Keraton Kasepuhan dan Mal-mal di Cirebon Tutup Sementara
Keraton Kasepuhan dan sejumlah mal di Kota Cirebon, Jawa Barat, terpaksa ditutup sementara untuk pengunjung. Keputusan ini demi mengantisipasi meluasnya penyebaran Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Keraton Kasepuhan dan sejumlah mal di Kota Cirebon, Jawa Barat, terpaksa ditutup sementara untuk pengunjung. Keputusan ini demi mengantisipasi meluasnya penyebaran coronavirus disease 2019 atau Covid-19.
Area Keraton Kasepuhan, termasuk Museum Pusaka dan Dalem Agung Pakungwati, mulai ditutup untuk umum, Senin (30/3/2020) hingga Rabu (8/4/2020). Mulai Kamis (9/4/2020) hingga dua pekan ke depan keraton yang berusia sekitar 500 tahun itu baru akan kembali dibuka.
”Ini untuk pemeliharaan dan hanya melayani permintaan tugas studi tingkat akhir mahasiswa hingga S-3 serta penelitian terkait keraton. Lalu, ditutup lagi pada 24-30 April,” ujar Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, Minggu (29/3/2020), di Cirebon.
Keraton Kasepuhan terletak di Jalan Kasepuhan, sekitar 4 kilometer dari pusat pemerintahan Kota Cirebon. Keraton ini menjadi destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi pada 2018, yakni 166.077 wisatawan. Saat akhir pekan, belasan bus memadati parkiran keraton.
Namun, kunjungan wisatawan berangsur menurun seiring penyebaran wabah Covid-19 di Tanah Air, termasuk Kota Cirebon. Menurut dia, kunjungan pada Maret hanya sekitar 4.000 orang. Padahal, dalam kondisi normal, kunjungan wisatawan mencapai 15.000 sampai 20.000 per bulan. Apalagi, pemerintah meminta masyarakat menerapkan pembatasan sosial, yakni bekerja, beribadah, dan belajar dari rumah.
”Semoga setelah 30 April kondisi membaik. Kalau tidak, kami akan evaluasi lagi untuk membuka atau menutup keraton. Kami imbau kepada peziarah agar bersabar dan pemerintah memperhatikan masyarakat kecil yang terdampak. Tiga bulan ini mereka sudah kerepotan,” ujar Sultan Arief.
Selain Keraton Kasepuhan, Grage Mall dan Grage City Mall juga menutup sementara kegiatan operasional mulai 1 hingga 14 April atau hingga penyebaran Covid-19 mereda. Meski demikian, gerai supermarket, foodmart, dan apotek tetap beroperasi untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok dan obat-obatan masyarakat.
Gerai-gerai tersebut harus memenuhi protokol kesehatan pelayanan publik, seperti menyediakan wastafel dan cairan antiseptik. Petugas juga akan mengukur suhu tubuh setiap pengunjung. Jika ditemukan ada yang demam, pengunjung diminta memeriksa kesehatannya.
”Kebijakan ini merupakan langkah kami untuk mendukung pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus korona jenis baru. Ini semata-mata demi kenyamanan, keamanan, dan kesehatan semua pihak,” ujar Ratu Sukmayani, perwakilan Grage Group.
Sebelumnya, sejak 21 Maret, Pemerintah Kota Cirebon telah menutup sementara tempat hiburan, seperti karaoke dan panti pijat, untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru. Penutupan dilakukan hingga Covid-19 di Cirebon mereda.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon Wandi Sofyan mengatakan, pihaknya sudah mengimbau destinasi wisata untuk menghentikan sementara kegiatannya, termasuk atraksi seni dan budaya. ”Kondisi ini pasti berimbas pada target kami menggaet 2 juta wisatawan tahun ini. Akan tetapi, ini bencana global, bukan hanya Cirebon,” ujarnya.
Hingga kini belum ada kasus positif Covid-19 di kota seluas 37 kilometer persegi tersebut. Seorang pasien tercatat dalam pengawasan yang dirawat di ruangan isolasi. Namun, jumlah orang dalam pemantauan terkait Covid-19 mencapai 123 orang. Padahal, pekan lalu, masih berkisar 40 orang.