Selama menghadapi wabah penyakit Covid-19, PHDI Bali dan MDA Bali imbau krama Bali bederma.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali bersama Majelis Desa Adat Provinsi Bali mengimbau seluruh krama (warga) Bali untuk berdana punia, atau bederma, selama pandemi Covid-19. PHDI Bali dan Majelis Desa Adat juga mengimbau warga mengikuti imbauan pemerintah, termasuk mengurangi aktivitas di luar rumah apabila tidak ada kepentingan mendesak.
Imbauan bersama PHDI Bali dan MDA Bali itu disampaikan Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana bersama Bandesa Agung (Ketua) MDA Bali Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet seusai rapat bersama pengurus PHDI Bali dan MDA Bali di Kantor Sekretariat PHDI Provinsi Bali, Kota Denpasar, Rabu (8/4/2020). Dalam paruman atau rapat itu juga disepakati rencana pelaksanaan ritual, antara lain upacara peneduh jagat, pada Rabu (22/4) yang bertepatan dengan tilem (bulan mati) sasih kadasa (bulan ke-10 sesuai kalender Bali).
”Secara niskala berdoa dan memohon berkah agar alam segara terbebas dari wabah, termasuk penyakit Covid-19,” kata Sudiana. ”Kami juga mengimbau masyarakat, bagi yang mampu agar berdana punia, memberikan secara ikhlas, berupa masker, hand sanitizer, atau barang lainnya kepada masyarakat yang tidak mampu akibat terdampak wabah penyakit Covid-19 ini,” tutur Sudiana.
Adapun rapat bersama yang diikuti pengurus PHDI Bali, perwakilan PHDI dari kabupaten dan kota di Bali, dan pengurus MDA Bali juga membahas rencana sipeng, atau pembatasan aktivitas ke luar rumah yang diberlakukan bagi seluruh krama desa adat di Bali, dalam upaya mencegah penyebaran penyakit Covid-19. Namun, rencana pembatasan aktivitas ke luar rumah itu disepakati dibatalkan dengan pertimbangan sudah ada imbauan pembatasan fisik dan pembatasan sosial dari pemerintah.
”Setelah mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak dan dengan sudah adanya imbauan pemerintah, perihal sipeng itu tidak jadi dilaksanakan,” kata Putra Sukahet. Adapun ritual upacara pemahayu dan peneduh jagat pada Rabu (22/4), menurut Putra Sukahet, tetap dilaksanakan di setiap desa adat dan persembahyangan di masing-masing merajan (pura keluarga).
Dalam rapat itu, Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Bali Brigadir Jenderal (Pol) I Wayan Sunartha menyatakan, semua pihak, termasuk kepolisian dan tentara, bersama-sama berupaya mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit Covid-19. Upaya penanganan dan penanggulangan penyakit Covid-19, menurut Sunartha, mengacu pada protokol kesehatan dan peraturan yang berlaku. Sunartha juga menyarankan PHDI Bali maupun MDA Bali juga mempertimbangkan imbauan pemerintah terkait prosedur dan langkah penanggulangan penyakit Covid-19.
Dalam konferensi persnya di Denpasar, Rabu malam, Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan, Pemerintah Provinsi Bali membiayai operasional rumah sakit khusus Covid-19, yakni di RS Universitas Udayana di Kabupaten Badung. Adapun rumah sakit rujukan di Bali ada di 11 rumah sakit, termasuk di RSUP Sanglah, Denpasar.
Koster juga menyatakan Pemprov Bali juga sudah menyediakan tempat karantina di empat lokasi, antara lain gedung UPTD Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Bali.
Adapun mengenai perkembangan kasus penyakit Covid-19 di Bali hingga Rabu (8/4), Koster menyampaikan terdapat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak enam orang sehingga jumlah kasus positif Covid-19 secara kumulatif sebanyak 49 kasus. Sebanyak 28 orang masih dirawat di rumah sakit dan 19 pasien lainnya sudah sembuh. Hingga saat ini, jumlah kematian terkait penyakit Covid-19 di Bali masih sebanyak dua kasus.
Koster mengatakan, pekerja migran Indonesia asal Bali yang pulang ke Bali masih berdatangan. Pemprov Bali sudah menyiapkan langkah penanganan, mulai dari ketibaan para pekerja migran Indonesia asal Bali itu di bandara sampai penyiapan tempat karantina. ”Saya mengambil kebijakan, semua yang pulang dari luar negeri itu harus mengikuti rapid test sehingga segera diketahui kondisinya,” kata Koster.
Koster menyatakan ketersediaan alat periksa cepat (rapid test) ataupun peralatan kesehatan penanganan penyakit Covid-19 lainnya, misalnya alat pelindung diri dan masker, masih mencukupi. Pemprov Bali juga menggerakkan para pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Bali untuk menggalang pengadaan masker secara bergotong royong.
Secara terpisah, pihak Pemerintah Kota Denpasar melalui Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar kembali membagikan masker ke warga, khususnya kepada para pedagang di pasar. Rabu (8/4), pihak K3S Kota Denpasar memberikan 1.689 helai masker kepada pedagang dan pegawai pasar di Pasar Badung, Kota Denpasar. Adapun masker itu dikumpulkan K3S Kota Denpasar dari para donatur melalui Gerakan 10.000 Masker.
Adapun jajaran Polda Bali bersama Bhayangkari Daerah Bali mendonasikan 5 ton beras dan 3.600 bungkus minyak goreng untuk dibagikan kepada warga melalui masing-masing kepolisian resor (polres) di Bali. Dalam keterangan pers dari Polda Bali, Rabu, disebutkan bantuan logistik tersebut menjadi bentuk kepedulian Polda Bali dalam upaya bersama menanggulangi dampak wabah penyakit Covid-19.