Iman akan Kebangkitan Tuhan Mampu Mengalahkan Covid-19
Iman akan kebangkitan Tuhan harus mampu mengalahkan pandemi Covid-19. Percaya kepada Tuhan, mestinya terealisasi juga dalam keyakinan dan kepercayaan akan imbauan pemerintah melawan virus korona
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS - Iman akan kebangkitan Tuhan harus mampu mengalahkan pandemic Covid-19. Percaya kepada Tuhan, mestinya terealisasi juga dalam keyakinan dan kepercayaan akan imbauan pemerintah melawan Covid-19. Virus korona yang datang menyerang manusia dalam senyap, untuk itu manusia harus percaya kepada kebangkitan Tuhan, jaga sambil membangun sikap solider dan semangat gotong royong satu sama lain.
Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang dalam misa Malam Paskah secara live streaming dari Gereja Katedral Kupang di Kupang, Sabtu (11/4/2020) mengatakan, saat ini semua aktivitas manusia terhenti seketika. Umat manusia seakan terhempas diterjang penyakit Covid-19. Pemerintah di seluruh dunia mengajak umat manusia menetap di rumah, karena manusia seakan terhempas oleh virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.
“Iman akan wafat dan kebangkitan Tuhan pada malam ini harus mampu mengalahkan maut, antara lain tampak melalui Covid-19. Inilah maut saat ini, secara nyata telah merenggut ribuan bahkan jutaan umat manusia. Maut itu tidak boleh mengalahkan iman kita orang Kristen yang percaya,”kata Turang.
Ia mengutip kalimat Muder Teresa Calcuta ,”jangan membiarkan diri Anda dipenuhi kesusahan, kepedihan, kepanikan, dan kegelisahan sampai melupakan kegembiraan akan Tuhan yang bangkit” pada malam hari ini. Tuhan bangkit dari maut, Tuhan mengalahkan segala-galanya, termasuk wabah jenis apa pun seperti Covid-19.
Iman akan wafat dan kebangkitan Tuhan pada malam ini harus mampu mengalahkan maut, antara lain tampak melalui Covid-19. Inilah maut saat ini, secara nyata telah merenggut ribuan bahkan jutaan umat manusia. Maut itu tidak boleh mengalahkan iman kita orang Kristen yang percaya(Petrus Turang)
Satu-satunya cara mengalahkan wabah ini yakni percaya kepada Tuhan, bertekun dalam doa, dan mengikuti protokol pemerintah bagaimana mencegah dan menanggulangi Covid-19. Protokol itu antara lain, berdiam di rumah masing-masing bersama seluruh anggota keluarga.
Saat kita berdiam dalam rumah, kita menyatukan kekuatan sebagai umat Tuhan. Berdiam dalam hening, bermeditasi dalam sepi, evaluasi diri, dan doa. Dalam situasi ini umat Kristiani akan menemui Tuhan, dan tertebus dari balada penderitaan apa pun.
Berdiam di dalam rumah, tidak jauh beda dengan sikap yang diambil para murid Yesus. Pasca kematian Yesus, mereka mengunci pintu rumah dan berdoa bersama, tanpa orang lain melihat atau mendengar. Saat para murid berkanjang dalam doa, di situ Yesus datang, memperkenalkan diri, “Jangan takut, Akulah ini,”.
Yohanes Penginjil secara sederhana menulis, “melihat dan percaya akan Tuhan yang bangkit dan memperkenalkan diri kepada para murid yang sedang ketakutan di dalam rumah”. Tuhan sendiri datang dan menyapa umat-Nya yang tak berdaya, ketakutan, panikj, dan bersembunyi dalam rumah.
Misa live streaming yang dipantau sekitar 4.000 orang itu, Turang mengatakan, Tuhan bangkit menemui umat manusia di saat yang tepat, yakni umat manusia takut terhadap pandemic Covid-19. Tuhan memberi semangat baru, yakni keyakinan akan keselamatan dari bahaya apa pun yang mengancam. Seperti tanaman tumbuh menuju terang matahari, orang yang percaya akan Tuhan memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat.
Tetap percaya
Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota saat memimpin misa malam Paskah melalui live streaming dari Gereja Katedral Ende mengajak umat beriman untuk tetap percaya dan beriman kepada Tuhan dalam situasi dan kondisi apa pun. Tuhan tetap menjaga umat manusia dalam situasi dan kondisi apa pun. Hanya manusia cenderung kurang percaya Tuhan dan mengandalkan kemampuan teknologi dan pengetahuan sendiri.
Kebangkitan Tuhan menegaskan iman dan kepercayaan kepada Tuhan. Jika Tuhan tidak tidak wafat dan bangkit, sia-sia saja semua tugas perutusan Tuhan selama masa hidup-Nya. Kebangkitan Tuhan ingin memberi pesan kepada manusia, penderitaan jenis apa pun termasuk serangan Covid-19, tidak akan mengalahkan kehendak Tuhan, yakni keselamatan umat manusia di dunia dan di surga.
Ia mengatakan, pandemi Covid-19 seperti serangan terhadap umat manusia dalam senyap. Manusia harus percaya kepada, selain membangun solidaritas umat manusia. Bangsa-bangsa saling membantu satu sama lain. Demikian pula, kita yang mampu, saatnya berbuat baik terhadap mereka yang membutuhkan uluran tangan kita.
Melalui media sosial, umat manusia saling memberi informasi cara menjaga, menghindar, dan merawat diri setelah terserang Covid-19. Ada pula yang meminta doa, dan melantunkan doa bagi mereka yang membutuhkan bantuan doa.
“Sisi lain dari pandemi Covid-19 ini, yakni tidak mungkin satu atau sekelompok manusia di dunia ini merasa serba bisa mengatasi persoalan hidup sendiri termasuk pandemi Covid-19. Setiap manusia saling membutuhkan, saling bertenggang rasa, dan bergotong royong meringankan beban hidup,”katanya.
Sikap solidaritas dan gotong royong ini bagian dari semangat Paskah Tuhan, yakni saling membutuhkan, dan saling mengasihi untuk menunjukkan kepada semua ciptaan Tuhan, bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan tertinggi dan termulia di muka bumi ini. Tuhan bangkit demi kemuliaan dan kehormatan umat manusia.