Uskup Mandagi: Jaga Kemurnian Hati di Tengah Pandemi Korona
Uskup Diosis Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC mengajak umat Katolik agar senantiasa menjaga kemurnian hati di tengah pandemi Covid-19 yang kini semakin meluas dan menebar ketakutan di seluruh dunia.
Oleh
frans pati herin
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Uskup Diosis Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC mengajak umat Katolik agar senantiasa menjaga kemurnian hati di tengah pandemi Covid-19 yang kini semakin meluas dan menebar ketakutan di seluruh dunia. Hati yang penuh dengan cinta kasih, solidaritas, dan saling memberi terhadap mereka yang membutuhkan diuji dalam masa sulit seperti ini.
Mandagi menyatakan hal itu dalam khotbah saat memimpin perayaan ekaristi Kamis Putih pada Kamis (9/4/2020) malam, kemudian ditegaskan kembali saat menjadi selebran dalam perayaan ekaristi Jumat Agung pada Jumat (10/4/2020) siang. Kedua perayaan ekaristi yang disiarkan daring melalui live streaming itu dilaksanakan di Katedral Santo Fransiskus Xaverius Kota Ambon, Maluku.
Tak ada umat yang hadir dalam perayaan ekaristi itu demi mencegah penularan virus korona baru yang merambat sangat cepat. Lewat tayangan, tampak Mandagi, dua pastor, petugas liturgi, dan teknisi yang menyediakan siaran langsung melalui Facebook dan Youtube. Umat yang mengikuti misa melalui dua saluran itu berjumlah ratusan orang.
Mandagi mengatakan, inti hidup beragama, terutama sebagai umat Katolik, adalah kasih yang sejati. Kasih sejati itu lahir dari hati yang jernih. Hati merupakan inti dari diri manusia. Hati yang jernih itu biasanya ada dalam diri manusia yang memberi ruang bagi Allah untuk berkarya. ”Ikutilah apa kata suara hati Anda,” ujar Mandagi.
Menurut Mandagi, di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, orang-orang kadang mengabaikan suara hati. Ada kecenderungan orang-orang mencari selamat diri sendiri, seperti memborong barang dalam jumlah banyak. Orang cenderung memikirkan diri sendiri dan keluarga. Sementara orang-orang miskin yang tidak memiliki uang semakin terpuruk. Kejernihan hati untuk berbuat kasih diuji.
Terkait mendengarkan suara hati, Mandagi memberi contoh yang dialami Yesus Kristus sebelum dihukum mati. Pontius Pilatus yang mengadili Yesus tahu betul bahwa Yesus tidak bersalah. Suara hati Pilatus berkata demikian. Namun, karena desakan imam-imam kepala dan orang Yahudi terlalu kuat, Pilatus goyah. Ditambah lagi ancaman akan kehilangan jabatan, Pilatus tidak mengikuti suara hatinya. Ia akhirnya menjatuhkan hukuman mati yang tidak adil kepada Yesus.
Terlepas dari kecenderungan negatif, Mandagi melihat masih banyak orang tetap berbuat kasih. Ia mengapresiasi banyak orang dengan berbagai cara terus membantu orang miskin di tengah pandemi ini. Tindakan solidaritas tersebut harus dicontoh. Secara khusus pula, Mandagi mendoakan tim medis yang terus bekerja menyelamatkan para pasien yang terinfeksi virus korona. Para pasien juga didoakan agar kembali pulih.
Pastor Paroki Santo Fransiskus Xaverius Katedral Ambon RD Patrisius Angwarmas mengatakan, perayaan ekaristi akan terus disiarkan melalui live streaming selama pekan suci, mulai dari Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, hingga Minggu Paskah. Semua perayaan itu dipimpin oleh Mandagi. ”Jadwal perayaan ekaristi dapat dilihat pada dinding akun media sosial kami,” katanya.
Patrisius mengatakan, bagi umat Katolik yang menginginkan doa khusus, dapat menyampaikan kepada ketua rukun untuk diteruskan kepada dirinya. Doa dan harapan secara khusus itu akan didaraskan dalam perayaan ekaristi. Umat diminta untuk tetap tinggal di rumah.
Umat Katolik di berbagai rumah mengikuti perayaan ekaristi dengan khidmat. Mereka duduk menghadap tempat doa yang dibuat di setiap kamar keluarga atau ruang tamu. Ada patung, salib, dan berbagai peralatan rohani Katolik serta lilin yang terus menyala sepanjang perayaan ekaristi berlangsung.
”Ada kerinduan untuk mengikuti perayaan ekaristi di gereja. Kerinduan itu sangat besar. Saat mengkuti perayaan ini lewat live streaming, sering kali air mata jatuh. Semoga badai ini segera berlalu sehingga kita bisa kembali lagi berdoa di rumah Tuhan,” kata Yanti Samangun, umat Katolik, melalui pesan singkat.