Penumpang Kereta Api di Daop Jember Turun 29 Persen
PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 9 Jember mencatat terjadi penurunan penumpang hingga 29 persen pada Maret 2020 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu akibat pandemi Covid-19.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 9 Jember mencatat terjadi penurunan penumpang hingga 29 persen pada Maret 2020 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Salah satu faktor kuat yang menyebabkan penurunan jumlah penumpang itu adalah pandemi Covid-19. Penurunan jumlah penumpang diprediksi masih terus terjadi hingga April dan Mei.
Vice President PT KAI Daop 9 Jember Agus Barkah menyatakan hal itu dalam pernyataan pers yang diterima Kompas di Banyuwangi, Kamis (2/4/2020). ”Pandemi virus Covid-19 berdampak pada menurunnya jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi kereta api. Penurunan jumlah penumpang paling signifikan terjadi pada Maret 2020,” ungkapnya.
PT KAI Daop 9 Jember mencatat, pada 2019 terdapat 214.775 penumpang yang menggunakan layanan kereta api pada Maret 2019. Sementara pada Maret 2020, jumlah penumpang pengguna layanan kereta api hanya 151.686 orang atau turun 29 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Berbeda dengan bulan Maret, penumpang yang menggunakan layanan kereta api pada Januari dan Februari 2020 justru mengalami kenaikan apabila dibandingkan pada periode yang sama tahun 2019. Kendati demikian, jika ditotal selama periode triwulan I, jumlah penumpang tahun 2020 sebesar 7,43 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019.
”Kami mencatat jumlah penumpang turun 564.351 penumpang jika dibandingkan dengan periode yang sama pada triwulan 1 tahun lalu. Peningkatan penumpang pada bulan Januari dan Februari tidak bisa menambal dalamnya penurunan yang terjadi pada Maret tahun ini,” tutur Agus.
PT KAI memprediksi tren penurunan jumlah penumpang yang diangkut masih akan terjadi dua bulan ke depan.
PT KAI memprediksi tren penurunan jumlah penumpang yang diangkut masih akan terjadi dua bulan ke depan. Pada April 2020, PT KAI Daop 9 Jember memprediksi akan mengangkut sebanyak 169.464 penumpang, atau menurun 24 persen jika dibandingkan tahun 2019 yang dapat mencapai 223.833 penumpang. Adapun pada Mei 2020 diprediksi hanya ada 157.350 penumpang atau menurun 12 persen jika dibandingkan pada periode sebelumnya, yakni sebanyak 178.197 penumpang.
Penurunan jumlah penumpang yang mencapai hampir 30 persen pada Maret serta prediksi penurunan jumlah penumpang pada April dan Mei itu membuat PT KAI Daop 9 Jember membatalkan operasional empat KA keberangkatan dari Daop 9 Jember mulai 1-30 April 2020.
Terkait dengan mewabahnya virus Covid-19 di Indonesia, PT KAI telah mengeluarkan aturan pengembalian tiket 100 persen bagi penumpang yang ingin membatalkan tiketnya pada periode 23 Maret hingga 29 Mei 2020. Sejak ditetapkan aturan tersebut, jumlah pembatalan tiket melonjak drastis.
Pada bulan Maret, jumlah pembatalan tiket mencapai 15.612 pembatalan. ”Jumlah itu meningkat 276 persen apabila dibandingkan dengan bulan Februari yang hanya 4.155 pembatalan,” ucap Agus.
Pembatalan tiket dengan pengembalian bea 100 persen juga berlaku bagi penumpang empat KA yang dibatalkan operasinya mulai 1 April hingga 30 April 2020. PT KAI mengimbau agar masyarakat melakukan pembatalan tiket secara daring menggunakan aplikasi KAI Access.
Adapun empat perjalanan kereta api yang dikurangi ialah Mutiara Timur Siang relasi Ketapang-Surabaya Gubeng yang berangkat pukul 09.00, Logawa relasi Jember-Purwokerto yang berangkat pukul 05.45, Pandanwangi relasi Ketapang-Jember yang berangkat pukul 09.30, dan Pandanwangi relasi Jember-Ketapang yang berangkat pukul 14.00.
Manajer Humas PT KAI Daop 9 Jember Mahendro Trang Bawono mengatakan, jadwal yang dibatalkan adalah kereta api yang memiliki jadwal alternatif atau kereta alternatif. Dengan demikian, penumpang memiliki pilihan jadwal keberangkatan lain jika tetap memutuskan untuk berangkat.
Salah satu yang merasakan dampak pengurangan jadwal keberangkatan ini ialah Ahmad Suudi (30), warga Banyuwangi yang kerap ke Jember untuk urusan pekerjaan menggunakan kereta api. Dengan pengurangan ini, ia mengaku harus lebih mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan.
”Saya biasa melakukan perjalanan secara mendadak. Biasanya kalau pagi hari merasa ada keperluan untuk ke Jember, saya akan berangkat siang hari. Namun, dengan pembatasan perjalanan seperti saat ini, saya harus merencanakannya minimal satu hari sebelumnya,” tutur Suudi.
Suudi mengatakan, dirinya biasa menggunakan KA Pandanwangi Ketapang-Jember pukul 09.30. Dengan adanya pengurangan ini, bila hendak ke Jember, ia harus menggunakan kereta pukul 19.00. ”Ya, mau tidak mau saya harus menginap. Saya maklum dengan kondisi ini karena saat ini lagi rawan karena penyebaran Covid-19,” tuturnya.