Pemudik Dominasi Kasus Covid-19 di Kabupaten Magelang
Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, belum menetapkan kasus Covid-19 di wilayahnya sebagai kejadian luar biasa. Pertimbangannya, sebagian besar korban meninggal dunia adalah pemudik yang tinggal di daerah lain.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sekalipun sudah delapan pasien dalam pengawasan meninggal dunia, Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, belum menetapkan kasus Covid-19 di wilayahnya sebagai kejadian luar biasa. Pertimbangannya, sebagian besar korban meninggal bukan warga yang sehari-hari tinggal di Kabupaten Magelang.
”Tujuh dari delapan korban meninggal dunia adalah pemudik yang sehari-hari tinggal dan bekerja di luar kota dan luar negeri. Dengan kondisi itu, apakah positif ataupun negatif Covid-19, penyakit pemicu kematiannya dipastikan dari luar Kabupaten Magelang,” tutur Wakil Bupati Magelang Edi Cahyana, Jumat (10/4/2020).
Delapan korban meninggal dunia itu belum terdeteksi positif atau negatif Covid-19. Hasil laboratorium atas uji sampel yang diambil lewat usap tenggorok dari sejumlah pasien dalam pengawasan (PDP) belum diterima. Sebagian PDP bahkan belum sempat menjalani uji usap.
Edi mengatakan, pemudik sekarang ini mendominasi jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan PDP. Berdasarkan data yang dihimpun pada Kamis (9/4/2020), jumlah ODP terdata sebanyak 350 orang, sementara jumlah PDP terdata 86 orang.
Menjelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, Edi mengatakan, aliran kedatangan pemudik menjadi hal yang tidak mungkin dihindari. Selain karena mereka masih memiliki identitas sebagai warga Kabupaten Magelang, pihaknya tidak bisa melakukan apa-apa. Daerah tempat para pemudik bekerja juga tidak mengeluarkan instruksi atau larangan untuk bepergian.
Menyikapi kondisi tersebut, Edi mengatakan, desa-desa di Kabupaten Magelang pun siaga mengantisipasi penularan Covid-19 dengan pengawasan dan pemeriksaan ketat terhadap pemudik. Selain memeriksa suhu tubuh dan membuat bilik desinfektan, banyak desa memberlakukan aturan bagi pemudik untuk mengisolasi diri, serta pemeriksaan kesehatan melibatkan bidan desa atau puskesmas.
Kendati tidak menetapkan status kejadian luar biasa, Edi mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan mengatasi kasus Covid-19 di Kabupaten Magelang. Tidak sekadar mengandalkan tiga rumah sakit yang ada di Kota Magelang, Pemkab Magelang juga menyiapkan Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan dan satu rumah sakit baru, RSUD Merah Putih, sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19.
”RSUD Merah Putih saat ini siap menyediakan lebih dari 100 tempat tidur untuk penderita,” ujarnya.
Tidak sekadar mengandalkan tiga rumah sakit yang ada di Kota Magelang, Pemkab Magelang juga menyiapkan Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan dan satu rumah sakit baru, RSUD Merah Putih, sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi mengatakan, sejak Maret hingga 9 April 2020, terdata 44 PDP, yang kondisinya membaik dan sudah dinyatakan sembuh.
Jumlah total PDP di Kabupaten Magelang terdata sebanyak 86 orang. Selain 44 orang yang kondisinya sudah membaik dan 8 orang yang meninggal dunia, terdapat 34 PDP yang masih dirawat di rumah sakit.
Menghadapi situasi seperti sekarang, Nanda mengatakan, pihaknya terus berupaya mengingatkan warga mengamankan diri sendiri dari risiko penularan Covid-19. Caranya, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat, tinggal di rumah, serta tidak berada di kerumunan atau keramaian.