Cegah Penyebaran Covid-19, Penerbangan ke Kepulauan Aru Sebaiknya Dihentikan
Sejumlah pihak meminta pemerintah menghentikan sementara rute penerbangan dari Ambon ke Kepulauan Aru, Maluku, demi memutus rantai penyebaran virus korona baru penyebab Covid-19.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sejumlah pihak meminta pemerintah agar menghentikan sementara rute penerbangan dari Ambon ke Kepulauan Aru, Maluku, demi memutus rantai penyebaran virus korona baru penyebab Covid-19. Daerah kepulauan yang minim fasilitas kesehatan dan tenaga dokter itu bakal kesulitan menangani wabah tersebut jika terjadi ledakan kasus.
Menurut informasi yang dihimpun Kompas, hingga Kamis (15/4/2020), penerbangan dari Ambon ke Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, masih beroperasi. Setiap hari, Dobo dilayani satu kali penerbangan langsung oleh maskapai swasta. Jumlah penumpang yang diangkut antara 50 dan 70 orang menggunakan pesawat ATR 72.
Ketua Komnas HAM Provinsi Maluku Benediktus Sarkol mendesak agar penerbangan itu sementara dihentikan. ”Kepulauan Aru itu daerah paling minim pembangunan di Maluku. Semua serba terbatas, mulai dari fasilitas kesehatan, tenaga medis, hingga akses transportasi yang sulit. Ini menjadi pertimbangan,” katanya.
Kepulauan Aru itu daerah paling minim pembangunan di Maluku.
Menurut dia, jika virus masuk ke daerah itu, dengan mudah menyebar dan menginfeksi orang-orang di sana. Kondisi di Dobo di Pulau Wamar sangat berisiko. Di pulau kecil itu banyak permukiman padat penduduk yang dihuni kebanyakan masyarakat ekonomi lemah. Banyak anak di pulau itu mengalami masalah gizi. ”Itu yang membuat kondisi mereka rentan terserang,” katanya.
Pemerintah bakal kesulitan mengatasi ledakan wabah lantaran minim fasilitas dan tenaga medis. Rumah Sakit Umum Daerah Cendrawasih Dobo masuk kategori tipe C. Dalam menghadapi ancaman Covid-19, mereka hanya mengandalkan dua dokter spesialis penyakit dalam dan empat dokter umum. ”Rasio tenaga medis jauh dari memadai,” ujarnya.
Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Kepulauan Aru Ajun Komisaris Florensius Tedy menuturkan, pemeriksaan di pintu masuk bandara berupa suhu badan dan identitas diri. Ia mengakui, pemeriksaan itu tidak menjamin dapat memutus rantai penyebaran covid-19. Orang yang tampaknya sehat dapat menjadi kurir virus tersebut. ”Makanya, kalau bisa, penerbangan ditutup dulu,” ujarnya.
Saat ini, pelayaran kapal penumpang ke Dobo sudah dihentikan. Pada Senin (13/4), KM Nggapulu membawa ratusan orang ke Dobo. Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memeriksa identitas semua penumpang. Mereka yang bukan warga Kepulauan Aru ditolak masuk ke Dobo dan diminta naik lagi ke atas kapal. ”Waktu itu, ada warga negara Perancis yang mau turun, tim menolak dia,” ujar Teddy.
Menurut dia, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk dilakukan penutupan akses bandara sebelum terlambat. Sejauh ini, belum ada pasien positif Covid-19 di Kepulauan Aru. Dua pasien dalam pengawasan dinyatakan negatif Covid-19. ”Kalau memang ada kebutuhan mendadak, pemerintah daerah bisa carter pesawat milik TNI. Intinya sekarang adalah selamatkan manusia,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku Ismael Usemahu mengatakan, belum ada opsi untuk penutupan akses penerbangan. Sejauh ini, penerbangan dari dan keluar Maluku di dalam wilayah Maluku masih dianggap perlu. Perkembangan kasus Covid-19 akan menjadi bahan evaluasi pemerintah terhadap mereka.
Hingga saat ini, kasus positif Covid-19 di Maluku sebanyak 14, satu di antaranya sudah sembuh. Pasien positif Covid-19 tersebar di Kota Ambon sebanyak 9 kasus, Kabupaten Maluku Tengah 3 kasus, dan Kabupaten Seram Bagian Barat 1 kasus. Adapun pasien dalam pengawasan sebanyak 12 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 102.