Pemkot Denpasar Pasang Dua Bilik Penyemprot Disinfektan Otomatis di Pasar Badung
Pemerintah Kota Denpasar, Bali, melengkapi Pasar Badung, Kota Denpasar, dengan dua bilik penyemprot disinfektan otomatis yang disumbangkan Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Indonesia, Denpasar.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pemerintah Kota Denpasar, Bali, melengkapi Pasar Badung, Kota Denpasar, dengan dua bilik penyemprot disinfektan otomatis yang disumbangkan Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Indonesia, Denpasar. Pemkot Denpasar berencana memasang bilik disinfeksi serupa di pasar-pasar lain di Kota Denpasar untuk mencegah penyebaran virus korona baru, terutama bagi karyawan pasar, pedagang, dan masyarakat yang berbelanja ke pasar.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Denpasar Dewa Gede Rai menerangkan, Pemkot Denpasar melalui Satuan Tugas Penanggulangan Virus Corona Disease (Covid-19) Kota Denpasar berupaya memutus mata rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 dengan berbagai cara, termasuk penyemprotan disinfektan di tempat umum dan area publik.
”Pasar menjadi tempat yang masih ramai didatangi orang meskipun sudah diberlakukan pembatasan interaksi guna mengantisipasi penularan penyakit Covid-19,” kata Dewa Rai kepada Kompas, Sabtu (28/3/2020).
Lantaran kondisi tersebut, menurut Dewa Rai, Pemkot Denpasar berusaha mencegah dan mengurangi risiko penyebaran penyakit Covid-19 di lingkungan pasar, yakni dengan menerapkan langkah disinfeksi terhadap setiap orang yang masuk ke lingkungan pasar.
Pasar menjadi tempat yang masih ramai didatangi orang meskipun sudah diberlakukan pembatasan interaksi guna mengantisipasi penularan penyakit Covid-19.
Dua bilik disinfeksi otomatis buatan STIKI Indonesia, Denpasar, dipasang di dua akses masuk dan keluar gedung Pasar Badung. Setiap orang, baik pedagang, pekerja di pasar, maupun calon pembeli, diharuskan memasuki bilik penyemprotan disinfektan sebelum masuk ke gedung pasar. Adapun di pintu-pintu masuk gedung pasar lainnya, pihak pengelola Pasar Badung menempatkan petugas penyemprot disinfektan yang menggunakan alat penyemprot manual.
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Sewaka Dharma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata menyebutkan, pihaknya sudah mengupayakan sejumlah cara untuk mengurangi interaksi langsung antarorang, termasuk antara pedagang dan konsumen, dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Langkah itu antara lain menerapkan belanja aneka kebutuhan pokok secara dalam jaringan (daring).
Wiranata juga mengatakan, pihaknya sedang mengkaji rencana pembatasan jam buka pasar, khususnya di 16 pasar yang dikelola Perumda Pasar Sewaka Dharma Kota Denpasar, termasuk Pasar Badung dan Pasar Kumbasari yang lokasinya berdampingan. ”Kami melihat animo masyarakat masih cukup besar untuk datang ke pasar,” kata Wiranata ketika ditemui di Pasar Badung, Kota Denpasar, Sabtu.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus SARS-CoV-2 karena adanya mobilitas orang di pasar, ujar Wiranata, pemerintah menjalankan prosedur disinfeksi dengan menyiapkan petugas penyemprot disinfektan mulai dari pintu masuk areal parkir dan pintu masuk pasar. Mereka juga menyediakan sejumlah tempat mencuci tangan di kawasan Pasar Badung dan Pasar Kumbasari.
”Kami berencana memasang bilik penyemprotan disinfektan otomatis ini di semua pasar yang dikelola Perumda,” kata Wiranata.
Sensor
Bilik disinfeksi otomatis buatan STIKI Indonesia itu menggunakan teknologi sensor sehingga cairan disinfektan disemprotkan ketika ada orang di tengah bilik tersebut. Perwakilan STIKI Indonesia, Robert Wijaya, menyatakan, bilik disinfektan itu merupakan bentuk kepedulian kampus atas merebaknya Covid-19. Mereka menghibahkan dua bilik disinfeksi otomatis itu ke Pemkot Denpasar sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.
”Kawan-kawan di STIKI Indonesia tergerak untuk berbuat sesuatu dalam kondisi seperti saat ini,” kata Robert dari tim Humas STIKI Indonesia ketika ditemui di Pasar Badung. ”Hasilnya adalah bilik penyemprotan disinfektan yang dilengkapi sensor ini,” lanjutnya.
Dimensi bilik disinfeksi buatan STIKI Indonesia itu berukuran 2 meter x 1,20 meter x 1,20 meter. Bilik berupa model tertutup dengan penutup dari plastik. Terdapat dua alat semprot di bagian dalam bilik dan satu alat sensor juga di bagian dalam bilik. Agar penyemprotan disinfektan itu maksimal, setiap orang dianjurkan untuk memutar badannya minimal satu kali selama berada di bilik.
Inovasi serupa, yakni membuat peralatan penyemprot disinfektan otomatis, juga dikerjakan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara, Denpasar, sejak beberapa waktu lalu. Peralatan penyemprot disinfektan otomatis buatan STMIK Primakara berbentuk gerbang yang dilengkapi lima alat penyemprot.
Setelah dikenalkan purwarupanya pada Sabtu (21/3/2020), peralatan penyemprot disinfektan otomatis berteknologi sensor dan internet of things (IoT) STMIK Primakara, Denpasar, sudah dipesan sejumlah pihak, termasuk pemerintah daerah di Bali.
Pembatasan
Sementara itu, Gubernur Bali I Wayan Koster dalam wawancara langsung yang ditayangkan TVRI, Sabtu sore, menyatakan, Pemerintah Provinsi Bali mengimbau penundaan rencana memasuki Bali atau keluar dari wilayah Bali selama masa siaga darurat bencana wabah penyakit Covid-19. Imbauan itu dinyatakan sebagai upaya mengendalikan risiko penyebaran penyakit Covid-19 di Bali dan juga ke luar Bali.
Koster mengatakan, Bali belum menerapkan langkah penutupan wilayah, baik secara lokal maupun di wilayah Bali, karena Bali mengikuti arahan dan kebijakan pemerintah pusat. Bali dinyatakan masih terbuka dan tidak ada penutupan bandara dan pelabuhan.
Namun, dalam upaya mengurangi risiko penyebaran penyakit Covid-19, ujar Koster, Pemprov Bali menjalankan upaya pembatasan aktivitas warga di luar rumah dan juga keluar rumah, termasuk dengan membatasi keluar atau masuk Bali. ”Kami belum melakukan lockdown,” kata Koster dalam wawancaranya dengan TVRI.
Dalam upaya menangani penyakit Covid-19, lanjutnya, Pemprov Bali bersama Universitas Udayana sedang menyiapkan Rumah Sakit Universitas Udayana di Kabupaten Badung sebagai rumah sakit khusus penanganan penyakit Covid-19. RS Unud sebagai rumah sakit khusus itu akan digunakan sebagai tempat perawatan pasien dengan status dalam pengawasan ataupun pasien positif Covid-19. ”Kami sedang menyiapkan,” kata Koster.