ABK Positif Covid-19, KM Lambelu dengan Ratusan Penumpang Tertahan di Perairan Maumere
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melarang kapal motor milik PT Pelni, Lambelu, bersandar di Dermaga Laurens Say, Maumere, Sikka, NTT, setelah tiga anak buah kapal itu positif Covid-19.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
MAUMERE, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melarang kapal motor milik PT Pelni, Lambelu, bersandar di Dermaga Laurens Say, Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur, setelah tiga anak buah kapal itu ditemukan positif terinfeksi Covid-19. Ratusan penumpang yang merupakan warga Sikka, Flores Timur, dan Lembata pun tertahan di dalam kapal.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sikka, Martina Pali, di Maumere, Selasa (7/4/2020), mengatakan, kapal motor (KM) Lambelu membawa sekitar 255 penumpang dari Makassar menuju Pelabuhan Lorens Say, Maumere. Sesuai jadwal pelayaran, kapal itu bersandar di Maumere, Senin (6/4/2020) pukul 21.00 Wita.
Akan tetapi, sebelum kapal itu sandar, sudah beredar video di media sosial. Video itu menyebutkan Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 di Nunukan, Kalimantan Utara, menemukan ada empat penumpang KM Lambelu dari Makassar ke Nunukan ditemukan positif Covid-19. ”Keempat orang itu sudah turun di Nunukan. Kalau ada penumpang positif, kemungkinan anak buah KM Lambelu pun positif. Atas kecurigaan itu, dilakukan pemeriksaan terhadap anak buah kapal oleh tim medis di Maumere,” ucap Martina.
Pemeriksaan dilakukan secara acak karena peralatan terbatas sehingga tidak semua ABK diambil sampel darahnya untuk diperiksa.
Selasa (7/4/2020) sekitar pukul 08.00 Wita, tim medis dari Maumere bersama anggota tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Sikka menuju kapal untuk melakukan pemeriksaan terhadap 22 anak buah kapal (ABK). Pemeriksaan dilakukan secara acak karena peralatan terbatas sehingga tidak semua ABK diambil sampel darahnya untuk diperiksa. Saat itu kapal berlabuh sekitar 2 mil (3,7 kilometer) dari Dermaga Maumere.
Hasil pemeriksaan melalui sistem rapid test diketahui, tiga orang positif terinfeksi Covid-19. Tiga orang itu meliputi seorang petugas kantin kapal dan dua anak buah kapal (ABK).
Atas hasil itu, Pemkab Sikka kemudian berkoordinasi dengan Gubernur NTT dan Kepala Dinas Kesehatan NTT. Pemprov NTT memutuskan KM Lambelu tidak diperkenankan bersandar di Dermaga Lorens Say, mengingat peralatan, fasilitas kesehatan, dan alat pelindung diri di Rumah Sakit Umum Daerah TC Hillers terbatas.
Karena kapal dilarang bersandar, sekitar lima penumpang pria, Selasa sore, meloncat dari dalam kapal, berusaha berenang menuju pelabuhan. Hal ini dilakukan karena mereka merasa bosan berada di dalam kapal yang sudah dekat dengan pelabuhan. Mereka berhasil diselamatkan kapal nelayan.
Tokoh masyarakat Sikka, Lamber Purek, menyayangkan langkah kapten kapal yang nekat menjalankan kapal tanpa mengikuti prosedur tetap (protap) pencegahan Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah. Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 di Nunukan, Kalimantan Utara, telah menemukan empat penumpang KM Lambelu positif terinfeksi Covid-19, tetapi kapal tetap jalan ke Maumere.
”Itu berarti ABK Lambelu, termasuk fasilitas dan body kapal pun terindikasi positif terinfeksi dan terkontaminasi virus. Mengapa pihak Lambelu tidak segera mengambil tindakan melakukan pemeriksaan terhadap ABK saat di Nunukan dan membersihkan kapal itu dengan disinfektan sebelum menaikkan penumpang di Nunukan,” kata Purek.
KM Lambelu memiliki rute perjalanan pergi-pulang (PP) Nunukan-Tarakan- Pantolan (Donggala)-Balikpapan-Parepare-Makassar-Maumere-Kupang. Sebanyak 255 penumpang yang turun di Maumere itu merupakan warga Kabupaten Sikka, Flores Timur, dan Lembata.
Menurut Purek, tindakan Kapten KM Lambelu dan ABK yang membawa penumpang asal NTT dari daerah terinfeksi Covid-19 masuk wilayah NTT sangat disayangkan. Langkah itu bisa menularkan Covid-19 ke NTT, bahkan seluruh wilayah Indonesia.
Belum ada keputusan final soal itu.
”Semestinya setiap penumpang naik dan turun termasuk barang bawaan disemprot dengan disinfektan. Kapal pun demikian. Sebelum penumpang naik, seluruh bagian kapal dibersihkan dengan disinfektan serupa. Di dalam kapal pun disiapkan sabun dan air untuk cuci tangan. Meski kegiatan itu mengganggu jadwal kapal, kapal sehat dan penumpang aman dari Covid-19,” kata Purek.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 NTT Marius Jelamu mengatakan, belum ada keputusan final soal itu. Namun, secara pribadi ia mengusulkan agar semua penumpang kapal mandi bersih, kemudian turun dari dalam kapal tanpa busana. Ini demi keselamatan jutaan warga NTT. Mereka tidak perlu malu.
Sampai di pelabuhan, mereka mandi lagi, kemudian mengenakan pakaian yang disiapkan keluarga atau Pemkab Sikka. Mereka dikarantina 14 hari sambil menjalani pemeriksaan. Sementara barang-barang bawaan dari dalam kapal disemprot dengan disinfektan, kemudian dibawa masuk pelabuhan.
Selanjutnya, kapal itu tidak boleh mengangkut penumpang lagi. Jika kapal ingin membawa penumpang, seluruh ruangan atau bagian kapal disemprot dengan disinfektan. Penumpang pun diberi masker dan sarung tangan sebelum naik kapal. ABK yang positif Covid-19 diisolasi dan dirawat di Maumere.
Ia pun mengusulkan agar masyarakat NTT yang saat ini berada di luar NTT tidak perlu terburu-buru pulang NTT. Setelah suasana pandemi Covid-19 berlalu, mereka boleh pulang kampung.
Wakil Bupati Flores Timur Agus Payong Boli mengatakan, pihaknya telah melarang kapal laut, feri, dan pesawat masuk Larantuka. Penumpang bus, sopir truk, dan penumpang kendaraan pribadi yang datang dari arah Flores Barat ke Larantuka wajib diperiksa sesuai dengan protap pencegahan Covid-19.