Akses Masuk Surabaya Diperketat, Para Pengendara Diperiksa
Untuk mengurangi potensi penularan Covid-19 melalui transmisi lokal, Pemerintah Kota Surabaya memperketat pemeriksaan di akses-akses masuk ke Surabaya. Kendaraan dan identitas pengendara diperiksa.
Oleh
IQBAL BASYARI/AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Untuk mengurangi potensi penularan Covid-19 melalui transmisi lokal, Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, meningkatkan pemeriksaan kepada semua warga yang masuk ke wilayah tersebut. Warga yang masih beraktivitas diminta menjaga pembatasan fisik dan selalu mengenakan masker.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Senin (13/4/2020), mengatakan, pemeriksaan dilakukan di jalan raya, terminal, bandara, stasiun, dan pelabuhan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi penyebaran Covid-19. ”Pemeriksaan menjadi sangat penting untuk mengurangi transmisi lokal,” katanya.
Hingga Senin petang, tercatat ada 180 pasien positif Covid-19 di Surabaya. Jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya, jumlah itu bertambah 83 orang dalam sehari. Pasien positif baru ini berasal dari warga luar daerah dan luar negeri yang datang ke Surabaya serta jemaah di tempat ibadah.
Pemeriksaan dilakukan salah satunya di perbatasan Surabaya-Sidoarjo. Warga Karah, Kecamatan Jambangan, Surabaya, A Harto (41), mengatakan, saat menuju Surabaya dari Sidoarjo melalui Kawasan Industri SIER, kendaraannya diperiksa oleh petugas. Tim dari sejumlah organisasi perangkat daerah Kota Surabaya menyemprot mobil dan memeriksa suhu tubuh semua penumpang.
Di pos pemeriksaan itu, ada pemberitahuan bahwa kendaraan yang tidak bernomor polisi L akan menjalani pemeriksaan lebih ketat karena dianggap bukan warga yang berdomisili Surabaya. ”Saya juga ditanya mengenai keperluan ke Surabaya. Ketika saya menunjukkan KTP Surabaya, petugas mempersilakan untuk melanjutkan perjalanan,” kata Harto.
Di akses Jembatan Suramadu sisi Surabaya, selain menjalani pemeriksaan suhu, semua penumpang kendaraan wajib turun dan melintas di bilik sterilisasi. Pemeriksaan ini dilakukan setiap hari selama 24 jam oleh petugas yang berjaga secara bergantian.
Namun, model pemeriksaan yang cukup progresif seperti ini belum dilakukan di semua akses di Surabaya.
Namun, model pemeriksaan yang cukup progresif seperti ini belum dilakukan di semua akses di Surabaya. Di Bundaran Waru yang menjadi salah satu akses utama menuju Surabaya, warga tidak menjalani pemeriksaan. Warga hanya diberikan pilihan untuk penyemperotan disinfektan kendaraan.
”Saya menilai langkah yang ditempuh cukup baik karena tujuannya memutus rantai penularan Covid-19, tetapi pemeriksaan sebaiknya dilakukan secara menyeluruh di semua titik masuk agar lebih efektif,” kata Harto.
Selain memperketat pemeriksaan, Risma meminta semua warga menaati imbauan pembatasan fisik. Warga diminta tidak berkumpul karena berpotensi menjadi transmisi lokal. Dalam setiap aktivitas, warga diingatkan untuk selalu mengenakan masker. Ribuan masker kain telah dibagikan gratis di pasar, terminal, dan perkampungan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan, setiap sopir angkutan umum wajib mengenakan masker saat membawa penumpang. Pemeriksaan terhadap sopir dilakukan di 14 terminal di Surabaya. Semua penumpang juga harus melakukan pemeriksaan suhu tubuh sebagai langkah deteksi awal gejala Covid-19.
”Terkadang ada sopir yang tidak mengenakan masker meskipun sudah dibagikan gratis. Ini memang perlu kesadaran dan kami akan terus memastikan sopir mematuhi protokol yang sudah dibuat,” kata Irvan.