logo Kompas.id
NusantaraBeban Pantura Tak Diimbangi...
Iklan

Beban Pantura Tak Diimbangi Daya Dukung Lahan dan Tata Ruang

Guru Besar Ilmu Lingkungan Undip Sudharto P Hadi menjelaskan, banjir di pantura terjadi karena saat curah hujan tinggi, air yang mengalir di permukaan, yakni air larian, tak dapat meresap sempurna ke dalam tanah.

Oleh
GREGORIUS MAGNUS FINESSO
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9HUHIrRLmwYguxYJI8EZUY3NKQM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2Faa1b5423-6ef4-452a-b49c-2c7d0d8e03d8_jpg.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Warga menerobos banjir di Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (26/2/2020). Meskipun banjir di kota tersebut perlahan surut, di beberapa titik dengan permukaan rendah masih terendam hingga 40 sentimeter.

Buruknya daya dukung lahan dan perencanaan tata ruang yang semrawut menyebabkan bencana banjir terus melanda pesisir pantai utara Pulau Jawa. Beban pembangunan infrastruktur, permukiman, dan industri yang terpusat di pantura tak diimbangi tata kelola hidrologi yang baik.

Pakar hidrologi Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Robert Kodoatie, di Kota Semarang, Rabu (26/2/2020), mengatakan, banjir di pesisir utara, seperti Pekalongan, Kendal, Demak, dan Pemalang, dipicu penataan tata ruang yang buruk. Ia menyoroti aturan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) daerah yang tak memasukkan unsur tata kelola air.

Editor:
nelitriana
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000