Laboratorium Balai Veteriner Bukittinggi Disiapkan untuk Uji Covid-19
Balai Veteriner Bukittinggi sedang menyiapkan laboratorium untuk membantu pengujian Covid-19 di Sumatera Barat.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Balai Veteriner Bukittinggi sedang menyiapkan laboratorium untuk membantu pengujian Covid-19 di Sumatera Barat. Balai tersebut juga tengah menunggu izin dari Kementerian Kesehatan agar bisa menguji sampel. Tambahan laboratorium pengujian itu diharapkan dapat memudahkan Sumbar dalam menangani pandemi Covid-19.
Kepala Balai Veteriner Bukittinggi Krisnandana, Minggu (12/4/2020), mengatakan, laboratorium (lab) balai memungkinkan untuk menguji sampel pasien terduga terjangkit Covid-19 karena punya peralatan yang sama dengan lab pengujian sampel Covid-19 yang telah beroperasi. Sumber daya manusia di balai juga sudah berpengalaman dalam menguji virus.
”Secara teknis, kami bisa karena tugas pokok dan fungsi kami sehari-sehari memang menguji virus. Kami punya alat PCR (polymerase chain reaction) realtime, sama dengan yang digunakan lab kesehatan untuk menguji Covid-19. Bedanya, kami biasanya menguji virus pada hewan, sedangkan Sars-CoV-2 virus pada manusia,” kata Krisnandana.
Krisnandana menjelaskan, keinginan membantu proses pengujian Covid-19 bermula dari kunjungan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno ke balai pada 3 April lalu. Selama ini, balai ikut membantu virus transpor media atau VTM untuk Lab Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), yang telah lebih dahulu menguji Covid-19. Sehabis kunjungan, Gubernur meminta agar Balai Veteriner Bukittinggi ikut membantu proses pengujian.
Menurut Krisnandana, Balai Veteriner Bukittinggi mempunyai dua alat PCR realtime. Dengan demikian, setidaknya balai bisa menguji sekitar 50 sampel per hari.
Meskipun berpengalaman menguji virus, lanjut Krisnandana, lab balai tetap harus menyesuaikan standar prosedur operasi dengan lab pengujian Covid-19. Balai sudah berdiskusi dengan Kepala Lab Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand Andani Eka Putra. Ada beberapa hal yang mesti disesuaikan lab balai, misalnya limbah dalam proses pengujian tidak boleh bercampur karena takut terjadi mutasi lagi pada virus tersebut.
Selain itu, sebelum beroperasi, tenaga di lab balai juga perlu bimbingan dan simulasi dari tim Lab Fakultas Kedokteran Unand. ”Kemudian, dalam operasionalisasinya, tetap ada pihak dari Lab Fakultas Kedokteran Unand mendampingi kami di sini. Ada supervisi. Sebab, otoritas bukan pada kami,” ujar Krisnandana.
Menurut Krisnandana, untuk beroperasi, balai masih menunggu izin dari Kementerian Kesehatan. Dalam proses perizinan, ada sinkronisasi peraturan terlebih dahulu karena Balai Veteriner Bukittinggi berada di bawah naungan Kementerian Pertanian, sedangkan wewenang pengujian Covid-19 berada di bawah Kemenkes. Sebelumnya, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan sudah menawarkan diri untuk membantu proses pengujian Covid-19.
Sembari menunggu proses perizinan, kata Krisnandana, balai sudah mulai menyiapkan dan menyesuaikan lab. Proses penataan sarana dan prasarana lab tersebut diperkirakan rampung pada pekan depan. ”Secara fisik, lab mungkin sudah selesai minggu depan. Adapun secara legal, kami masih menunggu,” kata Krisnandana.
Secara terpisah, Kepala Lab Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand Andani Eka Putra mengatakan, berdasarkan kesepakatan, Balai Veteriner Bukittinggi ikut membantu dalam hal pengujian. Sementara proses evaluasi, supervisi, dan pengumuman hasil tetap satu pintu melalui Lab Fakultas Kedokteran Unand.
Proses evaluasi, supervisi, dan pengumuman hasil tetap satu pintu melalui Lab Fakultas Kedokteran Unand.
Menurut Andani, Lab Balai Veteriner Bukittinggi punya kapasitas dalam pengujian Covid-19 dari segi peralatan ataupun sumber daya manusia. Proses pengujian virus hewan dan virus manusia tidak jauh berbeda. ”Yang perlu dijaga adalah jangan sampai limbah Sars-CoV-2 bercampur dengan limbah virus hewan. Agar tidak terjadi rekombinasi virus yang menimbulkan virus baru,” kata Andani.
Andani melanjutkan, sejak beroperasi pada 24 Maret lalu, Lab Fakultas Kedokteran Unand sudah menguji 885 sampel orang diduga mengidap Covid-19. Dalam sehari, lab bisa menguji maksimal 120-150 sampel.
Ditambahkan Andani, sejauh ini kendala dalam pengujian adalah ketersediaan reagen. Lab beberapa kali kehabisan reagen dan proses pemesanannya lama. Ia berharap pemerintah mengadakan kerja sama G to G dengan produsen reagen di luar negeri. Bahkan, kalau bisa, pemerintah langsung yang mengimpor.
”Dengan demikian, reagen bisa disuplai dalam jumlah besar. Sejauh ini masih dipesan lewat distributor. Proses pengimporan lama serta harga lebih mahal dan beragam. Saat ini ketersediaan reagen di lab kami tinggal untuk seminggu. Itu pun sudah kami pinjam ke Balai Veteriner Bukittinggi. Kalau tidak, mungkin kami tidak bisa bekerja,” ujar Andani.
Lab beberapa kali kehabisan reagen dan proses pemesanannya lama.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal mengatakan, Pemprov Sumbar sudah mengirimkan surat kepada Kemenkes agar mengizinkan Lab Veteriner Bukittinggi ikut menguji Covid-19. Pemprov berharap Kemenkes bisa segera memberikan izin.
Jasman melanjutkan, keberadaan lab pengujian di daerah sangat membantu dalam penanganan Covid-19. Dengan beroperasinya Lab Fakultas Kedokteran Unand sejak 24 Maret lalu, status pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (PDP) bisa segera diketahui. Dampaknya, penanganan terhadap mereka lebih efektif dan penelusuran potensi penularannya lebih cepat.
”Dengan beroperasinya Lab Veteriner Bukittinggi nanti, akan semakin banyak ODP yang bisa diperiksa sehingga cepat tahu positif atau negatifnya. Bagi yang negatif, bisa dipulangkan dan bergaul lagi di tengah masyarakat. Bagi yang positif, penanganannya lebih cepat dan orang yang pernah berkontak dengannya bisa cepat ditelusuri,” kata Jasman.