Petani Tembakau Diminta Fokus pada Tanaman Pangan di Tengah Pandemi Covid-19
Memasuki musim tanam, petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, diminta fokus pada tanaman pangan. Tujuannya, mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan jika wabah Covid-19 berkepanjangan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Memasuki musim tanam, petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, diminta fokus pada tanaman pangan. Tujuannya, mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan jika wabah Covid-19 terus berkepanjangan.
”Dengan mempertimbangkan situasi saat ini, petani diharap mampu menahan diri tidak menanam tembakau dan beralih ke tanaman pangan,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung Masrik Amin Zuhdi, Selasa (7/4/2020).
Dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung, 16 kecamatan di antaranya adalah sentra tembakau. Luas areal tanaman tembakau saat setiap musim tanam berkisar 15.000-16.000 hektar per tahun. Mengacu rutinitas tahunan, April menjadi awal dimulainya musim tanam tembakau.
Selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri, fokus pada tanaman pangan ini dirasa diperlukan untuk mendukung dan membantu pemenuhan kebutuhan pangan di daerah terlanda krisis Covid-19. Apalagi, di tengah Covid-19, tata dagang tembakau dan rokok tak sebaik tahun sebelumnya.
Sejumlah pabrik rokok memastikan akan tetap membeli tembakau Temanggung. Namun, karena perdagangan dan distribusi terdampak Covid-19, pembelian tembakau diperkirakan akan berkurang 10-20 persen dibandingkan sebelumnya.
Untuk mendorong minat menanam tanaman pangan tersebut, Masrik mengatakan, pemerintah memberikan bantuan benih padi untuk ditanam di 2.000 hektar sawah di tahun ini. Bantuan benih untuk 1.000 hektar sawah didapatkan dari bantuan pemerintah pusat, sedangkan 1.000 hektar lainnya didapatkan dari bantuan Pemkab Temanggung.
Dalam setahun, luas areal tanaman padi di Kabupaten Temanggung terdata mencapai 28.000 hektar. Namun, menurut Masrik, tanaman pangan tidak melulu padi. Ada jenis lain, seperti jagung dan berbagai jenis umbi-umbian.
Fokus pada tanaman pangan ini dirasa diperlukan untuk mendukung dan membantu pemenuhan kebutuhan pangan di daerah terlanda krisis Covid-19.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Agus Parmuji mengatakan, petani tidak bisa sembarangan diminta beralih ke tanaman pangan. Alasannya, di banyak daerah di Kabupaten Temanggung, tanaman yang cocok ditanam di lahan kering dan minim hujan di tengah kemarau hanya tembakau. Dengan kondisi tersebut, minat petani menanam tembakau diprediksi akan tetap tinggi.
Agus mengatakan, pihaknya pun sudah mendengar informasi bahwa tahun ini, sejumlah pabrik rokok akan mulai mengurangi pembelian tembakau. Namun, dia berharap, pembelian tetap dilakukan untuk menyerap tembakau lokal dan bukan tembakau impor.
Di tengah kondisi sekarang, Agus mengatakan, pemerintah diharapkan tetap memperhatian kelangsungan aktivitas pertanian tembakau serta kehidupan petani tembakau.
”Tembakau tidak boleh dilupakan karena di tengah situasi seperti sekarang, DBHCHT (dana bagi hasil cukai hasil tembakau) juga tetap bisa dimanfaatkan sebagai dana untuk penanggulangan wabah Covid-19,” ujarnya.