Hanyut di Saluran Air, Bocah 10 Tahun Ditemukan Meninggal
Rohid (10), warga Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Kota Bandar Lampung, yang hanyut hanyut di saluran air ditemukan meninggal pada Rabu (15/4/2020).
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Rohid (10), warga Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Kota Bandar Lampung, Lampung, yang hanyut di saluran air ditemukan meninggal pada Rabu (15/4/2020). Korban ditemukan pada jarak sekitar 3 kilometer dari lokasi awal korban hanyut.
Kepala Kepolisian Sektor Kedaton Komisaris (Pol) M Daud menuturkan, awalnya korban bersama dua temannya sedang bermain di saluran air di Jalan Soekarno-Hatta, Selasa (14/4/2020) petang, saat hujan deras. Saat mereka asyik bermain air, tiba-tiba debit air naik hingga menyeret tubuh korban.
”Teman-teman korban dapat menyelamatkan diri, tapi korban hanyut hingga ke aliran sungai,” kata Daud saat dihubungi dari Bandar Lampung, Rabu.
Polisi dan petugas SAR pertama kali mendapat laporan korban hanyut dari keluarga pukul 19.00. Saat itu, petugas langsung melakukan penyisiran hingga tengah malam. Namun, korban belum dapat ditemukan.
Teman-teman korban dapat menyelamatkan diri, tapi korban hanyut hingga ke aliran sungai. (Daud)
Rabu pagi, pencarian korban kembali dilanjutkan. Petugas SAR gabungan menyisir aliran sungai sejauh 3 kilometer. ”Korban akhirnya ditemukan di dekat kolam pemancingan ikan sekitar pukul 09.00,” katanya.
Deni Kurniawan dari Humas Basarnas Lampung menuturkan, jenazah korban langsung dievakuasi di RSUD Abdul Moeloek. Setelah divisum, jenazah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan oleh keluarga.
Sempat dihentikan
Menurut dia, pencarian sempat dihentikan pada Selasa karena hingga tengah malam tim SAR gabungan belum dapat menemukan korban. Kondisi cuaca yang hujan deras juga menyulitkan pencarian korban.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar Lampung Sutarno mengatakan, kasus hanyutnya anak di saluran air saat hujan deras bukan kali ini terjadi. Pada Januari 2020, seorang bocah 11 tahun juga ditemukan meninggal setelah hanyut di saluran air. Saat itu, korban hanyut hingga muara sungai yang berjarak sekitar 15 kilometer dari rumahnya.
Dia mengatakan, anak-anak rentan terpeleset dan tercebur di saluran air yang cukup dalam saat bermain air hujan tanpa pengawasan orangtua. Saat musim hujan, pihaknya kerap menerima laporan anak hanyut di saluran air atau sungai di Bandar Lampung.
Berdasarkan data BPBD Bandar Lampung, selama tiga tahun terakhir tercatat empat anak meninggal karena tercebur ke saluran air dan terseret arus. Untuk itu, Sutarno mengimbau masyarakat meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya saat bermain di luar rumah terlebih pada musim hujan. Intensitas hujan dapat mencapai lebih dari 100 mililiter per hari dapat membuat drainase dan sungai meluap dengan cepat dapat membahayakan nyawa.