Desa Peduli Gambut di Kalsel Turut Produksi Masker Kain
Sejumlah desa peduli gambut di Kalimantan Selatan menunjukkan peran aktifnya dalam menghadapi pandemi Covid-19. Mereka memproduksi masker kain untuk memenuhi permintaan masyarakat desa setempat dan sekitarnya.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Sejumlah desa peduli gambut di Kalimantan Selatan menunjukkan peran aktifnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 atau korona baru. Melalui kelompok usaha bersama, mereka memproduksi masker kain untuk memenuhi permintaan masyarakat desa setempat dan sekitarnya.
Enik Maslahah, Dinamisator Desa Peduli Gambut (DPG) di Provinsi Kalimantan Selatan, mengatakan, aktivitas pembuatan masker di beberapa DPG mulai dilakukan secara masif pada April ini. Kegiatan produksi masker dilakukan para perempuan di dalam kelompok usaha bersama, yang didampingi oleh Badan Restorasi Gambut (BRG).
”Kelompok usaha bersama di DPG itu digandeng oleh pemerintah desa yang sudah merealokasikan APBDes untuk produksi masker melalui program padat karya tunai,” kata Enik di Banjarmasin, Senin (13/4/2020).
Kelompok usaha bersama di DPG itu digandeng oleh pemerintah desa yang sudah merealokasikan APBDes untuk produksi masker melalui program padat karya tunai
Kegiatan produksi masker kain dilakukan oleh kelompok usaha bersama di DPG yang berada di Kabupaten Balangan dan Hulu Sungai Utara. Di Balangan, produksi masker dilakukan di Desa Tanah Habang Kanan dan Desa Teluk Karya, sedangkan di Hulu Sungai Utara dilakukan di Desa Darussalam, Sungai Namang, Pulantani, Tambak Sari Panji, Murung Panggang, dan Kaludan Kecil.
”Kelompok usaha bersama di beberapa DPG tersebut akan membuat 12.500 masker kain secara serentak. Mereka menggunakan mesin jahit bantuan dari pemerintah daerah dan juga BRG,” ujarnya.
Menurut Enik, mesin jahit yang digunakan untuk memproduksi masker adalah mesin jahit yang selama ini digunakan kelompok untuk membuat aneka barang kerajinan dari purun. Kelompok-kelompok itu langsung membentuk tim khusus pembuatan masker agar pesanan kerajinan purun tidak terganggu dan tetap berjalan untuk memenuhi target pemesanan.
”Dalam situasi sekarang ini, kami mendorong agar Desa-desa Peduli Gambut di Kalimantan Selatan, yang jumlahnya ada 36 desa, bergerak aktif menghadapi virus korona. Caranya, antara lain, dengan membentuk sukarelawan desa dan merealokasikan APBDes untuk padat karya tunai,” tuturnya.
Kepala Desa Pulantani Ibnu Atailah mengatakan, pihaknya sudah memesan masker kain sebanyak 550 lembar kepada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Berkat Ilahi, Pulantani. ”Kami merealokasikan APBDes untuk pengadaan masker melalui program padat karya tunai,” katanya.
Siti Rahmah (22), koordinator pembuatan masker KUBE Berkat Ilahi, mengatakan, kelompoknya yang beranggotakan 23 perempuan dan anak muda sudah biasa memproduksi berbagai model tas, dompet, tikar, dan aneka produk lainnya dari purun. ”Sekarang ini, karena ada permintaan, kami pun mencoba membuat masker dari kain sasirangan,” ujarnya.
Menurut Masniah (40), salah satu pengurus KUBE Berkat Jaya, Tanah Habang Kanan, kelompoknya yang beranggotakan tujuh orang telah memproduksi masker kain sasirangan untuk memenuhi permintaan warga desa setempat dan desa-desa sekitarnya di Kecamatan Lampihong. ”Masker kain yang kami buat juga dijual secara online (daring),” ujarnya.