Lima mahasiswa dari kampus Muhammadiyah di Jawa Timur bermain sepak bola di pulau sedimentasi Kalimas di dekat Jembatan Pemuda, Surabaya, Sabtu (14/3/2020).
Oleh
Ambrosius Harto Manumoyoso
·4 menit baca
Lima mahasiswa dari kampus Muhammadiyah di Jawa Timur bermain sepak bola di pulau sedimentasi Kalimas di dekat Jembatan Pemuda, Surabaya, Sabtu (14/3/2020). Sebuah aksi kritik terhadap kondisi Kalimas, terusan Kali Brantas yang paling hilir itu.
Tahun depan, Surabaya besar kemungkinan jadi salah satu tuan rumah Piala Dunia U-20. Delta dadakan itu, jika belum dikeruk, bisa saja dipakai untuk lapangan sepak bola. Aliran sungai bisa untuk rekreasi. Sindiran yang secubit, tetapi nyelekit.
Anggota Dewan Pembina Ikatan Keluarga Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jawa Timur Ali Yusa pernah mengatakan, sedimentasi Kalimas amat memberatkan sehingga sungai tersebut tak bisa dimanfaatkan optimal. Dari sejumlah survei, sedimentasi di Kalimas sepanjang 18 kilometer dari Jagir ke Tanjung Perak mencapai 1,35 juta meter kubik. Kedalaman Kalimas 0-1 meter di beberapa lokasi yang belum dikeruk sehingga endapan lebih tinggi daripada permukaan air.
Brantas menopang kehidupan lebih dari 20 juta warga atau separuh populasi provinsi.
Sedimentasi itu memaksa Pemerintah Kota Surabaya bekerja keras dalam program pengerukan rutin sehari-hari. Pendangkalan Kalimas dipengaruhi laju erosi dan material endapan serta limbah rumah tangga yang dialirkan ke sungai dari hulu sampai hilir. Kalimas adalah terusan Kali Surabaya yang bercabang di Wonokromo. Kalimas bermuara di Tanjung Perak, sedangkan terusan lain Kali Surabaya, yakni Kali Jagir, bermuara di Wonorejo, keduanya di Selat Madura. Kali Surabaya terusan dari Sungai Brantas sejak bercabang di Mojokerto.
Percabangan lain Sungai Brantas di Mojokerto adalah Kali Porong. Brantas merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo. Hulunya berada di Bumiaji, Batu. Brantas sepanjang 320 kilometer memiliki daerah aliran sungai seluas 11.800 kilometer persegi atau seperempat wilayah Jatim. Brantas menopang kehidupan lebih dari 20 juta warga atau separuh populasi provinsi sekaligus 60 persen produksi pertanian dan pangan Jatim.
Brantas juga merupakan pusat peradaban klasik Jatim sejak abad ke-8. Brantas ditakdirkan sebagai nyawa Jatim bersama dengan sungai terpanjang di Jawa, yakni Bengawan Solo. Bengawan Solo turut melintasi Jatim di Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, lalu bermuara di Gresik.
Pencemaran
Anugerah mahabesar keberadaan kedua sungai itu tidak diimbangi upaya pelestarian yang signifikan. Sungai Brantas, menurut survei Lembaga Kajian Ekologi dan Lahan Basah (Ecoton), setiap tahun menjadi tempat pembuangan sekitar 1.000 ton popok bekas. Itu baru popok, belum limbah lain. Bengawan Solo juga menjadi tong sampah raksasa meskipun belum ada survei komprehensif seperti di Brantas.
Sejak lama sudah ada program penanganan di Bengawan Solo dan Brantas. Akan tetapi, program itu masih bertitik berat pada pengendalian ancaman banjir, seperti membangun tanggul, waduk, sodetan, embung, dan pintu air. Hingga kini, pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota yang dilalui Bengawan Solo dan Brantas dinilai belum menerapkan teknologi mutakhir untuk penanganan pencemaran. Jika hujan, gelontoran air mendorong berbagai limbah itu ke muara, memindahkan masalah ke pesisir.
Koordinator IndoWater CoP Risma Darmawanti mengatakan, Brantas dan Bengawan Solo merupakan habitat bagi keanekaragaman hayati bernilai ekologi dan ekonomi. Kali Surabaya yang melintasi Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya ini menyediakan layanan rekreasi, produk air, dan sumber daya air. Di kali yang sama, hasil penelitian yang beberapa kali dipublikasikan menyebut, ada pencemaran mikroplastik.
Senyawa penyusun mikroplastik diyakini berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan sehingga harus ada kebijakan pengelolaannya.
”Dari berbagai penelitian, mikroplastik dari limbah sampah, termasuk popok bekas, sudah ditemukan dalam usus dan feses manusia,” ujar Risma. Polutan dalam mikroplastik dapat mengganggu reproduksi, sistem endokrin, pencernaan, dan ekspresi gen atau menjurus ke mutasi. Dosen Teknik Lingkungan Universitas Airlangga, Nita Citrasari, menambahkan, pencemaran patut jadi perhatian serius.
Ini karena Kali Surabaya bagian dari Brantas itu sumber baku mutu PDAM Surya Sembada Kota Surabaya yang punya 3,2 juta pelanggan. ”Senyawa penyusun mikroplastik diyakini berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan sehingga harus ada kebijakan pengelolaannya,” katanya.
Di masa terkini, ancaman penyakit akibat lingkungan tak bersih, warga yang kurang bisa menjaga kebersihan diri dan tempat hidupnya, juga datang dari pandemi Covid-19. Angka nasional hingga Senin (30/3/2020) sudah mencapai 1.414 orang positif Covid-19 dan 122 orang meninggal.
Brantas Tuntas
Menyadari pentingnya Brantas, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mencoba mengolaborasikan program Brantas Tuntas dalam kuliah kerja nyata kampus-kampus negeri di Jatim yang diluncurkan akhir tahun lalu. Brantas melewati 17 daerah atau separuh wilayah provinsi dengan 38 kabupaten/kota.
Para mahasiswa diminta menjadi motor penggerak masyarakat untuk secara rutin membersihkan dan menjaga kelestariannya. Namun, yang juga perlu diingat, di sepanjang Brantas ada sekitar 150 industri besar sektor manufaktur, kertas, makanan, minuman, dan logam. Itu di luar ratusan industri mikro, kecil, menengah.
Ditengarai, sebagian pengelola industri itu masih menjadikan Brantas sebagai tempat untuk membuang limbahnya. Penegakan hukum yang berkali-kali ditempuh belum membuat jera. Nasib Bengawan Solo pun diyakini tak jauh berbeda dengan Brantas. Duh!