu (12/4/2020).
Ada lima akses jalan ke wilayah itu yang kami tutup sehingga hanya menyisakan satu akses yang dibuka dan di sana kami lakukan penjagaan.
Di dua RT yang dikarantina ada 220 keluarga dengan 700 jiwa. Selama karantina wilayah diberlakukan, pemerintah desa memberikan bantuan kebutuhan pokok kepada semua keluarga yang ada di sana tanpa memandang apakah mereka tergolong miskin atau tidak.
Baca juga: Pembelajaran Karantina dari Kampung Hitu
Dalam setiap paket bantuan yang diberikan terdapat 5 kilogram beras, 1 kg telur, 1 liter minyak goreng, 1 kg gula, dan 500 gram tepung. Setiap keluarga di dua RT yang dikarantina mendapat satu paket bantuan setiap minggu. Mereka yang menerima bantuan bukan hanya warga asli Panggungharjo, melainkan juga pendatang yang tinggal di sana.
”Dalam situasi darurat ini, semua yang berdomisili di suatu wilayah menjadi tanggung jawab pemerintah setempat. Jadi, siapa pun yang berdomisili di sini, termasuk pendatang dan warga negara asing, merupakan tanggung jawab pemerintah setempat,” ujar Wahyudi.
Selain memberikan bantuan kebutuhan pokok, Pemerintah Desa Panggungharjo juga membantu warganya terkait berbagai urusan administratif. Jika ada warga yang membutuhkan surat izin untuk tidak masuk kerja, misalnya, pemerintah desa akan membantu memberikan rekomendasi.
Selain itu, pemerintah desa juga memberikan rekomendasi bagi warganya yang membutuhkan penangguhan pembayaran cicilan utang ke bank atau lembaga lain. ”Jadi, kami ikut mengadvokasi agar kewajiban yang harus dibayar warga itu bisa ditangguhkan untuk sementara,” kata Wahyudi.
Baca juga: Ikhtiar Warga Depok Melawan Pagebluk
Dengan berbagai bantuan itu, warga yang berada di wilayah karantina diharapkan bisa benar-benar tinggal di rumah. Sebab, kebutuhan mereka terpenuhi oleh pemerintah desa.
Meski begitu, Wahyudi mengakui, sebagian warga belum bisa disiplin untuk berdiam diri di rumah. Oleh karena itu, aparatur pemerintah desa terus mengingatkan mereka agar mematuhi anjuran untuk melakukan karantina di rumah.
Aplikasi pelaporan
Selama ini, nama Desa Panggungharjo kerap terdengar di kancah nasional karena desa itu telah meraih sejumlah prestasi. Panggungharjo pun kerap dijadikan contoh desa yang berhasil dalam berbagai aspek, misalnya pengelolaan badan usaha milik desa (BUMDes), penataan aset desa, hingga pembinaan aparatur desa.
Dalam hal penanggulangan Covid-19, Panggungharjo sepertinya juga layak untuk dijadikan contoh. Untuk menghadapi pandemi, pemerintah desa membuat gerakan Panggung Tanggap Covid-19 yang melibatkan seluruh elemen warga.
Baca juga: Ketika Semua Harus Dilakukan di Rumah
Selain karantina wilayah, upaya penanggulangan Covid-19 juga dilakukan melalui sejumlah langkah. Salah satunya dengan membuat aplikasi untuk pelaporan kondisi warga Desa Panggungharjo. Aplikasi pelaporan itu bisa diakses secara daring di situs resmi Desa Panggungharjo.
Panggungharjo pun kerap dijadikan contoh desa yang berhasil dalam berbagai aspek.
Melalui aplikasi pelaporan itu, Pemerintah Desa Panggungharjo ingin memperoleh data kondisi warganya, misalnya terkait riwayat perjalanan ataupun kesehatannya. Hingga Minggu siang, jumlah warga yang melapor melalui aplikasi mencapai 9.171 orang.
Di aplikasi itu, Pemerintah Desa Panggungharjo juga menyediakan formulir bagi warganya yang ingin memberikan dukungan atau bantuan untuk penanganan Covid-19. Bantuan itu bisa berupa uang, barang kebutuhan pokok, masker, dan disinfektan. Sampai Minggu, total donasi uang yang masuk mencapai sekitar Rp 80 juta.
Wahyudi menuturkan, donasi uang yang masuk itu digunakan untuk sejumlah keperluan, misalnya memberikan bantuan kepada warga yang wilayahnya dikarantina dan warga miskin di luar wilayah karantina. Pemerintah Desa Panggungharjo juga berencana mengalokasikan anggaran Rp 1,2 miliar dari dana desa dan pendapatan asli desa untuk penanganan Covid-19.
Pasar daring
Untuk membantu toko dan warung di Desa Panggungharjo yang pendapatannya menurun drastis akibat pandemi Covid-19, Pemerintah Desa Panggungharjo membuat situs pasardesa.id. Situs itu merupakan pasar daring yang menjual barang-barang dari sejumlah toko dan warung yang ada di Panggungharjo.
Ada beberapa jenis barang yang dijual melalui pasardesa.id, misalnya bahan kebutuhan pokok, sayur dan buah, produk segar seperti ayam dan ikan, serta barang kebutuhan sehari-hari, semisal sabun dan detergen.
Warga yang membutuhkan barang-barang itu bisa melakukan pemesanan melalui situs pasardesa.id. Adapun pengiriman barang akan dilakukan oleh pengemudi ojek daring yang juga merupakan warga Desa Panggungharjo. Untuk sementara, pasardesa.id baru melayani pembelian dari wilayah Panggungharjo dan sekitarnya.
Koordinator Panggung Tanggap Covid-19 Desa Panggungharjo, Sholahuddin Nurazmy, menuturkan, pasardesa.id diharapkan bisa membantu warga Panggungharjo yang kehilangan pendapatan, misalnya pemilik toko dan pengemudi ojek daring. Selain itu, diharapkan bisa memudahkan warga membeli kebutuhan sehari-hari tanpa harus keluar rumah.
Sholahuddin menyebut, untuk sementara, ada 11 toko yang sudah bekerja sama untuk menjual barangnya di pasardesa.id. Selain itu, ada juga warga yang secara individual menitipkan barang dagangan mereka untuk dijual di pasardesa.id.
”Platform ini dikembangkan murni oleh warga Panggungharjo. Kami tidak menyewa programmer dari luar,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengapresiasi pengembangan platform pasardesa.id. Halim juga berharap gagasan untuk mengembangkan platform pasardesa.id bisa ditularkan ke desa-desa lain.
”Saya sangat mengapresiasi gagasan pengembangan pasardesa.id ini. Saya berharap platform ini tidak hanya dimiliki oleh Desa Panggungharjo,” kata Halim saat konferensi video dalam rangka peluncuran pasardesa.id, Senin (13/4/2020).