Bantuan bagi Pelaku Wisata Dimulai dari Pulau Bali
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mulai mendistribusikan bantuan bahan kebutuhan pokok kepada para pelaku pariwisata yang terkena dampak pandemi Covid-19. Distribusi awal dilakukan di Pulau Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendistribusikan bantuan bahan kebutuhan pokok kepada kalangan pelaku pariwisata yang terkena dampak pandemi penyakit akibat virus korona baru (Covid-19) dan Bali menjadi daerah pertama yang menerima bantuan bahan kebutuhan pokok itu. Seremoni penyerahan bantuan bahan kebutuhan pokok itu dilaksanakan di Aula Joop Ave, Politeknik Pariwisata Bali, Badung, Jumat (17/4/2020).
BADUNG, KOMPAS — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mulai mendistribusikan bantuan bahan kebutuhan pokok kepada para pelaku pariwisata di Bali yang terdampak pandemi Covid-19. Bali menjadi daerah pertama yang menerima bantuan bahan kebutuhan pokok.
Sebanyak 8.000 paket bahan kebutuhan pokok akan disalurkan secara bertahap. Para penerimanya adalah anggota asosiasi ataupun komunitas pariwisata di Bali, di antaranya Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, Persatuan Angkutan Pariwisata (Pawiba) Bali, dan Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (Putri) Bali. Pemberian bantuan melibatkan jajaran Kepolisian Daerah Bali sehingga penerimanya sesuai sasaran.
”Ini bagian program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mendukung para pelaku pariwisata yang terkena dampak Covid-19,” kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa, dalam acara penyerahan bantuan bahan kebutuhan pokok bagi pelaku pariwisata di Bali di Aula Joop Ave, Politeknik Pariwisata Bali, Badung, Jumat (17/4/2020).
Adapun bantuan bahan kebutuhan pokok yang disalurkan itu antara lain beras, minyak goreng, gula pasir, kopi instan, mi instan, dan kecap manis. Setiap paket berisi 5 kilogram beras, 2 kilogram gula, 2 liter minyak goreng, 1 dus mi instan, 1 bungkus kecap manis, 1 pak kopi instan, dan 5 buah teh gelas.
Bantuan berasal dari realokasi anggaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan donasi MNC Group sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang disalurkan melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sebanyak 8.000 paket disiapkan secara bertahap dan akan didistribusikan kepada 8.000 orang penerima di Bali.
Baliho informasi mengenai penyakit Covid-19 yang dipasang di Kantor Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (17/4/2020). Penyakit Covid-19 berdampak terhadap pariwisata di Bali.
Terkait distribusi bantuan bahan kebutuhan pokok di Bali itu, Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Petrus Reinhard Golose menyatakan, pihaknya siap membantu agar penyalurannya benar-benar sampai ke penerima yang berhak.
”Kami akan memakai kekuatan dari polda, polsek, polres, sampai jajaran Bhabinkamtibmas untuk menjaga,” kata Golose dalam acara penyerahan bantuan itu. ”Kami akan cek benar karena ini demi kemaslahatan masyarakat Bali,” ujarnya.
Golose menambahkan, Polda Bali akan terus melaksanakan kegiatan peduli masyarakat melalui pembagian bahan kebutuhan pokok ataupun makanan jadi kepada masyarakat. Program-program bantuan itu diharapkan mengurangi beban masyarakat selama pandemi Covid-19.
”Mudah-mudahan program dari kementerian ini akan berlanjut sehingga mampu membantu masyarakat yang terdampak Covid-19,” kata Golose.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit Covid-19 di Bali, Pemprov Bali melalui Satgas Penanggulangan Covid-19 di Provinsi Bali mengadakan disinfeksi di kawasan pelabuhan dan fasilitas publik di Bali secara serentak pada Minggu (15/3/2020). Penyemprotan disinfektan dan pemberian masker pada Minggu itu dilaksanakan di Dermaga Mertasari, Pantai Mertasari, Sanur, Kota Denpasar.
Terdampak
Lebih lanjut Rizki menuturkan, sektor pariwisata termasuk salah satu yang paling terdampak pandemi Covid-19. Bali menjadi daerah pertama penerima program karena dinilai sebagai pusat pariwisata di Indonesia. Dalam pendistribusiannya di Bali, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Polda Bali.
”Kami berharap bantuan ini langsung menyentuh penerimanya di Bali. Program di Bali akan menjadi model daerah lain,” ujar Rizki.
Sekitar 6.000 orang pemandu wisata di Bali praktis berhenti bekerja karena tidak ada lagi perjalanan wisatawan di Bali.
Ketua Bali Tourism Board (BTB) dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, Pulau Bali sangat merasakan dampak pandemi Covid-19. Pariwisata di Bali menyepi akibat penyebaran Covid-19. ”Tidak hanya perhotelan yang terdampak, bidang lainnya juga terkena, misalnya, rekreasi, angkutan pariwisata, dan pemandu wisata,” kata Partha.
Ketua HPI Bali I Nyoman Nuarta mengatakan, sekitar 6.000 orang pemandu wisata di Bali praktis berhenti bekerja karena tidak ada lagi perjalanan wisatawan di Bali. Senada Nuarta, dari pihak Pawiba Bali, juga menyatakan, sekitar 1.050 anggota Pawiba Bali sudah tidak bekerja lagi.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa (kiri) menyerahkan bantuan bahan kebutuhan pokok bagi pelaku pariwisata di Bali di Aula Joop Ave, Politeknik Pariwisata Bali, Badung, Jumat (17/4/2020). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mulai mendistribusikan bantuan bahan kebutuhan pokok kepada kalangan pelaku pariwisata yang terkena dampak pandemi penyakit akibat virus korona baru (Covid-19). Dalam pendistribusiannya di Bali, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Kepolisian Daerah Bali.
Sementara itu, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali, yang juga Sekretaris Daerah Provinsi Bali, I Dewa Made Indra menyebutkan, sebanyak 9.647 pekerja migran Indonesia asal Bali sudah pulang ke Bali sejak 22 Maret sampai 16 April 2020. Pada Kamis (16/4/2020), terdapat 117 pekerja migran Indonesia asal Bali yang pulang melalui Pelabuhan Benoa, Denpasar. Hal itu disampaikan Indra dalam konferensi persnya di Denpasar, Jumat petang.
Jumlah pekerja migran Indonesia asal Bali yang akan pulang itu dipastikan akan bertambah. Namun, Indra menyatakan belum mengetahui jumlah keseluruhannya.
”Informasi dari Kementerian Luar Negeri menyatakan akan ada kepulangan, baik melalui bandara maupun Pelabuhan Benoa,” kata Indra melalui layanan live streaming.
Untuk itu, Indra menyatakan, pemerintah akan memperkuat penapisan (screening) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa, termasuk dengan tetap melaksanakan uji cepat (rapid test). Adapun jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Bali hingga Jumat mencapai 124 orang, atau terdapat penambahan 11 kasus baru sejak Kamis (16/4).