Warga Miskin Baru di Jateng Didata, Termasuk Korban PHK
Pemprov Jateng data warga kategori miskin baru yang ekonominya terdampak pandemi Covid-19. Sementara itu, Pemkot Semarang menggratiskan rusunawa, retribusi bagi PKL, dan diskon bagi pelanggan PDAM.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mendata warga yang terdampak wabah Covid-19 dan masuk kategori warga miskin baru. Mereka adalah warga yang akibat pandemi tidak lagi bekerja atau terkena pemutusan hubungan kerja.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Kota Semarang, Senin (6/4/2020), mengatakan, jaring pengaman sosial untuk warga terdampak Covid-19 terus dikoordinasikan dengan pemerintah kota dan kabupaten. Langkah ini termasuk sinkronisasi data dengan Kementerian Sosial.
”Sekarang yang kami hitung adalah warga yang masuk kategori miskin baru. Mereka tak bisa kerja lagi, seperti terkena PHK. Kabupaten/kota diminta bantu mendaftar sehingga ada (data) yang sinkron. Dengan demikian, jaring pengaman sosial ini nantinya tak tumpang-tindih,” kata Ganjar.
Sebelumnya, Pemprov Jateng telah menyiapkan anggaran Rp 1,4 triliun untuk penanganan wabah. Sebagian besar dana dialokasikan untuk 1,8 juta warga miskin. Bantuan sosial diberikan Rp 200.000 per orang per bulan untuk tiga bulan berturut-turut.
Pemberdayaan masyarakat juga akan ada pada program 35 juta masker. Program itu menjadi simbolisasi bahwa 35 kabupaten/kota di Jateng serempak memproduksi masker besar-besaran. Program ini melibatkan seluruh penjahit, pengusaha konfeksi, balai latihan kerja, hingga para pedagang kain.
Program ini melibatkan seluruh penjahit, pengusaha konfeksi, balai latihan kerja, hingga para pedagang kain.
”Kalau dihitung, membuat 35 juta masker akan membuat ekonomi Jateng bergerak. Berapa jumlah BLK di Jateng, usaha ibu-ibu PKK, konfeksi, maupun yang tidak memiliki usaha (yang bisa bergerak)? Selain itu, nantinya tolong bisa ditaati, pakai masker buatan sendiri dari kain, yang N95 untuk tenaga medis,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengambil sejumlah kebijakan guna mengurangi beban warga di tengah wabah Covid-19. Di antaranya, penggratisan rumah susun sewa atau rusunawa sebanyak 27 menara di tujuh lokasi di Kota Semarang.
”Kami gratiskan, setidaknya selama tiga bulan ke depan. Kalau berikutnya tidak ada penurunan (Covid-19 belum mereda), bisa kami teruskan. Namun, kami prediksi Juni sudah mereda. Selain itu, pedagang kaki lima (PKL) juga dibebaskan dari retribusi,” kata Hendrar.
Pemkot Semarang juga memberikan keringanan sebesar 20 persen kepada seluruh pelanggan PDAM di Kota Semarang.
Selain itu, Pemkot Semarang juga memberikan keringanan sebesar 20 persen kepada seluruh pelanggan PDAM di Kota Semarang. Kebijakan berlaku bagi pelanggan niaga maupun rumah tangga untuk pemakaian April hingga Juni.
Hendrar menuturkan telah merelokasi APBD 2020 sebesar Rp 76 miliar untuk penanganan Covid-19. ”Mari putus rantai penyebaran wabah ini dengan di rumah saja, jangan ketemu siapa-siapa dulu. Dengan upaya bersama, semoga (wabah) ini segera berakhir,” katanya.
Sementara itu, pada Senin ini, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) memberikan bantuan sejumlah alat pelindung diri, seperti coverall, pelindung sepatu, dan hand sanitizer, untuk Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang dan Rumah Sakit Tentara (RST) Semarang.
Pengurus Kagama Jateng, Kartika Rina, mengatakan, penyerahan bantuan itu hasil penggalangan dana yang melibatkan banyak pihak, juga lewat Kagama Care. ”Penyerahan juga dilakukan untuk RS-RS di sejumlah daerah terdampak Covid-19. APD ini kami berikan juga untuk berbagai puskesmas dan RS swasta,” katanya.
Ganjar, yang merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Kagama, menuturkan, bantuan dari Kagama sudah didistribusikan ke 11 provinsi, antara lain Jateng, Jabar, DIY, DKI Jakarta, Bali, Lampung, dan Kalbar. ”Ini tanda cinta dan semangat dari anak-anak bangsa, untuk saling membantu,” katanya.
Hingga Sabtu (4/4) pukul 21.00 telah terkumpul Rp 407,2 miliar dari hasil penggalangan dana Kagama. Realisasi penyaluran antara lain hand sanitizer, masker, baju coverall, pelindung sepatu, pelindung wajah, sarung tangan, dan kacamata google.